OASE KEHIDUPAN
Kota
Batu yang dulu alami, udaranya yang sejuk, tenang dan nyaman bahkan menjadi
daerah pilihan pada hari-hari week end
bagi penduduk kota besar, juga
dihiasi dengan deretan kebun pohon apel yang indah,
kini hanya menjadi sebuah cerita kenangan. Hari-hari di Batu menjadi panas,
jalan-jalan menjadi padat dan macet apalagi pada hari-hari akhir pekan, kebun
apel yang indah kini gersang dan kering karena kekurangan sumber air dan daya
listrik bagi masyarakat kini tiada tersedia lagi. Kota Batu kini berubah menjadi kota wisata
manca negara, segala sesuatu digunakan untuk kepentingan
wisata yang sungguh mendatangkan tamu-tamu dari manca negara yang memberikan
pemasukan dana yang besar. Di sana sini masyarakat kekurangan air bersih,
tanah-tanah menjadi kering dan gersang, harga barang naik, pelayanan listrik
bagi masyarakat menjadi terbatas bahkan ada orang yang mengatakan PLN kini
berubah artinya menjadi Perusahan Lilin Negara.
Di
tengah perkembangan dan pembangun-an kota
Batu menjadi kota wisata ini, Rumah Khalwat Syalom milik para Suster SSpS ini
berjuang mempertahankan diri untuk tetap hidup dan melayani umat untuk menemukan oase kehidupan. Para tamu datang dari berbagai tempat dan kota
dengan kelompok yang bervariasi dari anak-anak SD sampai dengan Jompo dengan
kapasitas 60 tempat tidur. Dalam pergumulan dan pergulatan memikirkan biaya
operasional rumah khalwat dan gaji karyawan/ti yang semakin tinggi, rumah bekas Novisiat Maria Josepha diserahkan oleh TPP kepada rumah Khalwat Syalom. Dengan rasa gembira, kini kami dapat
melayani tamu dalam 2 kelompok pada saat yang bersamaan.
Ruang Konferensi Syalom Batu
Pelayanan
kepada tamu dilakukan karya-wan/ti
yang sama dan jarak kedua rumah ini cukup jauh sehingga kelancaran persiapan
dan pelayanan terganggu. Maka itu dibangunlah
selasar di belakang yang meng-hubungkan kedua gedung ini sehingga dapat
memperlancar pelayanan tanpa mengganggu kegiatan pembinaan dan penyegaran iman yang
dilaksanakan. Pelayanan Listrik Negara yang kurang merata akibat daya listrik
yang besar dipusatkan di tempat-tempat wisata menyebabkan
pelayanan listrik di rumah Khalwat Syalom menjadi berkurang bahkan sering
padam. Hal ini tentu saja mengganggu kegiatan pembinaan dan juga menghasilkan keluhan dari para tamu. Berkat kebaikan sesama
dan kasih Tuhan yang tak berkesudahan,
Rumah Khalwat Syalom menyediakan
tenaga dissel yang siap dioperasikan setiap saat dibutuhkan.
Kesetiaan
dalam hal-hal yang kecil, peme-liharaan
dan penghargaan terhadap ciptaan serta barang-barang yang menjadi milik Rumah
Khalwat Syalom menjadi prioritas masing-masing orang yang terlibat. Setiap
karyawan/ti diberi kesempatan untuk mengembangkan diri di unit kerjanya
masing-masing. Ada kebahagiaan terpancar ketika memanen tomat yang merah, segar
atau memetik sayuran organik di kebun. Ada damai ketika menyaksikan para tamu
dapat menikmati makanan yang dihidang-kan
dengan baik. Sungguh menyenangkan ketika para tamu berpamitan dengan wajah yang
ceria dan segar. Oase kehidupan telah menyegarkan jiwa dan membangkitkan
semangat untuk melanjutkan karya perutusan
mereka di tengah dunia. Semoga Allah Tritunggal masih memberikan kesempatan kepada kita untuk melayani umat-Nya dengan menyediakan tempat untuk mengalami oase kehidupan dalam kasih Allah Tritunggal.
1. Pembelajaran
yang ditemukan:
- Bersyukur atas kepercayaan yang diberikan oleh Kongregasi dan Provinsi untuk mengelola Rumah Maria Josepha menjadi rumah retret.
- Bangga terhadap kemurahan hati Provinsi dalam pembuatan Selasar yang memperlancar pelayanan tanpa mengganggu kegiatan pembinaan yang sedang berlangsung dengan efektif dan efisien.
- Siap sedia dan terbuka dengan hati yang rela menggunakan semua fasi-litas komunitas dan karya terutama dissel dalam melayani tamu yang datang sehingga merasa nyaman, aman dan kegiatan pembinaan ter-laksana dengan lancar karena sering sekali terjadi pemadaman listrik.
2. Nilai-nilai
kehidupan yang dihayati Komunitas
Syalom untuk menjadi ‘Saksi-saksi Kristus dalam Misi-Nya
demi kehidupan’, dalam bidang:
a.
Spiritualitas:
- Suasana dan aktivitas doa bersama terjamin dan tersedia seperti Perayaan Ekaristi setiap hari, pengakuan dosa, bacaan rohani, dll.
- Ada kesempatan untuk syering perasaan dan syering Alkitab sehingga setiap orang dapat mengekspresikan diri secara bebas dan dapat saling mendoakan.
- Masing-masing pribadi sadar akan pentingnya “keheningan” sebagai sumber oase kehidupan.
b. Hidup Kaul sebagai Murid-murid Kristus:
- Berani berbagi dengan yang membutuhkan dan sudah bisa mengatakan “cukup” sehingga tidak berlebihan.
- Ada ruang salah dan belajar dengan memberikan kepercayaan kepada masing-masing pribadi, tidak menuntut.
- Menyadari kehadiran Allah yang berkarya dalam realitas saat ini dan di sini terutama dengan bertanggung jawab terhadap tugas yang dipercayakan.
c.
Hidup
Komunitas:
- Bersikap adil dengan saling meng-hargai dan menerima satu dengan yang lain apa adanya (anggota komunitas: Senior, medior dan Yunior).
- Saling percaya dan saling mendengarkan dengan hati.
- Bila terjadi kesalahpahaman, berani mengambil jarak/waktu untuk refleksi dan mengadakan klarifikasi pada waktu yang tepat dalam semangat persaudarian.
d.
Pelayanan
Misi/Kerasulan:
- Bersyukur atas penambahan fasilitas (Gedung Maria Josepha, selasar, dissel) yang memperlancar pelayan-an bagi para tamu sehingga mereka merasa nyaman, lancar dan menemukan kesegaran baru.
- Terbuka menyediakan fasilitas rumah khalwat Syalom untuk menyeleng-garakan kegiatan pembinaan iman lingkungan dan ikut terlibat di dalamnya.
- Dapat menerima setiap tamu dengan gembira dan penuh syukur.
3. Harapan-harapan
di masa depan untuk semakin didayai oleh “Roh
Kudus untuk berbagi Kabar Gembira di tengah-tengah masyarakat”:
a. Mengusahakan
cara-cara yang kreatif dan efektif dalam meningkatkan mu-tu
pelayanan sehingga para tamu dapat kerasan dan nyaman dengan:
- Mempercantik lingkungan dengan penghijauan, dll.
- Melengkapi sarana prasarana yang ada (Segala sarana dan tenaga yang sebelumnya untuk kepentingan satu rumah, saat ini digunakan untuk dua rumah).
- Memajukan sikap ramah tamah da-lam menerima tamu dan terhadap lingkungan.
b. Mempromosikan
Rumah Khalwat Syalom sebagai pilihan tempat pem-binaan
dan pelatihan pertama bagi semua karya misi para Suster SSpS Provinsi Jawa.
c. Mengharapkan
komunikasi/dialog dengan TPP sebelum
menetapkan kebijakan-kebijakan sehubungan dengan
bidang karya (Rumah Khalwat Syalom) sehingga para Suster dapat menyampaikan
aspirasi sesuai dengan realitas di
lapangan.
Sr.
Priscilla SSpS
Pemimpin Komunitas Syalom Batu
Infokom Edisi 39 - September 2014
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete