Setelah
4 bulan kami tinggal
bersama dengan penduduk
Papua, memulai hidup berkomunitas
dan berkarya kami menyadari betapa kaya tanah Papua. Keaslian dari orang-orang
Papua, keindahan yang alami serta keterbukaan masyarakat setempat memberikan
kami senantiasa enjoy dalam melakukan
segala sesuatu. Saya
berkarya di Poliklinik St. Lusia dan Sr. Verena berkarya sebagai tim
Pastoral sedekenat Keerom Keuskupan Jayapura.
Seperti yang sudah kita tahu bahwa Papua merupakan
salah satu daerah endemic Malaria jadi 80% dari pasien yang berkunjung di
Poliklinik menderita Malaria Tropikana maupun Tersiana, asalkan tidak
terlambat penanganan atau pengobatannya
5 hari sudah pasti akan segera membaik. Selain bekerja di Poliklinik, saya juga melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien
sebagai tindak lanjut dari
pengobatan yang sudah dilakukan di poliklinik. Selain itu ada program khusus
pemberantasan Papua bebas Malaria bekerjasama dengan PERDHAKI dan Organisasi
WFI serta pemerintah dengan memberikan perhatian khusus pada penduduk di kampung-kampung.
Sr. Verena untuk sementara ini
memegang peranan sebagai Ketua/Koordinator
Sinode Keuskupan Jayapura, menyiapkan anak-anak untuk terima komuni pertama, juga memberikan rekoleksi bagi murid SMAK St. Arnoldus
bekerjasama dengan Fr.
Kris Pr.
Karya
kerasulan kami sepertinya berbeda namun kami berusaha menyeimbangkan antara
program komunitas, karya maupun kegiatan dalam lingkungan. Kita satu dalam doa dan
misi.
Sr. Maria Angela,
SSpS
Infokom Edisi 49, November 2015
No comments:
Post a Comment