Rekoleksi para Suster lansia 26 Februari 2015
On going formatian bagi para Suster lansia dengan mengadakan rekoleksi
bulanan di Komunitas St. Maria Batu. Sambutan yang ramah
sudah mengawali kebersamaan
para Sustersebagai SSpS yang gembira,“Sr. Florinildis telah menanti dan
menyambut para Suster” demikianlah suster-suster lansia dari Surabaya dan
Blitar mensyukuri pengalaman penyambutan/perjumpaan setiap kali datang ke Batu untuk rekoleksi.
Tema rekoleksi kali ini
tentang “Pikiran yang mulia”. “Pikiran
kita mengarahkan hidup kita!” pernyataan pada awal rekoleksi oleh Rm. Anton Rosari SVD ini
menggugah hati para suster untuk mendengarkan
konferensi dengan
antusias. Adapun isi konferensi secara singkat yaitu ada 3 tingkat pikiran: pikiran negatif, pikiran positip dan
pikiran yang tingkat tinggi. Untuk
tingkat tinggi, Rm. Anton Rosari memberi tuntunan sebagai berikut:
Pikiran tingkat tinggi
antara lain: Pikiran yang mulia
Pikiran mulia dengan mengingat-ingat: Seperti umat Allah
diundang para nabi untuk mengingat-ingat kebaikan Allah di kala mereka mengungsi
dari tanah Mesir ke tanah terjanji; Seperti Yesus yang meng-adakan Ekaristi, “ …perbuatlah ini
sebagai peringatan akan Daku”
Pikiran mulia dengan memperhatikan: Perhatikan tahun-tahun
keturunan yang lalu, tentang sejarah leluhur adalah sejarah jatuh bangunnya
bangsa Israel; perhatikan sejarah panggilan kita masing-masing,….;
Memperhatikan bagaimana kita meng-amati, menimbang-nimbang,
membeda-bedakan (discerment)
Pikiran yang mulia
dengan bertanya: bertanya mencari
keterangan, perasaan ingin tahu: Daud bertanya kepada Tuhan…; Seperti raja
Israel minta petunjuk:”Tak adakah lagi di sini seorang nabi Tuhan,supaya dengan
perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?”. Apakah kita selalu bertanya
kepada Tuhan setiap kali kita akanmengambil
keputusan?
Pada akhir konferensi,
Rm Anton Rosari SVD memberi tuntunan pertanyaan untuk refleksi. Sebagian para
suster terdorong untuk mensharingkan sejarah panggilan masing-masing, tentang
sejarah berdirinya kongregasi dan mensharingkan indahnya Hidup Bakti. Sr. Ernestildis
menambahkan bahwa pikiran yang mulia amat berkaitan dengan pengorbanan: Berkorban dalam menghadapi pelbagai tantangan; Sr.
Ernestildis memberi contoh: ibarat seorang tua yang bersedia/berkorban menerima
minuman dari gelas kotor yang disajikan anak yang bertangan kotor.
Setelah konferensi disusul dengan Adorasi dan penerimaan
Sakramen Pengakuan kemudian
diakhiri dengan Perayaan Ekaristi serta makan bersama. Dalam Perayaan Ekaristi Rm. Anton
Rosari melengkapi bahan konferensinya dengan pernyataan: Bertobat adalah juga pikiran yang mulia.
Setelah makan para
Suster bersalam-salaman untuk pulang dengan rasa syukur serta dengan semangat
untuk menghayati pikiran yang mulia di komunitas masing-masing.
Infokom Edisi 43, Februari - Maret 2015
Sr.Mathilde SSpS
No comments:
Post a Comment