Para Suster lansia berjumlah 27 orang mengikuti retret pada tanggal 7-13 April 2015
di Komunitas St.
Maria Batu. Pembimbing Retret Rm. Abdi Purnomo SJ yang bertugas di Rumah Retret Sangkal Putung,Klaten.
Adapun Tema Retret “Mendalam –Sebagai
Religius SSpS Lansia.” Adapun sebagian
bahan dari Dokumen
Bapa Suci Fransiscus:Tahun Hidup Bakti.Jadwal Harian amat
sederhana: hampir seluruh hari diatur oleh peserta Retret. Tiap hari Misa Sore
Pukul17.15 disusul Puncta, Rm. membacakan
bahan renungan/refleksi un-tuk
keesokan harinya, disertai penjelasan dan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari,
yang dialami/bisa dialami para lansia. Pukul 19.00 makan malam dan selanjutnya
diserahkan kembali waktu kepada para Suster untuk mengendapkan pengalaman
rohani bersama Bunda Maria.
Rm. memberikan waktunya untuk wawan-cara dan hampir semua Suster memanfaatkan kesempatan yang amat berharga
ini. Pertemuan/konferensi
pada hari Rabu dan Jumat siang untuk tanya
jawab. Salah satu pertanyaan yang cukup berkesan dan berulang-ulang didalami oleh Rm. ialah mengapa Ibu Maria bisa menanggung penderitaan dari sejak mengucapkan “Fiat”
sampai berada di bawah Kaki Salib. Jawaban
dari Romo cukup singkat namun mendalam:
Karena Maria mau bahagia. Bahagia
seperti yang disebut dalam Injil: Berbahagialah yang mempunyai dan kepadanya akan diberi lagi; Berbahagialah yang
miskin,…. Berbahagialah yang suci hatinya dll.
Dalam enam hari retret ini, para suster
diajak merenungkan panggilan Religius, ibarat ranting yang bersatu erat dengan
pokok anggur, sehingga menghasilkan banyak
buah.Adapun prosesnya:Memohon rahmat agar erat intim bersatu dengan Yesus dalam
setiap dan seluruh acara harian hidup; agar dapat mencintai dan mengabdi Tuhan,
jadi saksi Tuhan dalam menghaturkan puji dan sembah kepada Tuhan lewat
“kerentanan” kita;mohon rahmat pembaharuan hidup sehingga semakin SSpS; mohon rahmat kegembiraan seja-ti dalam hidup harian; mohon rahmat kesatuan dengan Gereja, sebab Gereja adalah
tubuh-Nya; dan
terakhir mohon agar mam-pu
hidup sebagai saksi yaitu saksi tentang bagaimana
Yesus hidup di dunia ini.
Banyak contoh hidup harian yang mengena
di hati para suster lansia. Yang bijak, misal:taat sungguh taat kepada
kebenaran, memberi
bantuan kepada yang membutuhkan. Yang keterlaluan, misal: terlalu minta per-hatian, terlalu tergantung pada sesama.
Perbuatan baik dan benar yang menyenangkan
hati Tuhan dan sesama; demikian juga makna kehadiran kita sebagai religius
dalam kehidupan Gereja: berdoa untuk panggilan, untuk kerasulan dll.
Pada akhir Retret, dalam Misa Penutupan,
para suster mengungkapkan syukur, permohonan
maupun niat yang telah disiapkan
oleh masing-masing suster.Kami bersyukur kepada Allah Tritunggal Yang Maha
Kudus, atas undangan-Nya
untuk hidup mendalam dan gembira dalam keseharian hidup sebagai
SSpS, semoga dengan semakin mengenal, mencintai dan meneladan Tuhan Yesus, kami
bersama para suster dan rekan kerja, dapat menjadi saksi Kristus dalam
bimbingan Roh Kudus, dan dapat menghasilkan buah yakni kegem-biraan, keramahan, kebenaran, kejujuran,
ketulusan. Amin.
Sr.Mathilde SSpS
Infokom Edisi 44, Mei 2015
No comments:
Post a Comment