PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Saturday, August 29, 2015

Indahnya Hidup Berkomunitas


“Tua-muda sama-sama lucunya”, itulah kalimat pendek yang sering diucapkan oleh para Suster yang tinggal di Komunitas RSK St. Vincentius a Paulo Surabaya. Sebagai bentuk rasa syukur untuk pengalaman cinta Allah yang luar biasa dan penuh persaudaraan yang indah dalam komunitas, maka dirangkum dalam pesta family. Acara dimulai dengan pembaharuan komunitas pada hari Jumat, 10 Juli 2015 pukul 05.00 WIB, dengan tema: Indahnya Komunitas Hidup Bakti. Dinamika pembaharuan ini dipimpin oleh Sr. Gisela dan Sr. Trie, SSpS.



Pada hari Sabtu, 11 Juli 2015 pukul 17.00 WIB, Misa Syukur Pesta keluarga dengan tema: Sukacita sebagai Misionaris Mewarnai Komunitasku”. Misa dipersembahkan oleh P. Ketut SVD. Dihadiri oleh seluruh Suster anggota komunitas,ikut bergabung pula Sr. Yosefa SSpS yang sedang berobat dan Sr. Valentin SSpS Misionaris Taiwan yang sedang berlibur


Misa syukur ini terasa meriah karena ada beberapa dinamika yang telah disiapkan oleh Sr. Yohana SSpS selaku seksi liturgi. Sebagai pengganti seruan tobat, para suster diajak untuk hening sambil diiringi musik instrumen. Sungguhkah sukacita sejati sebagai seorang religius misionaris terpancar kuat dalam kehadiran kita khususnya di komunitas? adakah hal-hal yang merintangi dan membuat kita tidak mampu me-mancarkan kegembiraan sejati, yang lahir dari pribadi yang mengalami dicintai Allah tanpa syarat?” inilah beberapa kalimat pertanyaan yang menjadi bahan untuk permenungan singkat. Setelah itu semua suster diundang untuk membuat dan menempelkan tulisan dalam kertas yang telah dibuat dalam bentuk gambar buah, binatang dll.
Mengawali kotbahnya P. Ketut SVD mengungkapkan adapun maksud dan tujuan diadakan pesta family pada bulan Juli dan bukan pada bulan Agustus, adalah untuk merayakan sukacita bersama yang penuh cinta dalam hidup berkomunitas dan sekaligus sebagai bentuk cinta para Suster kepada Sr. Trie yang sudah lama tinggal di komunitas RKZ dan akan berangkat ke tanah misinya di Sudan Selatan. Dalam kotbahnya P. Ketut SVD mengungkapkan bahwa sukacita yang sejati hanya ada di surga, hal ini semakin nyata dan dikuatkan dari kitab Suci “bersukacitalah karena namamu tercatat di surga”. Kita semua diundang untuk menjadi pembawa sukacita kepada semua orang khususnya dalam hidup berkomunitas.

Menjadi pewarta sukacita tidak harus yang mempunyai jabatan, kedudukan, pendidikan yang tinggi dll. Kita semua bisa menjadi pewarta sukacita yaitu hanya dengan niat suci yang mampu menjiwai semua dalam komunitas sehingga sukacita sejati bisa dialami oleh semua yang kita jumpai dan layani setiap hari. Perbedaan seharusnya tidak menjadi hal yang dipermasalahkan melainkan sebagai hadiah yang akan semakin mendekatkan dan melengkapi satu sama lain. Kita boleh hidup dalam bayang-bayang gelap tetapi tidak boleh hidup dalam kegelapan, selain itu kita tidak boleh hidup dalam bayang-bayang terang tetapi hiduplah selalu dalam terang. Mengakhiri kotbahnya P. Ketut SVD mengungkapkan bahwa hidup bakti akan menjadi sukacita jika kita semua selalu berjuang agar tiap pribadi menjadi berkat bagi sesama.

Setelah homili dilanjutkan dengan dina-mika pembaharuan penyerahan diri, dimana para suster mendoakan doa penyerahan diri sambil membawa lilin yang bernyala, setelah itu satu persatu para suster meletakkan lilin di depan patung Bunda Maria. Sedangkan dinamika doa permohonan, para Suster diundang untuk saling mendoakan dan memberkati sambil mengulurkan tangan kanannya kepada para Suster (dari yang bermisi dibidang kesehatan kemudian bidang pendidikan dan terakhir bidang pastoral).

Sebelum berkat penutup ada dinamika”Follow Him” yang mengingatkan kita bahwa hakekat hidup membiara adalah mengikuti Yesus dengan segala ada kita. Dinamika ini diperankan oleh Sr. Maria Widjaya sebagai Yesus, Sr. Elisabeth Tei Seran dan Sr. Trie berperan sebagai orang yang terpilih dan terpanggil mengikuti Yesus sebagai biarawati, dengan gerak dan lagu. sebagai ungkapan kesediaan hati untuk mengikuti Yesus, Sang Guru dan pewarta sejati, ke manapun Dia mengundang dan mengutus, semua para Suster dan P. Ketut SVD diundang untuk mengekspresikan diri melalui gerak dan lagu “I will follow Him”.


Misa syukur selesai pada pukul 19.00 WIB acara dilanjutkan dengan foto bersama dan makan malam bersama. Sehubungan dengan meninggalnya Prof Mariani, acara pesta keluarga pada hari Minggu dibatalkan.


Sr. Th Sitriati SSpS
Infokom Edisi 46, Juli 2015

No comments:

Post a Comment