Rumah SSpS yang baru diberkati
Salam dari Filipina
Salam jumpa dalam Kasih Allah Roh Kudus,
Sr. Ines
dan para Suster
terkasih, terima kasih untuk
segala perhatian dan cinta melalui kartu ulang tahun, dan semua pengorbanan dalam
misi kita bersama. Saya
dan para suster disini dalam keadaan baik dan sehat. Saya berharap para suster
demikian adanya baik selalu dan tetap semangat.
Pada saat yang baik ini
perkenankan saya membagikan pengalaman dengan tugas baru di Cagayan
de Oro. Pengalaman liburan tahun lalu
di Provinsi Jawa merupakan sumber kekuatan dan
inspirasi baru dalam menapaki tugas baru yang diberikan kepada saya.
Karya yang dipercayakan yakni pastoral
ministry di Indigenous Apostolate (IPa) di Malitbog, Bukidnon (Mindanao
Area). Karya ini berfokus
di bidang pendidikan di komunitas ‘indigenous peo-ple’. Kami tinggal bersama 3 suster lainnya
karena kondisi geografis tempat
tugas kami sehingga kami terbagi 2 suster tinggal
di bagian atas, komunitas
suku-suku dengan sekolahan dan 2 suster lainnya di bagian bawah untuk pastoral di paroki
dengan asrama putri. Karena dirasa masih muda; saya bersama 1 suster lainnya ditugaskan di bagian atas.
Kami berdua naik gunung
setiap hari Senin
atau Selasa dan kembali hari Sabtu.
Perutusan
di ‘Indigenous Apostolate’ (pastoral
dengan suku-suku) dengan kondisi
alam dalam perjalanan dan masyarakat di gunung sungguh
menantang serta mengundang kami untuk selalu ber-pasrah dengan kehendak Allah.
Kondisi jalan semakin buruk ketika hujan/taifun datang, jalan cukup mendaki dan
sangat jauh dari pusat paroki. Realitas masyarakat/suku bermata pencaharian petani
dan mengandalkan hidup harian pada hasil kebun saja. Sederhana dan apa adanya karena hampir semua pelayanan
dari pemerintah belum sampai di tempat
ini. Syukur pada Allah pada 5 Oktober 2015 lalu sudah terlaksana pemberkatan
rumah baru kami yang terletak di
tengah mereka. Sebelumnya
kami tinggal di kapel lantai dua yang letaknya cukup jauh dari tempat mereka.
Setelah satu tahun menikmati keindahan Malitbog,
Bukidnon, akhirnya sejuta rasa syukur untuk semua hal yang saya terima rasanya
tidak bisa terlukiskan. Melalui
tantangan dan keterbatasan yang ada,
saya banyak belajar untuk “NRIMO”
diri dan bergantung pada Gusti. Semakin saya
menjawab “ya” tawaran bertubi-tubi datang sebagai tantangan dan minta ditanggapi.
Seperti saat ini, saya sedang mengikuti training (Empowerment Church Health Worker) program paket 1 tahun sejak awal 2015 sampai dengan Desember 2015.
Menantang karena merupakan b-dang baru dan sangat diperlukan di gunung membantu
orang miskin. Tawaran training ini datang dari Keuskupan
Malay-balay (keuskupan tetangga) tetapi
romo paroki mengutus saya untuk
mengikutinya.
Sekali
lagi saya mengucapkan terima kasih untuk
segala korban dan cinta bagi misi saya dan misi kita di Filipina Selatan. Satu dalam misi dan doa.
Infokom Edisi 50, Desember 2015
Sr. Debora, SSpS
No comments:
Post a Comment