Umat di Paroki Waris Papua saat mempersiapkan perayaan Paskah
Pada kesempatan ini kami mau mensyeringkan pengalaman kami selama masa Paskah. Seperti biasa pada hari-hari besar perayaan pesta Gereja kami mendapat bagian untuk melayani di stasi-stasi meskipun sudah ada beberapa Frater yang dikirim untuk membantu. Pada pesta perayaan Paskah ini di stasi Waris mendapat tenaga tambahan 7 Frater, 6 Frater dari keuskupan Jayapura dan 1 Frater dari keuskupan Timika. Pembagian wilayah pelayanan diatur oleh Sr Ervina SSpS selaku sie liturgi yaitu dan Pastor Paroki Waris yaitu Rm Kris Bidi SVD.
Selama Tri Hari Suci Sr Ervina membantu di pusat paroki dan stasi Kalibom. Hari Kamis Putih semestinya Sr Ervina mendapat bagian kotbah di pusat Paroki tetapi karena terlambat tugas itu tidak jadi dilaksanakan. Beberapa kendala penyebab keterlambatan karena menghias gereja sampai sore, juga jarak tempuh pusat paroki cukup jauh dari komunitas (kurang lebih 7,5 km). Sr Viani SSpS melayani di stasi Kalibom dan stasi Bah, Kamis Putih di stasi kalibom, malam Paskah dan Minggu Paskah di stasi Bah bersama frater. Sr Imaculata membantu di stasai Bompai bersama Frater Jeremias Rahadat Projo (dari keuskupan Timika). Berangkat dari komunitas pk 10.00 WITA, diantar oleh Oskar Tawa dengan sepeda motor. Setibanya saya langsung menuju ke gereja untuk mencari tahu dimana harus menginap selama pelayanan Paskah. Kami menginap di rumah Ibu Asti, guru agama di Bompai.
Malam Kamis Putih saya memimpin ibadat. Dalam kotbah saya menekankan tentang cinta dan pengorbanan Kristus kepada umat manusia. Selesai ibadat disambung dengan pentahtaan sakramen, sayangnya umat di stasi ini belum terbiasa dengan tuguran untuk berjaga bersama Yesus. Selesai ibadat saya berpesan agar umat pada malam ini berjaga di rumah masing-masing untuk mempersiapkan diri dalam perayaan Jumat Agung.
Pagi hari saya memimpin ibadat jalan salib dan Frater memimpin ibadat penciuman salib. Kotbah hari ini menekankan pada umat untuk bersyukur karena Kristus mau menderita dalam jalan salib untuk menebus segala dosa kita. Ibadat semestinya dimulai Pk15.00 WITA tetapi umat baru berdatangan Pk 17.00, sehingga ibadat tertunda selama 2 jam dari waktu yang telah ditentukan.
Mulai pagi hari kami melakukan kerja bakti untuk mempersiapkan malam Paskah, saya sangat senang karena semua umat berpartisipasi dalam mempersiapkan dekorasi, dari anak-anak sampai orang tua. Tema paskah yang kami ambil adalah KRITUSVA POKEMARINI POP, PIVA WIFIV SESWOM yang artinya “Kristus bangkit dari kematian, kami memujiNya”. Dengan tema itu memang benar-benar pas, karena umat sangat bersemangat menghias gereja dengan hiasan yang sungguh meriah, sehingga kebangkitan dan kegembiraan itu sungguh ada dalam hiasan-hiasan yang sederhana dan hidup, dan sesuai dengan situasi setempat. Ditambah lagi mereka mempersembahkan lagu-lagu daerah setempat yang dipimpin oleh Bp. Diki Swopada.
Ibadat malam Paskah dipimpin oleh Frater, dalam kotbah dia mengatakan “ Kalau Kristus tidak bangkit sia-sialah kita percaya kepadaNya.” Satu keajaiban yang terjadi malam itu adalah suasana saat menyalakan api unggun, yaitu saat hujan rintik-rintik, selesai upacara pemberkatan api dan umat berarak menuju ke dalam gereja, hujan mengguyur begitu deras malam itu dan reda ketika perayaan telah selesai.
Minggu Paskah saya yang memimpin ibadat, umat juga banyak meskipun mereka molor satu jam dari waktu yang telah disepakati. Dalam kotbah, saya menekankan peran perempuan yang mendapat penampakan kebangkitan Tuhan untuk pertama. Mengapa Tuhan memilih perempuan: karena dari perempuanlah lahir kehidupan baru. Kemudian saya kaitkan dengan keberadaan perempuan di tempat itu yang tidak diperhitungkan sama sekali, bahkan perempuan tidak punya hak untuk bicara dan diperlakukan semena-mena. Selesai ibadat kami dijamu oleh tuan rumah dengan makan bersama, selesai makan kami pamit untuk kembali ke tempat kami masing-masing.
Sr Imaculata Rahayu saat mendampingi latihan untuk Jumat Agung
Sr Imaculata Rahayu SSpS
Infokom edisi ke-07, April 2012
No comments:
Post a Comment