Sebagai calon
misionaris, kami pranovis diharapkan memiliki bekal untuk beradaptasi
dengan lingkungan baru dan menemukan nilai-nilai kebajikan dalam
masyarakat. Maka pada tanggal 31 Juli 2012 – 30 Agustus 2012
pranovis mengikuti kegiatan live in. Lokasi yang menjadi tempat
pembelajaran misi adalah paroki St.Maria Immaculata, Tabanan, Bali.
Hal ini mengingat bahwa kami semua berasal dari Jawa sehingga perlu
belajar mengenal “medan” misi yang berbeda dengan tempat asal.
Kami berangkat dari
Malang pada tanggal 31 Juli 2012 menuju komunitas St. Rafael
Singaraja, kemudian diantar ke Paroki St. Maria Immaculata, Tabanan,
Bali. Pastor paroki, Rm. Herman Yoseph Babey, Pr
menerima pranovis dan membagi tugas perutusan, Rina dan Galih
bertugas di stasi Penganggahan sedangkan Dewi bertugas di stasi
Piling. Kedua stasi merupakan daerah
dataran tinggi dekat dengan gunung Batukaru. Penduduk stasi
Penganggahan dan stasi Piling mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani, disamping itu juga ada yang berprofesi sebagai pedagang dan
pegawai.
Kegiatan
sehari-hari kami adalah memberi makan babi, membersihkan rumah,
menanam padi di sawah, kunjungan ke rumah umat, mencari sayur di
kebun, memasak kue untuk dijual di warung dan membantu anak belajar,
serta mencari kayu bakar. Dalam kegiatan lingkungan, kami juga
dipercaya untuk memberi renungan dalam doa lingkungan. Dalam kegiatan
bermasyarakat, kami juga belajar bahasa Bali, mengikuti kerja bakti
di gereja, melayat umat Hindu yang meninggal, mengikuti perlombaan
hari proklamasi pada tanggal 17 Agustus 2012, mengajar pelajaran
agama anak-anak di stasi. Selain itu, karena bertepatan dengan hari
raya Galungan umat Hindu, maka kami juga terlibat dalam membantu
persiapan perayaan Galungan di rumah tetangga yang beragama Hindu
seperti membuat canang, tulang lindung dan banten yang digunakan
untuk doa para umat Hindu, membantu memasak untuk persiapan ngejot
(hantaran makanan) berupa aneka masakan dari babi.
Melalui
live in ini, kami belajar melihat situasi baru yang sungguh berbeda
dengan situasi di tempat asal. Namun keramahan dan keterbukaan umat
di kedua stasi terutama keluarga dimana kami tinggal membantu dalam
segala proses kami untuk beradaptasi. Segala pengalaman selama live
in tentu menjadi pembelajaran berharga bagi kehidupan kami.
Foto bersama umat di
Stasi Penganggahan
Dewi,
Galih dan Rina (Pranovis)
No comments:
Post a Comment