Dalam mengenang tahun ini sebagai tahun hidup Bakti, maka MUPERKAS DIY mengadakan rekoleksi bersama Rm. Kardinal
J. Darma Atmadja, SJ di Aula Syantikara Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 2015.
Tema dalam rekoleksi ini adalah: “Bersyukur atas Panggilan Hidup Bakti”. Peserta yang hadir dalam rekoleksi ini
sebanyak 164 peserta dari 22 Kongregasi yang ada di Yogyakarta, dan yang mewakili Kongregasi kita (SSpS) khususnya
di Yogyakarta adalah Sr. Rosa Indrawikan SSpS, Sr. Marlin SSpS, Sr. Fatima
SSpS, Sr. Agnes Bukan SSpS, Sr. Agnes Deram SSpS dan Sr. Frida Lioba SSpS.
“Hidup Bakti tidak akan berkembang sebagai hasil dari program promosi yang hebat, tetapi karena orang muda yang kita jumpai menemukan kita menarik, karena mereka melihat kita se-bagai orang-orang (Pria dan Wanita) yang gembira”(Catatan Bapa Paus Fransiskus).
Dalam rekoleksi singkat ini para peserta
rekoleksi sangat antusias dan bahagia karena
bisa hadir, berkumpul bersama dengan
Kongregasi lain dalam
satu harapan dan tujuan yang sama yakni menjadi anak-anak Allah yang dipanggil
secara khusus untuk menjadi nabi dan
nabiah ditengah dunia ini. Dalam renungannya, Rm. Kardinal mengatakan bahwa patutlah kita sadar bahwa seorang nabi/nabiah adalah orang yang dekat dengan Tuhan, sepikir dan
seperasaan seperti Tuhan. Maka
kita memandang peristiwa-peristiwa hidup dengan cara pandang Yesus serta
bereaksi seperti Yesus karena kita adalah hasil karya Yesus dan dijiwai oleh
Roh Kudus.
Dalam rekoleksi ini juga Rm. Kardinal
mengajak peserta untuk melihatkembali peranan Roh Kudus dalam diri kita masing-masing, karena:
- Roh Kudus berkarya dalam sejarah hidup kita, sejak dari kandungan ibu, Ia menuntun hidup panggilan kita dalam tarekat dan bersama dengan tarekat-tarekat dalam gereja.
- Roh Kudus membimbing kita dalam jalan panggilan hidup bakti.Kita dipanggil sebagai imam dan biarawan-biarawati. Dalam Yesus Kristus, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Panggilan hidup bakti adalah suatu karunia istimewa yang kita terima dari Allah dan karunia hidup bakti tersebut terletak dalam ketiga nasihat Injil yakni:Panggilan untuk membaktikan diri atau mempersem-bahkan diri seutuhnya, seluruh jiwa raga kepada Allah dengan mengikrarkan kaul atau janji untuk hidup murni, taat dan miskin.
- Roh Kudus menyadarkan kita untuk senantiasa mensyukuri panggilan hidup bakti kita.Disini kita diajak untuk senantiasa mensyukuri rahmat panggilan kita, karena Roh yang tidak kelihatan selalu luar biasa bagi kita. Dalam catatan Bapak Paus Fransiskus mengatakan bahwa semua lembaga hidup bakti mewarisi sejarah masa lampau yang penuh kharisma. Dimana dalam kelahiran hidup bakti, kita melihat tangan dan Roh-Nya memanggil pribadi tertentu untuk mengikuti Kristus lebih dekat dan menerjemahkan Injil menjadi suatu cara hidup yang khas, untuk melihat tanda-tanda jaman dengan mata iman dan menanggapinya secara kreatif demi kebutuhan gereja. Seperti biji yang menjadi pohon, setiap lembaga hidup bakti merentangkan cabang-cabangnya. Selain itu ungkapan syukur, kesaksian hidup yang penuh sukacita, memam-pukan kita untuk terus mensyukuri rahmat panggilan kita masing-masing, sehingga panggilan hidup kita semakin hidup dan kita semakin gembira dalam mengikuti Tuhan.
- Roh Kudus menuntun kita untuk menemukan sumber kebahagiaan kita.Totalitas penyerahan diri kepada Tuhan, persaudaraan kasih dalam komunitas atau kongregasi, dan pada tugas pelayanan yang diserahkan kepada kita memampukan kita untuk mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan, maka hidup bakti kita bermartabat yakni dalam pelayanan kita. Untuk itu dalam pelayanan kita tidak ada yang tinggi atau rendah, melainkan semuanya sama karena semua untuk melayani Tuhan.
- Mencermati dengan teliti masa-masa dimana mereka hidup dan menginterprestasi semua peristiwa. Mereka bagaikan pengawal atau penjaga berjaga pada malam hari dan menanti-kanakan terbitnya matahari (bdk. Yes 21:11-12).
- Mengenali Tuhan dan sesama sebagai saudara dan saudari, mampu memilih dan memilah (discern) dan menolak (denounce) kejahatan dosa dan ketidakadilan.
- Memiliki kebebasan, mereka tidak terpukau kepada siapapun kecuali kepada Tuhan. Para nabi cenderung berada di pihak orang miskin dan tak berdaya, karena mereka tahu bahwa Tuhan sendiri ada dipihak mereka.
Sebagai renungan penutup Rm. Kardinal
mengajak peserta untuk merenungkan kembali surat Bapak Paus Fransiskus kepada anggota Hidup Bakti, bahwa
pada saat tertentu kita seperti sebagai Nabi Elias dan Yeremia,
ingin lari dan meninggalkan tugas kenabian, karena terlalu banyak dituntut, sangat melelahkan dan tampaknya
seperti sia-sia tanpa hasil. Tetapi para nabi tahu bahwa mereka tidak pernah sendirian. Seperti halnya telah dialami
Yeremia, demikian
pula Tuhan membesarkan hati kita: “Janganlah
takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau”(Yer1:8).
Sr. Frida Lioba
SSpS
Infokom Edisi 46, Juli 2015
Best eCOGRA Sportsbook Review & Welcome Bonus 2021 - CA
ReplyDeleteLooking for an eCOGRA Sportsbook https://deccasino.com/review/merit-casino/ Bonus? sol.edu.kg At this eCOGRA apr casino Sportsbook review, we're talking mens titanium wedding bands about a variety 바카라 사이트 of ECCOGRA sportsbook promotions.