PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Tuesday, June 30, 2015

Day Off Medior: Rahmat Peziarahan Tengah Umur dalam Komunitas Interkultural






Berhenti sejenak dari kegiatan rutin untuk menimba kekuatan baru adalah hal yang penting bagi kesehatan jiwa dan raga. Sebagai realisasi kegiatan medior untuk menyegarkan kembali semangat pengabdi-an dan panggilan hidup bakti diadakanlah kegiatan “Day Off”.  Kegiatan ini tidak hanya semata-mata “Off” dari rutinitas saja tetapi juga diisi dengan input menarik dari Sr. Stefani, SSpS dan Sr. Ludivica, SSpS. Tema yang disajikan adalah “Rahmat Peziarahan Tengah Umur dalam Komu-nitas Interkultural”


 
 


Kegiatan ini diselenggarakan dua gelombang mengingat jumlah yang cukup banyak. Gelombang pertama tanggal 17-19 April 2015 diikuti 39 Medior sedangkan gelombang dua tanggal 19-21 April diikuti 26 Medior di Rumah Retret St. Martha Dharmaningsih.Adapun rangkaian kegiatan terurai sebagai berikut:

Pada awal pertemuan diadakan kesepakatan mengenai jadual kegiatan selama dua hari dengan pembagian kelompok. Sebagai rangkaian doa pembukaan para suster diajak untuk mengamati berbagai warna war-ni bunga dan mengambil satu tangkai bunga yang mengesan dan menarik bagi masing-masing pribadi kemudian merenungkan dan mensyeringkannya dalam kelompok yang dipandu oleh Sr. Stefani SSpS 

Berikutnya Sr. Ludovica, SSpS mensye-ringkan oleh-oleh hasil pertemuan di Nemi mengenai “Interculturality”, bahwa inter-culturality dipahami sebagai lebih dari hidup bersama dan lebih dari lintas budaya (cross culture).  Pada kesempatan ini para suster juga diajak untuk menyeringkan pengalaman dengan refleksi penuntun hal-hal yang membuat bahagia dan menantang dalam komunitas intercultural.

Lebih lanjut juga disyeringkan ketika seseorang belajar mengenai interculturality bagaimana seseorang memasuki kebun orang lain (entering someone’s else garden), belajar seperti anak kecil (learning like a child) dan melepaskan sepatu yang saya pakai (taking off one’s shoes). Apa yang bisa dilakukan di kebun oang lain adalah dengan berdialog, bersikap kenabian dan interculturality sebagai tempat untuk memperkaya pengalaman. Terlebih bila berhadapan dengan konflik para suster juga diajak bagaimana mengatasinya.

Siang hari Para Suster Medior diberi kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui memasak dan menyiapkan tempat, melihat dinamika masing-masing pribadi bagaimana mengatasi konflik yang nampak dalam kelompok masing-masing sesuai tugas yang dipercayakan: ada yang menyiapkan warung, menyiapkan aneka minuman, aneka sayuran dan lauk pauk. Selanjutnya makan siang bersama dalam suasana penuh sukacita.   

 Perjalanan Emaus


Sore hari Sr. Stefani, SSpS memandu pertemuan terkait dengan tema “Rahmat Peziarahan Tengah Umur dalam Komunitas Interkultural” dengan mengajukan pertanyaan: Apa pendapat Suster Medior mengenai Suster Yunior dan Suster Senior? Apa pendapat Suster Yunior dan Suster Senior mengenai Suster Medior? Sr. Stefani, SSpS mengajak para peserta untuk berdiri sesuai jenjang kaul mulai dari kaul termuda sampai tertua sampai deret yang panjang dan menyanyikan lagu “Jalan Serta Yesus” sebagai lambang sebuah peziarahan hidup panggilan religius.

Setelah makan malam dilanjutkan dengan doa malam Taize, sejenak bersama Allah dalam keheningan diiringi pendarasan lagu-lagu Taize, dalam keheningan batin meletakan hati dan budi hanya kepada Sang Pemberi Kehidupan. Para Suster diajak menyalakan lilin-lilin kecil yang melam-bangkan penyerahan diri dan jawaban akan cinta Allah yang nyata.
Hari berikutnya, sebelum memasuki pertemuan selanjutnya Sr. Ludovica, SSpS mengajak peserta untuk mengungkapkan perasaan yang muncul selama proses yang sudah berjalan. Pada umumnya Para Suster Medior merasa bersyukur, bahagia, damai, tenang dan bangga sebagai SSpS, semakin dikuatkan, diperkaya, diteguhkan, berani menerima perbedaan, menjadi perpanjang-an tangan dalam menghadirkan Allah dalam kegembiraan, makin bertumbuh sesuai bobot, mengalami proses partum-buhan dan ada peluang untuk bertumbuh karena Allah sungguh mencintai.

Pertemuan terakhir Sr. Stefani, SSpS menyampaikan tahun 2015 sebagai tahun hidup bakti sebagaimana dicanangkan oleh Bapa Suci Fransiskus dan menyampaikan 8 tahap perkembangan psikososial atau krisis yang dapat dialami oleh manusia sesuai tahap perkembangannya.

1.        Tahap kepercayaan  versus kecurigaan
2.        Tahap Otonomi versus perasaan malu-malu dan ragu-ragu
3.        Tahap Inisiatif versus kesalahan
4.        Tahap Kerajinan versus Inverioritsas
5.        Tahap Identitas versus Kekacauan Identitas
6.        Tahap Keintiman versus Isolasi
7.        Tahap Generatifitas versus Stagnasi
8.        Tahap Integritas versus Keputusasaan.

Sr. Stefani, SSpS juga menyajikan Kerajaan Allah dengan ilustrasi pertumbuhan biji kacang yang mengalami proses panjang untuk dapat menghasilkan buah yang berkelimpahan dan diakhiri dengan  Perjalan-an Emaus sebagai kesimpulan peziarahan dalam menjalani panggilan hidup mengikuti Yesus sebagaimana para Murid-Nya.

Rangkaian doa penutup, para suster dibagi dalam kelompok sesuai kaul untuk mengungkapkan rasa syukur sesuai kreativitas masing-masing. Para Suster Medior gelom-bang pertama menampilkan:

§    Kelompok kaul kekal muda dari 1-6 tahun menyajikan lagu “Masa Muda” dengan gerakan
§    Kelompok kaul kekal dari 7-11 tahun menampilkan gerak dan lagu ekspresif berjudul “Happy Ya Ya Ya” yang sudah diubah sesuai konteks.
§    Kelompok kaul kekal 12-16 tahun mengekspresikan diri melalui tarian meditatif dengan iringan musik “Adoramuste Domine”
§    Kelompok kaul kekal 17-22 tahun menampilkan tarian meditatif dengan lagu “Sungai Mengalir Tiada Hentinya”
§    Kelompok kaul kekal 23 tahun keatas dengan tenang dan sederhana menyanyikan lagu “Hiduplah Allah Tri-tunggal” dan masing-masing meng-ungkapkan siapakah Yesus bagiku?

Sedangkan gelombang kedua:

§    Kelompok kaul kekal 1-8 tahun muda menampilkan drama meditatif dan lagu “Lembaran Baru”
§    Kaul kekal 9-12 tahun menyajikan drama meditatif dan lagu “Rejoice in The Lord”
§    Kaul kekal 13-20 tahun bersyukur dengan gerak dan lagu “Suster Misi”
§    Kaul medior puncak lebih dari 20 tahun menyanyikan lagu “May The Holy Triune God”

Sebagai ritus penutup Sr. Ludovica SSpS menyiapkan sayuran pahit lambang tantangan yang harus dihadapi dalam peziarahan hidup panggilan untuk dibagikan dan saling memberikan berkat satu sama lain yang saling menguatkan.


Pada penghujung kegiatan Sr. Gisela, SSpS menyampaikan rasa terima kasih mewakili Para Suster Medior peserta Day Off gelombang 1 kepada dua narasumber Sr. Stefani, SSpS dan Sr. Ludovica, SSpS yang dengan setia dan penuh semangat berbagi pengalaman dan pengetahuan. 

Pemberian kartu ucapan terima kasih disampaikan oleh Sr. Maria Justina, SSpS.  Ines SSpS juga diberi kesempatan untuk menyampaikan rasa syukur atas terselesai-nya kegiatan “Day Off” gelombang satu. Sr. Ines, SSpS sungguh merasakan kehadiran Roh Kudus yang menyemangati dan menghidupi Para Suster Medior sebagaimana dialami Para Murid Yesus di Emaus. Dua hal penting yang digaris bawahi oleh Sr. Ines, SSpS adalah  sepahit apapun kehidupan tetaplah berjalan bersama Yesus dan sesama seperjalanan ada-lah sahabat bagi kita, teman bagi kita untuk curhat dan tampil apa adanya seperti yang terungkap dalam lagu ‘Jalan serta Yesus’. Kita diajak untuk saling mengingatkan satu sama lain dan dipanggil untuk menjadi sahabat bagi yang lain.

Sedangkan dalam gelombang 2, ucapan terima kasih disampaikan oleh Sr. Anna Wahyuli SSpS dan pemberian kenangan oleh Sr. Yosefa SSpS. Pada kesempatan itu Sr. Magdalena, SSpS juga mengucapkan terima kasih atas doa dan cinta pada hari bahagia yakni ulang tahunnya pada tanggal 21 April yang bertepatan dengan Hari Kartini.

Semoga dengan kegiatan “Day Off “ ini para Suster Medior semakin semangat dalam menghayati panggilan hidup bakti dengan sukcita, bersyukur akan masa lalu, bersemangat menjalani hidup saat ini dan berani merangkul masa depan dengan penuh harapan.

 
Sr. Calista SSpS
 Infokom Edisi 44, Mei 2015

No comments:

Post a Comment