Berhenti sejenak dari kegiatan rutin untuk menimba
kekuatan baru adalah hal yang penting bagi kesehatan jiwa dan raga. Sebagai
realisasi kegiatan medior untuk menyegarkan kembali semangat pengabdi-an
dan panggilan hidup bakti diadakanlah kegiatan “Day Off”. Kegiatan ini
tidak hanya semata-mata “Off” dari
rutinitas saja tetapi juga diisi dengan input menarik dari Sr. Stefani, SSpS
dan Sr. Ludivica, SSpS. Tema yang disajikan adalah “Rahmat Peziarahan Tengah Umur dalam Komu-nitas Interkultural”
Kegiatan ini diselenggarakan dua gelombang
mengingat jumlah yang cukup banyak. Gelombang
pertama tanggal 17-19 April 2015 diikuti 39 Medior sedangkan gelombang dua
tanggal 19-21 April diikuti 26 Medior di Rumah
Retret St. Martha Dharmaningsih.Adapun rangkaian kegiatan
terurai sebagai berikut:
Pada awal pertemuan diadakan kesepakatan mengenai
jadual kegiatan selama dua hari dengan pembagian kelompok. Sebagai rangkaian
doa pembukaan para suster diajak untuk
mengamati berbagai warna war-ni bunga dan
mengambil satu tangkai bunga yang mengesan dan menarik bagi masing-masing
pribadi kemudian merenungkan dan mensyeringkannya dalam kelompok yang dipandu
oleh Sr. Stefani SSpS
Berikutnya Sr. Ludovica, SSpS mensye-ringkan
oleh-oleh hasil pertemuan di Nemi mengenai “Interculturality”,
bahwa inter-culturality
dipahami sebagai lebih dari hidup bersama dan lebih dari lintas budaya (cross culture). Pada kesempatan ini para suster juga diajak
untuk menyeringkan pengalaman dengan refleksi penuntun hal-hal yang membuat
bahagia dan menantang dalam komunitas intercultural.
Lebih lanjut juga disyeringkan ketika seseorang
belajar mengenai interculturality bagaimana seseorang memasuki kebun orang lain
(entering someone’s else garden), belajar
seperti anak kecil (learning like a child) dan melepaskan sepatu yang saya
pakai (taking off one’s shoes). Apa yang bisa dilakukan di kebun oang lain
adalah dengan berdialog, bersikap kenabian dan interculturality sebagai tempat
untuk memperkaya pengalaman. Terlebih bila berhadapan dengan konflik para
suster juga diajak bagaimana mengatasinya.
Siang hari Para Suster Medior diberi kesempatan
untuk mengekspresikan diri melalui memasak dan menyiapkan tempat, melihat
dinamika masing-masing pribadi bagaimana mengatasi konflik yang nampak dalam
kelompok masing-masing sesuai tugas yang dipercayakan: ada yang menyiapkan
warung, menyiapkan aneka minuman, aneka
sayuran dan lauk pauk. Selanjutnya makan siang bersama dalam suasana penuh
sukacita.
Perjalanan
Emaus
Sore hari Sr. Stefani, SSpS memandu pertemuan
terkait dengan tema “Rahmat Peziarahan Tengah Umur dalam Komunitas
Interkultural” dengan mengajukan pertanyaan: Apa
pendapat Suster Medior mengenai Suster
Yunior dan Suster Senior? Apa pendapat Suster Yunior dan Suster Senior mengenai
Suster Medior? Sr. Stefani, SSpS mengajak para peserta untuk berdiri sesuai
jenjang kaul mulai dari kaul termuda sampai tertua sampai deret yang panjang
dan menyanyikan lagu “Jalan Serta Yesus”
sebagai lambang sebuah peziarahan hidup panggilan religius.
Setelah
makan malam dilanjutkan dengan doa malam Taize, sejenak bersama Allah dalam
keheningan diiringi pendarasan lagu-lagu Taize, dalam keheningan batin meletakan
hati dan budi hanya kepada Sang Pemberi Kehidupan. Para Suster diajak
menyalakan lilin-lilin kecil yang melam-bangkan
penyerahan diri dan jawaban akan cinta Allah yang nyata.
|
Hari berikutnya, sebelum memasuki pertemuan
selanjutnya Sr. Ludovica, SSpS mengajak peserta untuk mengungkapkan perasaan
yang muncul selama proses yang sudah berjalan. Pada umumnya Para Suster Medior
merasa bersyukur, bahagia, damai, tenang dan bangga sebagai SSpS, semakin
dikuatkan, diperkaya, diteguhkan, berani menerima perbedaan, menjadi perpanjang-an
tangan dalam menghadirkan Allah dalam kegembiraan, makin bertumbuh sesuai
bobot, mengalami proses partum-buhan dan ada
peluang untuk bertumbuh karena Allah sungguh mencintai.
Pertemuan terakhir Sr. Stefani, SSpS menyampaikan
tahun 2015 sebagai tahun hidup bakti sebagaimana dicanangkan oleh Bapa Suci
Fransiskus dan menyampaikan 8 tahap perkembangan psikososial atau krisis yang
dapat dialami oleh manusia sesuai tahap perkembangannya.
1.
Tahap
kepercayaan versus kecurigaan
2.
Tahap
Otonomi versus perasaan malu-malu dan ragu-ragu
3.
Tahap
Inisiatif versus kesalahan
4.
Tahap
Kerajinan versus Inverioritsas
5.
Tahap
Identitas versus Kekacauan Identitas
6.
Tahap
Keintiman versus Isolasi
7.
Tahap
Generatifitas versus Stagnasi
8.
Tahap
Integritas versus Keputusasaan.
Sr. Stefani, SSpS
juga menyajikan Kerajaan Allah dengan ilustrasi
pertumbuhan biji kacang yang mengalami proses panjang untuk dapat menghasilkan
buah yang berkelimpahan
dan diakhiri dengan Perjalan-an
Emaus sebagai kesimpulan peziarahan dalam menjalani panggilan hidup mengikuti
Yesus sebagaimana para Murid-Nya.
Rangkaian doa penutup, para suster dibagi dalam
kelompok sesuai kaul untuk mengungkapkan rasa
syukur sesuai kreativitas masing-masing. Para Suster Medior gelom-bang
pertama menampilkan:
§
Kelompok
kaul kekal muda dari 1-6 tahun menyajikan lagu “Masa Muda” dengan gerakan
§
Kelompok
kaul kekal dari 7-11 tahun menampilkan gerak dan lagu ekspresif
berjudul “Happy Ya Ya Ya” yang sudah diubah sesuai konteks.
§
Kelompok
kaul kekal 12-16 tahun mengekspresikan diri melalui tarian meditatif dengan
iringan musik “Adoramuste Domine”
§
Kelompok
kaul kekal 17-22 tahun menampilkan tarian meditatif dengan lagu “Sungai
Mengalir Tiada Hentinya”
§
Kelompok
kaul kekal 23 tahun keatas dengan tenang dan sederhana menyanyikan
lagu “Hiduplah Allah Tri-tunggal” dan
masing-masing meng-ungkapkan siapakah Yesus bagiku?
Sedangkan gelombang kedua:
§
Kelompok
kaul kekal 1-8 tahun muda menampilkan drama meditatif dan lagu “Lembaran Baru”
§
Kaul
kekal 9-12 tahun menyajikan drama meditatif dan lagu “Rejoice in The Lord”
§
Kaul
kekal 13-20 tahun bersyukur dengan gerak dan lagu “Suster Misi”
§
Kaul
medior puncak lebih dari 20 tahun menyanyikan lagu “May The Holy Triune God”
Sebagai ritus penutup Sr. Ludovica SSpS menyiapkan
sayuran pahit lambang tantangan yang
harus dihadapi dalam peziarahan hidup
panggilan untuk dibagikan dan saling memberikan berkat satu sama lain yang
saling menguatkan.
Pada penghujung kegiatan Sr. Gisela, SSpS
menyampaikan rasa terima kasih mewakili Para Suster Medior peserta Day Off
gelombang
1 kepada dua narasumber Sr. Stefani, SSpS dan Sr. Ludovica, SSpS yang dengan
setia dan penuh semangat berbagi pengalaman dan
pengetahuan.
Pemberian kartu ucapan terima kasih disampaikan oleh
Sr. Maria Justina, SSpS. Ines SSpS juga diberi kesempatan untuk
menyampaikan rasa syukur atas terselesai-nya kegiatan “Day Off” gelombang satu. Sr. Ines,
SSpS sungguh merasakan kehadiran Roh
Kudus yang menyemangati dan menghidupi Para Suster Medior sebagaimana
dialami Para Murid Yesus di Emaus. Dua hal penting yang digaris bawahi oleh Sr.
Ines, SSpS adalah sepahit apapun
kehidupan tetaplah berjalan bersama Yesus dan sesama
seperjalanan ada-lah
sahabat bagi kita, teman bagi kita untuk curhat dan tampil apa adanya seperti yang terungkap dalam lagu ‘Jalan serta Yesus’. Kita
diajak untuk saling mengingatkan satu sama lain dan dipanggil untuk menjadi
sahabat bagi yang lain.
Sedangkan dalam gelombang 2,
ucapan terima kasih disampaikan oleh Sr. Anna Wahyuli SSpS dan pemberian
kenangan oleh Sr. Yosefa SSpS. Pada kesempatan itu Sr. Magdalena, SSpS juga
mengucapkan terima kasih atas doa dan cinta pada hari bahagia yakni ulang
tahunnya pada tanggal 21 April yang
bertepatan dengan Hari Kartini.
Semoga dengan kegiatan “Day Off “ ini para Suster Medior semakin semangat dalam
menghayati panggilan hidup bakti dengan sukcita, bersyukur akan masa lalu,
bersemangat menjalani hidup saat ini dan berani merangkul masa depan dengan
penuh harapan.
Sr. Calista SSpS
Infokom Edisi 44, Mei 2015
No comments:
Post a Comment