Dalam rangka menyambut Hari Ulang
Tahun Paroki Gembala Baik, Batu
yang ke-80 pada bulan September 2015 men-datang dan
mensyukuri Tahun Hidup Bakti 2015 serta memperingati hari Minggu Panggilan 2015, Paroki Gembala Baik Batu mengadakan
serangkaian kegiatan, diantaranya adalah live in bagi pemuda/ pemudi yang ingin mengenal kehidupan kaum
biarawan/biarawati secara langsung dan lebih dekat pada tanggal 18–19 April
2015 dan Perayaan Ekaristi Minggu Pang-gilan
dengan koor gabungan biarawan/ti sekota
Batu serta pameran panggilan di halaman parkir Gereja pada hari Sabtu-Minggu, 25–26 April 2015.
Berdasarkan
hasil pertemuan antara panitia HUT paroki ke-80 dan tanggapan serta kesanggupan
dari komunitas-komunitas biara di sekitar kota Batu mengenai jumlah orang muda
yang diterima live in, maka dihimpun 57 peserta, yang terdiri dari 22 putri dan
35putra
dengan usia antara 13–18 tahun (kelas I SLTP sampai dengan kelas II SLTA),
diutamakan bagi mereka yang tertarik pada hidup membiara. Me-reka bersekolah di SMPK Widyatama, SMAK YOS SUDARSO,
SMAN 1, Batu dan ada beberapa dari Malang. Peserta live in dihantar ke
biara-biara oleh Panitia pada hari Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15:30
WIB.
Komunitas St. Maria/Novisiat mendapat 10 peserta
putri, tetapi yang datang sem-bilan orang dikarenakan satu orang ada kegiatan
di sekolahnya. Mereka disambut oleh Sr. Mikaela dan Sr.
Norbertilde di depan pintu masuk.Selama kegiatan live in ini mereka didampingi
oleh Sr. Lidwina, SSpS dan Sr. Sisilia Andri, SSpS. Kegiatan live in ini
diawali dengan “welcome drink” dan perkenalan antara para Suster SSpS dan para
peserta live in di ruang makan Komunitas St. Maria. Dalam acara perkenalan ini secara spontan Sr. Elsa mensyeringkan bagaimana perjalanan awal beliau melamar
menjadi Suster Misi SSpS di Jermandan
bagaimana beliau menyampaikan
cita-citanya kepada orang tua, terutama meluluhkan hati Ibunya. Semangat beliau yang berkobar-kobar membuat mata para peserta live in bersinar kagum, suasana
begitu hening dan hikmat.
Setelah
acara perkenalan dan syering, Sr. Lidwina mengajak para peserta live in untuk
berkeliling Komunitas Sta. Maria
dan rumah novisiat. Usai berkeliling, para peserta memilih dan menentukan kamar
tidur yang telah disediakan. Tiga peserta bersedia tidur sendiri, namun enam
orang yang lain mengajukan untuk tidur dengan temannya (berdua) karena mereka
tidak terbiasa tidur sendiri, karena takut.
Pada Pukul 17:30–19:00
WIB Adorasi dan Ibadat Sore Pertama di Kapela Sta.
Maria. Upacara penyembahan Sakramen Mahakudus
dalam diam/hening dan berlutut menjadi tantangan yang menarik bagi para peserta
live in, sehingga saat melihat para suster berlutut dan mereka ditawari untuk
duduk bila tidak kuat, mereka lebih memilih
tetap berlutut bersama beberapa Suster. Usai makan malam mereka diperkenalkan tentang Kongregasi SSpS melalui power point
yang disampaikan oleh Sr. Sisilia Andri SSpS di
ruang perpustakaan dengan beberapa animasi oleh Sr. Lidwina SSpS.
Pada Pukul 17:30–19:00
WIB Adorasi dan Ibadat Sore Pertama di Kapela Sta.
Maria. Upacara penyembahan Sakramen Mahakudus
dalam diam/hening dan berlutut menjadi tantangan yang menarik bagi para peserta
live in, sehingga saat melihat para suster berlutut dan mereka ditawari untuk
duduk bila tidak kuat, mereka lebih memilih
tetap berlutut bersama beberapa Suster. Usai makan malam mereka diperkenalkan tentang Kongregasi SSpS melalui power point
yang disampaikan oleh Sr. Sisilia Andri SSpS di
ruang perpustakaan dengan beberapa animasi oleh Sr. Lidwina SSpS.
Keesokan harinya, pada hari Minggu, 19 April 2015 dilanjutkan dengan kegiatan Ibadat
Pagi, Perayaan Ekaristi, sarapan dan mencuci piring bersama. Dalam Perayaan
Ekaristi dua orang peserta mengambil bagian dalam tugas lektor. Selesai mencuci
piring, diadakan persiapan EMAUS. Peserta dibekali peta perjalanan, aqua, wafer dan
roti. Dari Sta. Maria mereka menyeberang ke Klinik Margi Rahayu untuk kemudian
masing-masing
kelompok Emaus mengikuti rute yang diperolehnya. Mereka perlu
singgah di tiga pos yang telah ditentukan untuk mengerjakan kuis tentang SSpS.
Sesampai di Syalom mereka diterima dan ditemani oleh Sr. Emil Kewa Demon
SSpS untuk berkeliling area mengenal
karya pelayanan SSpS di rumah retret.
Beberapa dari mereka terkejut dan bercerita baru sekarang mereka tahu bahwa Margi Rahayu dan Syalom itu milik SSpS, tempat
dimana beberapa diantara mereka dilahirkan dan pernah mengikuti retret sekolah.
Usai
Emaus dilanjutkan dengan syering di ruang rekreasi novisiat. Mereka merasa
bahagia dan bersyukur bisa mengalami tinggal dua hari satu malam di biara; berdoa, cuci piring, bercerita dan makan bersama Para Suster. Kesan mereka: “Tinggal di biara
rasanya nyaman, damai, disiplin, banyak berdoa dan persaudaraan terasa banget”.
Sekitar pukul 14:00
WIB para peserta live in berpamitan untuk kembali ke Paroki. Sr. Norbertilde mewakili
komunitas membagikan Rosario kepada masing-masing peserta.
Mereka senang sekali bertemu para Suster, dalam canda diungkapkan
rasa berat kaki ini meninggalkan biara
SSpS….doa kami semoga di antara mereka ada yang terpikat kepada SSpS.
Pengalaman live in ini ditulis
oleh tiap peserta dan dilombakan.
Infokom Edisi 45. Juni 2015
No comments:
Post a Comment