Yang terkasih
Sr. Ines dan para
Suster
Salam damai
dalam kasih Allah Roh Kudus.
Para Suster saya sudah tiba di Sudan Selatan.
Sebelum ke Yei, saya transit terlebih dahulu di Juba. Saya bersyukur atas
setiap kejutan yang Allah
berikan kepada saya. Saat dalam pesawat saya berjumpa beberapa Imam SDB
dari 4 negara yang diutus ke Juba. Pada
saat di kantor imigrasi Airport Juba, satu petugas
laki-laki setelah
menerima format pengisian saya, sambil tersenyum mengatakan “Sister
welcome in South Sudan”. Saya bertanya berapa banyak
uang yang harus saya bayar, tetapi
sekali lagi ia tersenyum
dan mengatakan “Sister welcome in South Sudan”. Saya tidak diperkenankan membayar apapun.
Saya dijemput oleh Sr. Beny, SSpS dari Filipina. Kami menginap terlebih
dahulu di rumah singgah
milik Keuskupan sambil menunggu
keberangkatan pesawat dari Juba menuju Yei. Semalam kami
tidur tanpa nyala listrik. Para Suster dari komunitas Yei mengucapkan
selamat datang melalui telepon. Pagi harinya
kami melanjutkan perjalanan ke Yei.
Sampai
di komunitas saya disambut dengan hangat dan gembira oleh para Suster. Ada
upacara penerimaan dengan pemotongan kue dari keluarga besar Arnoldus (SSpS
dan SVD). Setelah itu saya diajak keliling di komunitas, berkunjung di Klinik St. Bachita, Paroki dan Keuskupan. Uskup dan para imam di
keuskupan Yei sudah mempersiapkan acara penerimaan khusus untuk para Imam Don
Bosko dan saya. Setelah selesai, secara simbolis acara dilanjutkan dengan penananam
1 pohon di kebun halaman depan rumah disaksikan oleh para Suster di komunitas.
Minggu, 23
Agustus 2015 bersama dengan beberapa Suster, Bruder SVD dan imam Projo, saya menghadiri Misa Syu-kur pembukaan
Paroki baru di Morobo, dekat negara Uganda dan Kongo. Misa dipersembahkan oleh Uskup dan 7 Imam yang menjadi konselebran. Misa
berlangsung selama 4 jam karena selalu ada tarian dalam setiap
lagu. Usai misa dilanjutkan dengan makan siang dan beberapa acara yang
sudah disiapkan oleh panitia. Saya mulai belajar bahasa Inggris di komunitas dengan guru
privat dari Yei. Program
selanjutnya saya akan belajar bahasa lokal yaitu bahasa Arabic dan Bare. Uskup meminta saya untuk
membantu beliau
di kantornya, mengkoreksi surat, dokumen dll.
Pada hari
Minggu, 30 Agustus saya bersama para Suster ke paroki SVD yang jaraknya bisa
ditempuh selama 1,5 jam. Kondisi jalan belum diaspal, berlubang dan
menantang. Di Layna Paroki SVD
ada 4 orang. Para Imam berasal dari
Polandia, India dan Jawa dan 1 Bruder dari Timor. Kami mengadakan pertemuan dan makan bersama sebagai satu
keluarga. Setelah itu kami kembali ke komunitas Yei. Saya tinggal di
kota, satu kompleks dengan keuskupan. Semua jalan di Yei belum di aspal, namun
listrik sudah ada mulai pk 08.00 sampai pk 23.00.
Di Sudan perut saya sudah
menerima makanan pengganti nasi yaitu Asida terbuat dari tepung jagung dan singkong yang
dimasak tanpa bumbu.
Terima kasih
banyak untuk doa dan semua bukti cintanya, dan tetap mohon doanya agar
kehadiran saya membawa berkat dan rahmat bagi sesama yang telah Tuhan Allah
percayakan dan siapkan untuk saya. Kita
tetap satu dalam doa dan misi kita bersama. Khususnya mohon doanya untuk Saudara dan Saudari kita di
Paroki Layna,
paroki SVD, karena sampai saat ini belum dikatakan aman. Pada tanggal 26
Agustus yang lalu ada 6 orang meninggal tiba-tiba
karena dibunuh. Salam banyak dari para Suster di Komunitas Yei,
Sudan Selatan, ada 8 Suster termasuk saya, sementara ini Sr. Veronika dari
Slovakia sedang mengikuti Tersiet di Steyl, Sr Beny dari Filipina sedang
mengikuti pertemuan di India. Demikian kabar dari saya. Tetap
satu dalam doa dan misi kita bersama.
Sr. Trie, SSpS
Infokom Edisi 40, Oktober 2015
selamat jalan Sr. Veronika, SSpS..Engkau telah menabur kuntum yang harum semerbak wanginya. Engkau telah menjadi martir Allah yang berani mati demi Yesus Sang Guru Agung. Engkau menjadi contoh dan teladan kami para misionaris muda yang akan berkarya ke tanah misi. Terima kasih atas kesaksian penuh pengorbanan ini. Pray For Sr. Veronika..
ReplyDelete