Para
suster OMB menyanyi “The
Cup Of Life”
sebelum mempersembahkan cangkir
Orientasi
Misi Baru (OMB) 2012 diadakan di St. Maria Batu, yang dimulai pada
tanggal 6 September sampai 6 Oktober
2012 dan didampingi oleh Sr.Delia, SSpS. Tahun
ini peserta OMB berasal dari
Provinsi Flores Barat, Timor, Jawa dan Regio Timor Leste. Para
suster yang mengikuti OMB adalah sebagai berikut; Sr. Yasinta
Celdemetis – Bolivia, Sr. Hendrika Londa – Mexico, Sr. Yustina
Moi - Ghana, Sr. Febiana Ambrosia Bita - Kuba, Sr. Esi Yosina Bana -
Austria, Sr. Maria Theodora Ili - Brasil Utara, Sr. Rosa da Costa -
USA, Sr. Angela Soares-Australia, Sr. Petra Manalu (Jawa) - PNG, Sr.
F. Dina Sekartaji (Jawa) - Ghana , Sr. Clara Silalahi (Jawa) -
Spanyol.
OMB
diawali dengan Ibadat Pembukaan di Kapela St. Maria Batu, dengan
tema “Sacred Journey and Cup of Life”
(Perjalanan Suci dan Cangkir Kehidupan). Dinamika diawali dengan
perarakan; para Suster maju ke depan altar membawa lilin diiringi
lagu Holy Spirit Of fire kemudian
masing–masing suster menyalakan lilin dari lilin paskah. Setelah
lilin bernyala lalu para Suster memohonkan berkat dari Roh Kudus dan
mempersembahkan negara misi di mana masing- masing suster diutus.
Dalam
kata pengantar Sr. Delia menyampai- kan, bahwa selama satu bulan para
Suster akan merenungkan cangkir kehidupan setiap hari. Sebuah cangkir
adalah wadah untuk menaruh sesuatu dan isi cangkir terkadang perlu
dituangkan agar dapat diisi lagi. Cangkir
ini melambangkan hidup Generasi
Pendiri kongregasi kita yaitu St. Arnold Jansen, Ibu Maria Helena,
Ibu Josepha, dan salah satu dari dua orang misionaris pertama yang
diutus ke tanah misi. Mereka mengisinya dengan kesabaran,
kesederhanaan, kerendahan hati, pengorbanan, keramahan, cinta,
kegembiran, kesetiaan dan doa. Mereka dapat berbuat demikian karena
kuasa Roh Kudus. Hidup kitapun ibarat sebuah cangkir yang terbuka,
penuh, tetapi terkadang kosong dan pecah.
Sr.
Maria Wijaya SSpS mewakili TPP membuka secara resmi OMB dan memberi
wejangan kepada para suster peserta OMB: “Seperti sebuah cangkir,
semakin lama proses pembuatannya, semakin baik kualitas cangkir.
Cangkir yang berkualitas baik, diisi air dingin atau air panas dia
tetap sebuah cangkir yang kuat dan selalu siap diisi dan dikosongkan
lagi. Sebagai misionarispun dibutuhkan semangat seperti cangkir yang
siap dibentuk, diisi dan dituangkan terus-menerus di tangan SANG
PEMILIK CANGKIR. Seorang misionaris tidak dapat hidup “sak
karepe dhewe” (seenaknya sendiri)
tetapi selalu mengikuti kehendak Sang Pemilik Hidup”.
Sr.Maria Wijaya
memberikan cangkir kepada para peserta OMB
Sr. Clara Silalahi, SSpS
No comments:
Post a Comment