PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Friday, March 11, 2011

RUSIA: Surat dari Sr. Jose, SSpS

Yang terkasih Sr. Ines,
Para Suster Anggota Dewan dan
Para Suster se Provinsi Jawa

Salam hangat dari Siberia !
Bagaimana kabar para suster semua?
Semoga dalam keadaan sehat-sehat dan bahagia.

Di sini saya berkesempatan natalan di desa-desa. Pengalaman sungguh menarik untuk saya ketika pergi natalan ke-2 stasi yang jaraknya 2,5 jam-an dengan mobil dari rumah kami. Saat itu saya pergi dengan Sr. Marsela dan Romo paroki. Belum pernah terjadi dalam hidup saya, di satu stasi (namanya saya tidak bisa mengingat), misa natal hanya dihadiri 3 umat. 2 dari mereka bapak dan anak (sudah ibu-ibu) lalu 1ainnya teman dari anak (juga ibu-ibu).
Misa juga tidak dilaksanakan di gereja atau kapela khusus tapi di rumah bapak tersebut yang memang seijin uskup dijadikan kapela. Di stasi yang satunya, ada 7 umat; 2 orang dewasa dan 5 anak-anak. Misa juga di rumah salah satu umat.

Umat di sini tidak terlalu mengerti apa itu natal, cerita tentang natal dsb. Sangat sederhana perayaan yang ada di 2 desa itu; tidak ada baju baru, tidak ada kue natal dan tidak ada kadang natal. Kalau dicermati, latar belakang umat disini kebanyakan mereka yang dari German, ada keturunan Polandia dan anak-anak (yang di desa-desa, dikota banyak juga anak muda asli Rusia). Mereka yang berasal dari German dan Polandia dulu beragama Katolik. Zaman komunisme mereka di tempatkan di Siberia ini yang dikenal sebagai tempat "Pembuangan".

Dengan udara yang sangat dingin dan orang-orang itu dipekerjakan di penambangan batu-bara (coal). Sebenarnya dengan tujuan untuk kasarnya "membunuh" secara perlahan-lahan. Tapi mereka bertahan. Mereka juga dilarang menjalankan hidup keagamaan mereka. Sepuluh tahun yang lalu komunis runtuh dan sangat mengagumkan. Benih-benih iman yang mereka miliki dari tanah air mereka masih hidup dan itulah yang memampukan mereka berjalan berkilo-kilo untuk mencari Gereja Katolik. Seperti yang saya dengar, dulu umat2 ini dari desa berjalan berkilo-kilo atau naik bis ke kota untuk mencari gereja Katolik karena mereka mendengar ada 1 di kota, yakni paroki yang sekarang ini kami bekerja dengan para romo Redemptoris. Demikianlah kenapa sekarang kami bisa memiliki umat di desa-desa. Meski mereka hanya 1-2orang saja, hanya 1 keluarga kami tetap pergi untuk mengunjungi, berkatekese, doa dan misa dengan mereka.

Keadaan suhu di sini di musim winter begini dingin sekali, saat saya mengetik email ini -32 derajat, kadang lebih dari -40. Salju seperti bukit-bukit saja bertebaran di mana-mana. Syukurlah saya masih sehat-sehat. Untuk sekolah, sekarang tidak terlalu stress lagi, mulai bisa mengikuti. 2 bulan pertama sangat memusingkan, tapi sekarang enjoy dengan belajar bahasa. Diluar itu, tentu saja masih banyak hal yang perlu dipelajari, termasuk adaptasi dengan situasi yang baru ini. Jadi sungguh, saya selalu mengharapkan dukungan doa-doa dari para suster semua.

Para suster yang terkasih...terima kasih untuk segala dukungan yang boleh saya terima selama tahun 2010. Dalam ikatan hati untuk misi bersama, saya tetap mengingat para suster semua dalam doa-doa saya. Semoga dengan berkat doa Bunda Maria Bunda Allah dan bimbingan Allah Roh Kudus, kita menjadi mampu menjalani Misi-Nya di tahun 2011 ini.

PS: Saya attach foto komunitas saya di sini (Sr. Agata Slowakia-pemimpin komunitas, Sr. Marsella-Flores, Sr. Natalia-Polandia dan saya) Foto itu diambil di taman dekat rumah kami.

Satu dalam doa dan misi
Sr. Jose, SSpS

Infokom edisi no. 10, Maret 2011

No comments:

Post a Comment