(Dari kiri ke kanan: Sr.Norbertilde, Sr.Ima Naif, Sr.Yelina,
Sr.Priscilla, Sr.Esterlina dan Sr. Florentina)
“Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula” sabda
Yesus inilah yang menjadi permenungan dan menghantar kami untuk memulai langkah
baru memasuki OMB, Masa
Orientasi Misi Bersama di Komunitas St. Maria, Batu. Kami yang mengikuti OMB
adalah Sr. Imakulata Naif, SSpS dari Provinsi Timor dengan perutusan misi ke
Chille, Sr. Esterlina Semu, SSpS
dari Provinsi Flores Barat dengan perutusan Misi ke Timor Leste dengan terlebih dahulu mengikuti CCME ke
Portugal selama 6 tahun, dan Sr. Maria Yelina, SSpS dengan perutusan Misi ke Ecuador.
Kami bertiga bersama Sr. Ines,
Sr. Norbertilde, Sr.
Maria Columba dan
Sr. Vita (keduanya dari Kalimantan) berangkat dari Komunitas
Provinsialat sekitar pk.
08.00 WIB. Kami terlebih dahulu mengantar Sr. Maria Columba dan Sr. Vita ke
Bandara Juanda menuju ke Kalimantan. Allah Roh Kudus sungguh mendayai mereka
berdua yang nampak dari wajah yang gembira dan semangat sehingga semakin
meneguhkan langkah kami untuk mengikuti kegiatan OMB dengan semangat dan
gembira pula. Kami mengalami perjalanan yang lancar dan menyenangkan sehingga
kami tiba di Komunitas St. Maria,
Batu dengan selamat
dan disambut hangat oleh para
Suster di Komunitas. Perjumpaan
yang meng-hidupkan
ini dilanjutkan dengan makan siang bersama. Pada kesempatan itu kami peserta
OMB memperkenalkan diri sekaligus
mengungkapkan maksud kedatangan kami ke komunitas
ini.
Masa OMB 2015 yang bertemakan “Aku dipanggil dan diutus” dibuka dengan Ibadat bersama yang dilaksanakan
pada hari Jumat, 4 September pk.
18.00 WIB
dipimpin oleh Sr. Stefani, SSpS
dan Sr. Odilia, SSpS. Ibadat dilaksanakan
di Kapel Komunitas
St. Maria dihadiri oleh Para suster dari komunitas St. Maria, Syalom, dan Novisiat
yang diwakili oleh Sr. Norbertilde.
Dekorasi lima benua di depan altar menggunakan kain lima warna, gambar generasi pendiri
dan menempatkan lilin di tengah sebagai lambang Terang Kristus ditata indah oleh
Sr. Odilia dan Sr. Stefani.
Ibadat pembuka
OMB diawali dengan lagu “Kau
Dipanggil Tuhan”
mengiringi kami peserta OMB masuk sambil membawa
atau mengenakan simbol yang merupakan kekhasan daerah masing masing yang mengesan
secara pribadi. Meskipun
kami masing-masing berefleksi secara
pribadi, namun simbol yang kami temukan
sama yaitu selendang yang mempunyai
banyak fungsi untuk mengikat,
membawa atau menggendong se-suatu,
untuk mengusap keringat atau air mata.
Namun dalam pemaknaan,
kami menemukan selendang sebagai simbol pemersatu,
menyatukan perbedaan untuk menghantar pada satu tujuan yang sama dan untuk
kebaikan bersama.
Pembacaan
Konstitusi Artikel 119 yang dibacakan oleh Sr. Emiliana Kewa Demon, SSpS semakin menyadarkan
kami bahwa sangat penting bagi kami untuk bertumbuh dan menjadi matang dalam cinta kasih agar dapat
melayani dengan lebih baik. Setelah pembacaan Konstitusi dilanjutkan dengan
pembacaan Injil Yohanes
1:37-42 oleh Sr. Odilia kemudian
renungan singkat namun mendalam oleh Sr. Stefani. Dalam renungannya Sr. Stefani
mengungkapkan bahwa mungkin lebih tepat
kalau OMB adalah singkatan dari Orientasi Misionaris Baru karena masa ini
adalah masa dimana misionaris baru yang akan keluar negeri belajar untuk
mengenal negara misinya dengan lebih dahulu mempersiapkan diri melalui kegiatan-kegiatan selama OMB
ini. Salah satu cara adalah menggunakan waktu satu bulan ini mengisi diri
dengan doa yang intensif, membuka diri untuk setiap Sabda Allah. Secara khusus
pertanyaan Yesus yang secara pribadi bertanya kepada kami dalam sabdaNya “Siapakah yang kamu
cari?”
Acara dilanjutkan dengan doa
penyerahan para Misionaris dan meletakkan simbol
diri/selendang di depan altar. Setelah itu Sr. Odilia sebagai Wakil TPP secara
resmi menerima kami memasuki masa OMB dan menyerahkan peta negara misi masing-masing agar selama
sebulan ini kami diberi kesempatan untuk
mengenal lebih dalam, mendoakan dengan sungguh-sungguh dan mencintai
dengan tulus sebelum
memasuki negara idaman misi kami. Oleh karena itu kami diharapkan untuk bekerja
sama dan saling men-dukung,
membangun komunitas ideal Allah Tritunggal
dengan misi yang bercirikan sama/sederajat, unik/utuh, satu/komunio, dialog dan
misioner yakni terbuka untuk orang lain dengan me-nyerahkan simbol berupa patung kayu
Allah Tritunggal dari Ghana.
Dalam peziarahan ini kami dibimbing
oleh Sr. Stefani dan Sr. Odilia serta para Suster dari komunitas St. Maria, Novisiat dan Syalom yang mendukung kami
dengan doa-doa mereka. Setelah itu kami menyanyikan lagu syukur, dilanjutkan
dengan mohon berkat dan doa Bunda Maria dengan menyanyikan Magnifikat.
Setelah doa penutup
Sr. Florentina, SSpS mewakili para suster mengucapkan selamat datang
dan se-lamat memasuki masa OMB
didampingi Sr. Priscila, SSpS yang mewakili Komunitas Syalom dan Sr.
Norbertilde mewakili Komunitas Novisiat. Sesudah itu masing masing suster mengalungkan selendang kepada para Suster OMB sebagai
tanda memasuki komunitas. Ibadat ini ditutup dengan lagu “Terpujilah Tritunggal” dan dilanjutkan dengan
ma-kan malam bersama
sebagai ungkapan syukur.
Perasaan gembira dan penuh syukur
terus berkobar dalam hati kami, karena berkat dukungan doa dari para suster terutama suster senior maka seluruh rangkaian
ibadat pembuka OMB ini dapat berjalan dengan lancar, hikmad dan sakral.
Hari pertama masa OMB bersama dengan Sr. Stefani
kami bertemu untuk mensharingkan
perasaan dan pengalaman perjumpaan dengan Allah dan sesama sepanjang hari kemarin
sampai dengan hari ini. Secara pribadi Sr.
Stefani mengungkapkan
perasaan syukur dan kekagumannya
akan karya Allah, terutama saat ibadat pembuka OMB semua berjalan dengan lancar
dan sungguh-sungguh merasakan aura doa yang luar biasa, merasakan Allah sungguh-sungguh hadir, sehingga ibadat pembuka OMB terasa seperti upacara kaul kekal. Para suster OMB merasakan hal
yang sama. Sr. Ester merasa bersyukur
dan bahagia karena kami bertiga menemukan simbol
yang sama dan disatukan oleh simbol
penerimaaan dari komunitas
yang juga berupa selendang.
Perasaan kagum juga hadir karena kami bertiga
seperti simbol
Allah Tritunggal. Sr. Ima Naif juga merasa bersyukur dan berbahagia karena
kebaikan Allah dalam diri orang-orang yang menolong dirinya yang baru pertama
kali ke Surabaya mulai dari persiapan keberangkatan sampai tiba di tempat ini.
Ia menemukan Allah yang luar biasa dalam peristiwa yang dialami, orang-orang
yang dijumpai, serta kehe-ningan
dan keindahan alam di tempat ini. Rasa syukur dan terharu juga dirasakan oleh
Sr. Yelina yang mengalami kasih setia Allah yang senantiasa menyertai.
Harapan-harapan, mimpi dan doa-doa yang diwujudkan oleh Allah sampai bisa
memasuki masa OMB dengan seruan penuh syukur, “Siapakah Aku ini Tuhan sehingga saya Layak Memperoleh
Rah-mat Allah yang Sebesar Ini”?
Selain mengungkapkan perasaan, kami juga mensharingkan
harapan yang ingin kami capai setelah satu bulan mengikuti OMB. Kira-kira kami ingin menjadi
suster yang bagaimana nanti setelah satu bulan di tempat misi. Sr. Ima Naif
mengungkapkan harapannya semakin menjadi pribadi yang kuat dalam doa karena
baginya doa adalah tongkat dalam melangkah dan menjadikan doa sebagai
makanannya setiap hari. Sementara itu Sr.
Ester berharap menjadi Suster yang memiliki semangat yang berkobar-kobar dan
penuh penyerahan diri seperti Bunda Maria dalam fiatnya “Aku
ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendakMu”. Sr.
Yelina ingin menjadi pribadi yang HIDUP. Tetap semangat, gembira dalam situasi
dan tantangan apapun dan dengan siapapun dalam ber-bagi hidup.
Kami sungguh bersyukur kepada Allah Tritunggal
Mahakudus yang telah memanggil
dan mengutus kami. Kini saatnya bagi kami untuk mempersiapkan diri dengan
sungguh-sungguh sebelum memasuki
tanah misi kami masing-masing dengan terus membuka diri untuk diisi selama masa
OMB ini. Kami juga ber-terima kasih untuk segala
bentuk dukungan
dari para Suster dan rekan misi di komunitas. Kami percaya bahwa Roh Kuduslah
yang membuat hati kami berkobar-kobar untuk belajar menjadi pribadi yang siap berbagi
hidup sebagai pernyataan kasih dan penyerahan diri kami seutuhnya kepada Allah
yang telah memanggil dan mengutus kami dengan satu tujuan yang satu dan sama, yaitu
agar nama Allah semakin hidup, dikenal, dicintai dan dimuliakan dalam hati
setiap manusia.
Infokom Edisi 48, Oktober 2015
Sr. Ima
Naif, Sr, Yelina, dan Sr. Ester
No comments:
Post a Comment