PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Tuesday, June 30, 2015

Mendalam – sebagai Religius SSpS Lansia



Para Suster lansia berjumlah 27 orang mengikuti retret pada tanggal 7-13 April 2015 di Komunitas St. Maria Batu. Pembimbing Retret Rm. Abdi Purnomo SJ yang bertugas di Rumah Retret Sangkal Putung,Klaten.


Adapun Tema Retret “Mendalam –Sebagai Religius SSpS Lansia.” Adapun sebagian bahan dari Dokumen Bapa Suci  Fransiscus:Tahun Hidup Bakti.Jadwal Harian amat sederhana: hampir seluruh hari diatur oleh peserta Retret. Tiap hari Misa Sore Pukul17.15 disusul Puncta, Rm. membacakan bahan renungan/refleksi un-tuk keesokan harinya, disertai penjelasan dan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari, yang dialami/bisa dialami para lansia. Pukul 19.00 makan malam dan selanjutnya diserahkan kembali waktu kepada para Suster untuk mengendapkan pengalaman rohani bersama Bunda Maria.

Rm. memberikan waktunya untuk wawan-cara dan hampir semua Suster memanfaatkan kesempatan yang amat berharga ini. Pertemuan/konferensi pada hari Rabu dan Jumat siang untuk tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang cukup berkesan dan berulang-ulang didalami oleh Rm. ialah mengapa Ibu Maria bisa menanggung penderitaan dari sejak mengucapkan “Fiat” sampai berada di bawah Kaki Salib. Jawaban dari Romo cukup singkat namun mendalam: Karena Maria mau bahagia. Bahagia seperti yang disebut dalam Injil: Berbahagialah yang mempunyai dan kepadanya akan diberi lagi; Berbahagialah yang miskin,…. Berbahagialah yang suci hatinya dll.

Dalam enam hari retret ini, para suster diajak merenungkan panggilan Religius, ibarat ranting yang bersatu erat dengan pokok anggur, sehingga menghasilkan banyak buah.Adapun prosesnya:Memohon rahmat agar erat intim bersatu dengan Yesus dalam setiap dan seluruh acara harian hidup; agar dapat mencintai dan mengabdi Tuhan, jadi saksi Tuhan dalam menghaturkan puji dan sembah kepada Tuhan lewat “kerentanan” kita;mohon rahmat pembaharuan hidup sehingga semakin SSpS; mohon rahmat kegembiraan seja-ti dalam hidup harian; mohon rahmat kesatuan dengan Gereja, sebab Gereja adalah tubuh-Nya; dan terakhir mohon agar mam-pu hidup sebagai saksi yaitu saksi tentang bagaimana Yesus hidup di dunia ini.

Banyak contoh hidup harian yang mengena di hati para suster lansia. Yang bijak, misal:taat sungguh taat kepada kebenaran, memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Yang keterlaluan, misal: terlalu minta per-hatian, terlalu tergantung pada sesama. Perbuatan baik dan benar yang menyenangkan hati Tuhan dan sesama; demikian juga makna kehadiran kita sebagai religius dalam kehidupan Gereja: berdoa untuk panggilan, untuk kerasulan dll.

Pada akhir Retret, dalam Misa Penutupan, para suster mengungkapkan syukur, permohonan maupun niat yang telah disiapkan oleh masing-masing suster.Kami bersyukur kepada Allah Tritunggal Yang Maha Kudus, atas undangan-Nya untuk hidup mendalam dan gembira dalam keseharian hidup sebagai SSpS, semoga dengan semakin mengenal, mencintai dan meneladan Tuhan Yesus, kami bersama para suster dan rekan kerja, dapat menjadi saksi Kristus dalam bimbingan Roh Kudus, dan dapat menghasilkan buah yakni kegem-biraan, keramahan, kebenaran, kejujuran, ketulusan. Amin.

Sr.Mathilde SSpS
Infokom Edisi 44, Mei 2015

No comments:

Post a Comment