PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Tuesday, June 30, 2015

SELAMAT HARI RAYA PENTAKOSTA, 24 Mei 2015

Di hari yang penuh sukacita atas turunnya Roh Kudus, Roh Pembaharu ini kami ingin berbagi syukur, sukacita dan harapan melalui sebuah cerita/syering kami tentang “Kebun Misi di Novisiat Batu”.


Berawal dari sebuah keprihatinan tentang kebun di depan rumah novisiat yang kurang subur, kami membangun mimpi bersama di seputar meja makan, “Bagaimana menjadikan kebun itu subur?”. Tanah ke-bun itu kurang subur karena di dalam tanahnya penuh dengan bongkahan batu buangan sisa bangunan. Kami tidak mau berhenti pada rasa prihatin dan sekedar mimpi. Undangan untuk membaharui komunio dengan alam ciptaan menggema terus. Kami bergerak  bersama dan dengan bantuan mitra misi yang bekerja di kebun Margi Rahayu; Pak Juri dan Pak Kirnu mengeluarkan bongkahan-bongkahan batu itu kemudian membalik tanahnya dan secara perlahan kami mulai menata tanah yang sudah bisa digarap itu.

Berbekal pengalaman mengikuti seminar yang diberikan oleh para Suster Yunior SSpS sekitar dua/tiga tahun yang lalu bagi para postulan di KGP (Kursus Gabungan Postulan di Keuskupan Malang) dan membaca kembali dari beberapa sumber tentang biopori, kami memilih menyuburkan tanah kebun novisiat dengan membuat lubang biopori. Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna untuk mengurangi genangan air dan sampah organik serta menjaga air bawah tanah. Untuk setiap 100m2 lahan idealnya lubang resapan dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5-1m. Dengan kedalaman 100cm dan diameter 10cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam waktu 15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan.

Sekitar dua tahun ini kami menekuni pemeliharaan biopori, kami yakini ini memberi kehidupan. Hari demi hari kami mengumpulkan sampah dapur dari novisiat dan Komunitas St. Maria. Awalnya memang tidak mudah untuk setia dan menjaga kedisiplinan mulai dari memilah sampai memasukkan sampah ke lubang bio-pori, namun ketika kami sadar akan nilainya, kami bersemangat. Setiap penghuni novisiat mempunyai tanggungjawab piket mengisi lubang biopori, bila ada  yang lupa saling mengingatkan, bila pergi mengin-formasikan kepada teman yang lain atau bekerjasama dengan Ibu di dapur dan Bapak yang bertugas di kebun St. Maria.

Komitmen ini juga membuat kami sadar bahwa ketika beraktivitas dan menghasilkan sampah, kitalah yang bertanggung jawab atas sampah itu sampai titik. Membayar iuran bulanan sampah bukan berarti tanggungjawab kita selesai. Halaman di biara dan rumah kita bersih, sedangkan TPS menggunung bukanlah harapan kita. Memang jika dipikir “apa artinya sumbangan kita yang kecil ini, toh masih banyak yang belum memilah sampah?”, bukankah sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil?, semoga demikian pula dengan komitmen peduli pada lingkungan. Dikobarkan oleh Roh Kehidupan kita berjuang bersama mewujudkan bumi kita menjadi planet yang semakin nyaman untuk dihuni.

Buah-buah sukacita kecil mulai kami cicipi bersama; sekarang tanah di kebun kami subur banyak cacing dan makhluk hidup lain “kerasan” hidup dan tinggal di dalamnya, banyak kupu-kupu bercengkrama di sekitar kebun, ayam-ayam Sr. Yasinta pun senang bermain di sekitar kebun novisiat, suara beberapa jenis serangga terdengar makin nyaring kala suara kendaraan di jalan
raya mulai lengang, buah dari pohon mangga di kebun kami yang semula rasanya hambar, tahun ini mulai ada rasa manis-manis asam. Kebun sudah menghasilkan beberapa sayuran; daun singkong, pepaya, pucuk labu, kangkung, bayam, kenikir, cabe, sedikit buncis dan bengkuang. 

Kami mencoba mengelola, bila di kebun ada sayur yang bisa dipanen petugas dapur membeli dengan harga seperti di pasar dan hasil uangnya dikumpulkan untuk dana sosial untuk membantu sesama yang mem-butuhkan. Hasilnya memang tidak banyak, sungguh membahagiakan.Kami juga bercita-cita membuat lubang biopori dengan intensi dan menandainya dengan nama ko-munitas/negara misi tempat dimana Para Suster kita berkarya sehingga saat mengisi kami sembari berdoa dan menyatukan hati bersama Para Suster. Kebun ini juga menjadi salah satu sudut tempat berekspresi bersama orang-orang muda yang live in di biara St. Maria/Novisiat. Tahun lalu para peserta live in menanamkan bunga matahari di kebun novisiat dan bijinya telah menyebar ke biara-biara yang ingin menanam bunga matahari….Demikian Para Suster syering kami dari Kebun Novisiat. Kami juga mengucapkan limpah terima kasih untuk cinta Para Suster semua yang men-cintai & mendukung kami di rumah formasi dengan caranya masing-masing. Doa kami selalu untuk Para Suster.


Sr. Sisilia Andri -Komunitas Novisiat
Infokom Edisi 44, Mei 2015

No comments:

Post a Comment