Yayasan Yohanes
Gabriel Sub Perwakilan Cepu Keusukupan Surabaya khususnya Unit Sekolah SMP/SMA Katolik Randubelatung mengadakan Bina Insani yang
diselenggarakan pada hari Rabu, 18 s/d Kamis 19 Februari 2015. Pembinaan
diselenggarakan di Wisma Domus Mariae – Sarangan – Magetan – Jawa Timur.
Kegiatan
Bina Insani diikuti oleh 25 siswa SMP Katolik Randubelatung, 29 Siswa SMA
Katolik Randubelatung dan 21 Bapak/Ibu Guru, Karyawan SMP/SMA Katolik
Randubelatung. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Bapak Kepala Sekolah SMP/SMA
Katolik Randubelatung dengan doa dan ucapan selamat datang serta berterima
kasih kepada suster yang berkenan hadir menjadi fasilitator dalam pembinaan.
Bina Insani difasilitasi Sr. Elfrida SSpS dari Komunitas St Arnoldus Blora.
Bina
Insani diberikan dengan tujuan:
1.
Memberikan pengertian tentang belajar dan motivasi belajar yang benar dan
lengkap
2.
Memberikan
keterampilan dan kecakapan hidup dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang dialami
remaja diusianya agar memiliki sikap dan perilaku yang bertanggung jawab baik
bagi dirinya, keluarga dan lingkungannya.
3.
Menjadi
pendidik sebaya bagi teman-temannya.
4.
Turut
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Proses
Bina Insani hari pertama peserta diajak untuk bermimpi dengan cara sederhana
dan belajar untuk menjadi orang yang gigih dengan melihat Video Seekor Katak
Kecil. Peserta diajak mendalami Cerita Seekor Katak Kecil untuk dapat memahami
cita-cita yang diperjuangkan dalam hidup mereka. Peserta cukup semangat dan
antusias menemukan apa yang menjadi cita-cita dan diperjuangkan dalam hidupnya. Suster Elfrida SSpsS juga membuka wawasan bagaimana mengubah
pola pikir dalam aplikasi belajar untuk meningkatkan prestasi demi mencapai
cita-cita hidupnya. Peserta diundang untuk menemukan kekuatan dari mimpi untuk
meraih cita-citanya. Dengan memiliki mimpi maka membantu untuk dengan sekuat
tenaga, pikiran berusaha mendalami bahan belajar, meningkatkan belajar dan
menemukan jalan keluar jika mengalami kesulitan dalam belajar.
Hari
kedua peserta diundang untuk mene-mukan kesadaran baru dari wawasan yang diperoleh pada hari pertama, mereka
mene-mukan bahwa dalam hidupnya butuh belajar,
meningkatkan usaha dengan gigih belajar untuk meraih cita-cita, mencari jalan
keluar jika mengalami kesulitan.
Setelah menemukan kesadaran baru disampaikan bimbingan belajar dengan permainan “
Spontanitas tentang belajar “ , dalam pertemuan ini peserta cukut antusias
dalam mengikuti dengan terbuka melaku-kan apa yang diminta dalam belajar dan kebersamaan.Belajar
berarti menimba ilmu untuk hidup dan setiap pribadi dapat menemukan makna
belajar. Misalnya: belajar Bahasa Indonesia dapat membantu seseorang menulis
naskah dengan baik, ada yang dapat membuat surat dengan baik, ada yang dapat
berkomunikasi dengan baik.Belajar yang paling dalam dapat dilakukan dengan
sederhana namun butuh konsentrasi, tanggungjawab dan tekun untuk dapat menemukan makna yang mendalam
dari proses belajar tersebut.
Motivasi
belajar membantu peserta semakin menemukan makna belajar dan mendukung
kesediaan dan usaha untuk meningkatkan cara belajar yang baik dan benar. Setiap
pribadi memiliki motivasi dan cara belajar yang khas. Ada anak yang belajar
dengan motivasi dapat nilai yang baik, ada anak yang belajar dengan motivasi
naik kelas, ada anak yang belajar dengan motivasi mendapat hadiah dari
orangtua, ada anak yang belajar dengan motivasi mendapat juara di kelas.
Motivasi mereka ini menentukan cara belajar dan dalam pengalaman fasilitator
juga mene-mukan macam-macam belajar. Belajar dengan mendengarkan apa saja baik dari
guru, media elektronik, orangtua atau pemuka masyarakat dan keagamaan. Belajar
juga dapat dilakukan dengan melihat cara hidup orangtua, guru, karyawan, pemuka masyarakat dan keagamaan.
Belajar juga dapat dilakukan dengan bergerak dari situasi yang belum maju
menjadi lebih maju, yang belum baik menjadi lebih baik. Misalnya: mencatat
dengan manual ditingkatkan mencatat di Laptop, Membaca dari Koran Kompas
(Kertas) dapat juga membaca Kompas di HP, Tablet. Demikian juga bisa melakukan mengikuti teladan guru
yang senantiasa datang disiplin di sekolah, senantiasa mengerjakan tugas dari
guru dengan rapid an diserahkan pada waktunya.
Peserta
setelah menemukan pengertian belajar, hakikat belajar, motivasi dan cara
belajar yang baik diajak Suster untuk menemukan hirarki kebutuhan menurut
Abraham Maslow. Pada kesempatan ini semua peserta perhatian dan semangat untuk
menemukan dimana letak nilai-nilai yang dapat mendukung keberhasilan belajar
serta dengan ketekunan untuk mencapai cita – citanya.
Pembinaan
ditutup oleh Bapak Kepala Sekolah SMP/SMA Katolik Randubelatung pukul 11.30 WIB
dengan ucapan terima kasih serta syukur kepada Tuhan. Pada kesempatan ini juga
disampaikan terima kasih kepada semua peserta dan Suster yang telah berproses
dengan baik, semangat dan gembira.
Infokom Edisi 43, Februari - Maret 2015
Sr. Bibiana SSpS
No comments:
Post a Comment