Sr. Lidwina, SSpS, Sr. Anisia Kase, SSpS
dan Sr. M. Christiani, SSpS mengikuti Live in biarawan-biarawati sekeuskupan
Malang yang diadakan selama 3 hari,
tanggal 24-26
April 2015 di Paroki St. Theresia, Pandaan. Kegiatan ini dalam rangka Tahun
Hidup Bakti dan juga sebagai sarana promosi panggilan untuk kawula muda.
Sekitar 90 biarawan/
biarawati dari 22 tarekat dan sekuler mengikuti live in ini.
Para peserta live in berkumpul bersama
di Jl. Jaksa Agung Suprapto 75 Malang (depan UNIO) pukul 14:00 WIB. Sebelum berang-kat menuju Pandaan, kami diberi pengarahan terlebih dahulu tentang kegiatan
selama di Pandaan dan pembagian kelompok live
in.Kami dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu satu kelompok tinggal di Paroki St. Theresia
Pandaan, dan kelompok yang lain tinggal di Stasi Gempol. Sr. Lidwina dan Sr. M.
Christiani tinggal di Paroki sedangkan
Sr. Anisia Kase tinggal di Stasi Gempol.
Selain itu juga, kami dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk pertemu-an dengan BIAK yang berada disana, OMK
dan juga petugas misa maupun kesaksian panggilan.
Tepat pukul 15.00 WIB, kami berangkat
menuju Pandaan. Kami harus berhati-hati selama perjalanan karena hujan mengguyur dengan deras dan dibeberapa tempat
mengalami banjir. Kami tiba di Paroki St. Theresia Pandaan sekitar jam 16.30
WIB dan disambut oleh Rm. Eko Adi, O.Carm selaku pastor paroki dan juga
pengurus dewan paroki serta beberapa umat. Setelah Snack bersama, acara dibuka
di dalam gereja dan beberapa sambutan antara lain dari Rm. Petrus, Pr selaku koordinator
kegiatan ini, Sambutan Rm. Paroki dan Ketua Dewan Paroki.
Setelah sambutan-sambutan, para peserta
dibagi dalam kelompok yang sudah diten-tukan.
Garis besar dari kegiatan ini adalah tinggal di rumah umat, kunjungan umat,
pertemuan dengan OMK dan BIAK, misa bersama serta olah raga bersama umat.
PAROKI
PANDAAN
Kegiatan yang kami lakukan di Paroki, yaitu tinggal di rumah umat di
lingkungan-lingkungan serta stasi yang berada di Paroki St. Theresia Pandaan.
Sr. Lidwina dan Sr. Christiani berada di lingkungan yang berdekatan sehingga kami digabung dan diperkenalkan pada waktu ada misa arwah di
rumah umat (ketua dewan paroki). Setelah acara perkenalan, kami pulang ke rumah
kami masing-masing. Keesokan harinya dalam kelompok kecil, kami berkeliling dan
mengadakan kunjungan ke
rumah umat hingga siang. Setelah makan siang dan istirahat sebentar, kami berkumpul bersama
di paroki untuk mengikuti acara pertemuan dengan BIAK junior (TK – 3SD) dan BIAK
Senior (4 SD–6SD) yang dimulai pukul 15:00 - 17.30 WIB. Setelah makan malam bersama,
acara dilanjutkan dengan pertemuan OMK hingga pukul 22.00 WIB. Dalam pertemuan
BIAK dan OMK ter-ungkap
bahwa banyak yang ingin menjadi pastor, namun nyaris tidak ada yang ingin
menjadi Suster. Bahkan dengan terang-terangan mereka mengatakan tidak mau
menjadi suster/biarawati. Hal ini yang menjadi bahan permenungan bagi kami dan
sebagai biarawati.
Pada hari Minggu, tanggal 26 April 2015
kegiatan di paroki diawali dengan misa syukur dan juga kesaksian dari 2 suster
(H.Carm dan Rubiah Pasionis) dan 1
Frater (CM) tentang sejarah panggilan mereka masing-masing. Setelah misa,
diadakan aneka lomba mulai dari roda berputar, pindah holahop hingga tarik
tambang yang melibatkan umat serta biarawan biarawati. Setelah lomba, kami
semua ikut menari poco-poco hingga ja’i.
STASI
GEMPOL
Hari Sabtu,
25 April 2015acara
dimulai sore hari dengan pertandingan volley bersama antara biarawan-biarawati
melawan umat.
Setelah itu diberi kesempatan untuk istirahat dan bersih diri. Setelah itu dilanjutkan dengan pertemuan dengan OMK
hingga pukul 22.30
WIB.
Hari Minggu, 26 April 2015, biarawan/ biarawati dan seluruh umat mengikuti Misa
bersama di kapel stasi dan kemudian berangkat
menuju paroki untuk berkumpul bersama para peserta yang berada di Paroki.
Namun, sebelum ke Paroki para peserta live in di stasi Gempol diajak sejenak ke
Lumpur Lapindo.
Pukul 13.00 WIB, seluruh peserta berkumpul di dalam Gereja dan syering dengan
umat Allah. Dalam syering tersebut, ada yang bertanya tentang kesediaan orang tua
apabila anaknya ingin masuk biara, dan ditanggapi oleh beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka menyetujui apabila
anak mereka ingin masuk biara dan tidak menghalangi mereka. Dari syering
tersebut juga terungkap bahwa kesetiaan adalah modal utama untuk tetap sebagai
biarawan-biarawati serta pengalaman akan Allah yang setiap saat dirasakan
menjadi suatu keyakinan diri sebagai orang yang terpang-gil. Setelah syering, acara penutup dan
foto bersama, para peserta live in kembali ke Malang.
Sr. M. Christiani, SSpS
Infokom Edisi 44, Mei 2015
No comments:
Post a Comment