PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Thursday, October 29, 2015

Surat dari Sr. Bernalda, Misionaris Korea

Hiduplah Allah Tritunggal dalam Hati Kita dan dalam Hati Umat Manusia


Sr. Ines dan para Suster yang terkasih

Salam Jumpa dalam Kasih Kristus.
Bagaimana kabar para Suster? semoga semua dalam keadaan sehat dalam lin-dungan kasih Tuhan. Begitu juga saya dalam keadaan sehat, semua berkat dari doa para Suster.

Para Suster yang terkasih dari hati yang terdalam saya mengucapkan syukur dan banyak terima kasih, untuk segala doa, perhatian, ucapan, dan kartu yang saya terima pada hari HUT saya. Tidak bisa saya katakan satu persatu, rasa cinta dan syukur atas semua berkat yang saya terima ini. Semoga berkat yang berlimpah ini juga menjadi berkat bagi semua orang yang saya jumpai dalam perjalanan hidup ini.           


Pada hari HUT saya tahun ini, sungguh saya merasakan indah tinggal dalam keheningan bersama-Nya. Waktu itu saya masuk retret pada hari pertama. Walaupun tak ada kue tak ada ucapan selamat dan hadiah yang di pandang mata pada hari H, tapi saya merasakan doa-doa para Suster, ini merupakan hadiah yang berarti bagi saya, sehingga saya kuat sampai saat ini. Saya sangat berharap terus doa para Suster.

Saya ucapkan selamat untuk para Suster yang berpesta kaul. Banyak panenNya dan banyak yang berusaha mencari dan berusaha mengenal Tuhan, namun mereka masih belum menemukan-Nya. Kita terus memohon kepadaNya semoga mengirim para pekerjaNya. Sekarang di Korea panggilan untuk hidup membiara hampir tidak ada. Tanpa bosan-bosannya kami terus berdoa memohon kepadaNya pada saatnya nanti pasti Dia mengirimkan apa yang kita butuhkan.

Korea saat ini masih dalam musim panas, hampir sama panasnya dengan kota Surabaya. Pada musim panas banyak kegiatan dan kesibukan yang kami buat untuk tenaga kerja asing, sebelum kami masuk program kegiatan musim panas, para karyawan Keuskupan Uijongbu yang bekerja di Pastoral Sosial mengadakan workshop bersama di Pulau Jeju selama 3 hari sekitar 50 orang yang ikut program ini di antaranya Pastor (17 orang), Suster (4 orang) dan awam. Dalam program workshop ini, kami terbagi dalam 10 kelompok. Dan setiap kelompok kami mempunyai misi untuk mengunjungi tempat-tempat yang sudah di tentukan. Dengan biaya yang didapat dari hadiah  lomba bersama sebelum melaksanakan misinya. 

Kelompok saya terdiri dari  5 orang dengan latar belakang berbeda. Ada 1 orang Pastor menangani lingkungan hidup di perbatasan Korea Utara, 1 orang untuk perkawinan International, 1 orang untuk anak-anak miskin dan dari hasil perkawinan Internasional, 1 orang yang berhubungan dengan kepolisian dan saya untuk tenaga kerja asing.  Dalam lomba kelompok kami juara 2 dari bawah,  dapat uangnya hanya 80 ribu won, uang itu harus bisa kami gunakan biaya tranportasi ke tempat plus biaya makan. Tempat yang kami kunjungi termasuk langka, 2 gunung yang pertama lumayan jauhnya, tidak ada transport umum, kalau naik taksi minimal 200 ribu won pulang pergi ke salah satu 1 gunung. Untuk sekali makan sekali saja tidak cukup. Beruntung bahwa satu anggota kelompok kami, terdapat pastor yang punya ide. Sebenarnya ide tersebut merupakan pelanggaran terhadap per-aturan yang telah di sepakati bersama. Namun tidak ada cara lain karena ada langkah-langkah yang harus di lalui dan saat itu dengan menjawab pertanyaan dan  foto kepada petugas lewat kakaotalk pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. Pastor tersebut mengambil mobil temannya yang di Jeju. Sebelum berangkat kami mengambil foto di halte bis supaya tidak ketahuan membawa mobil. Foto tersebut kami simpan sehingga pada saat pemantau minta untuk dikirimkan foto lewat kakaotalk kami sudah siap.

Langkah ke-2 adalah foto sebelum naik gunung. Ada tanda khusus di sana yang harus kami kirimkan. Selain itu foto penduduk asli yang tinggal di tempat bersangkutan atau gunung tersbut serta posisi di puncak gunung. Saat naik gunung kami diguyur hujan, meskipun pakaian basah, kami terus berusaha naik. Satu dua orang bisa sampai di atas gunung dan lainnya putus asa dan turun kembali dari gunung. Beberapa gunung harus kami lewati. Jika satu gunung sudah selesai maka harus pindah ke gunung berikutnya. Kami sudah merasa lapar tetapi tempat untuk makan sangat jauh dan makan waktu untuk mencapai kesana sehingga kami putuskan untuk menyelesaikan pendakian satu gunung lalu makan.

Salah satu kami harus membuat huruf Miaem bahasa tulisan Korea di laut dalam air dengan tubuh sehingga membuat basah kuyup. Kemudian kamu mencari tempat makan di daerah gunung. Setelah bebe-rapa lama, kami menemukan satu warung makan dalam keadaan pakaian basah dan badan menggigil. Uang yang tersisa 5 ribu sehingga tidak cukup untuk membeli minuman. Untunglah pastor tersebut membawa ATM. Sambil minum kopi kami membuat laporan misi sesuai yang diperintahkan oleh Pastor Direktur sosial pastoral Keuskupan Uijongbu. Berapa dari kelompok tidak sampai ke tempat misi dengan selamat karena kesulitan transportasi dan diguyur hujan yang tidak henti-hentinya. Laporan dan foto yang dikirim juga tidak lengkap. 

Kami mendapat juara dalam misi ini, namun sebelum menerima hadiah tersebut, kami mengungkapkan sejujurnya apa yang terjadi. Dengan keputusan Dewan Keusukupan akhirnya kami dinyatakan menang karena telah menempuh dua gunung yang pada umumnya sulit untuk dilewati dalam satu hari.

Masuk bulan 7 beberapa perusahaan meliburkan tenaga kerjanya karena libur musim panas. Kami membuat kegiatan Summer Camp yang diikuti gabungan Negara gelombang pertama 3 bus ke pantai, gelombang-2 ke Busan, gelom-bang ke-3 untuk para Married Inter-national. Saya juga diminta untuk mem-beri rekoleksi tenaga kerja di Pulau Jeju selama 2 hari. Tanggal 1 dan 2 Agustus  SSpS Provinsi Korea mengadakan Kapitel, tanggal 6-21 Agustus mengikuti seminar dan retret AJSP bersama SSpS dan SVD di Jepang.

Saat ini, kami sedang melakukan persiapan untuk membuat program pertemuan seluruh tenaga kerja di Korea pada libur panjang di hari thanks giving pada September ini. Program-program ini ber-tujuan untuk mempersatukan dan saling berbagi pengalaman di tanah asing. Sela-ma bertugas mendampingi tenaga kerja ini, saya menemukan bahwa masih banyak masalah yang harus dihadapi para tenaga kerja. Namun saya percaya bahwa Tuhan akan hadir untuk membantu dan menyelesaikannya. Pekerjaan ini tidak mudah, maka saya senantiasa mohon rahmat   agar  tetap setia dan bekerja sama dengan Tuhan dalam menyelesaikan pekerjaanNya ini.  

Para Suster sekalian dan saya juga akan mengingat para Suster dalam doa. Kita bersatu dalam doa. 
                                            
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih untuk semua. Sampai jumpa dalam wajah-wajah Allah diperjalanan hidup harian kita.


Salam Cinta Allah Roh Kudus

    Sr. Bernalda, SSpS

Infokom Edisi 48, Oktober 2015

No comments:

Post a Comment