Komunitas
St. Rafael Singaraja membuat
pupuk organik dari
sampah dapur dengan penggunaan
MOL (Mikro Organisme Lokal) yang dibuat dari kulit pisang. MOL
berguna untuk membantu proses
pembusukan lebih cepat sehingga mampu mengembalikan unsur hara dalam tanah.
MOL dibuat dari
bahan kulit pisang (kecuali pisang kepok) atau kulit nanas, air, gula pasir atau tetes
tebu. Cara pembuatannya yaitu dengan memasukkan
2 atau 3 buah kulit pisang ke
dalam botol bekas aqua (1 liter) kemudian menambahkan air dan gula
sebanyak 2 sendok makan. Air tidak sampai penuh sehingga apabila mengalami
proses fermentasi tidak sampai meluap.
Air dalam botol dikocok sehingga gula bisa
bercampur dengan baik kemudian tutup rapat. Botol diletakkan di tempat yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung
dan tiap hari dibuka sebentar agar gas bisa menguap. Setelah kurang lebih
satu minggu, setelah
tidak berbusa maka MOL bisa digunakan.
Penggunaan
MOL yakni dengan menggali
lubang dan memasukkan
sampah organik (sisa-sisa sayur dan daun) kemudian menyiramnya
dengan MOL, menutup
tanah kembali dan menyirami de-ngan
air. Dalam satu minggu tanah sudah subur dan bisa ditanami. untuk skala kecil, dalam proses ini dapat digunakan
pot atau polibag dengan cara memberi
sedikit tanah dalam pot kemudian meletakkan
sisa sayur dan menyiramnya
dengan MOL dan melakukan proses seperti
sebelumnya.
MOL juga bisa digunakan untuk
menyiram tanaman atau membersihkan kandang apabila mempunyai hewan peliha-raan
yaitu dengan mencampur MOL dengan air dan menyiramkannya pada kotorannya.
Setelah beberapa bulan
mempraktekkannya, para suster merasa
mendapat banyak manfaat dari pembuatan MOL. Penggunaan plastik untuk menampung
sampah dapur menjadi
berkurang karena sampah organik sudah dikembalikan
lagi ke tanah. Botol-botol plastik bisa
dimanfaatkan untuk
pembuatan MOL dan tanah kembali subur sehingga para suster mendapatkan hasil dari tanah yang
sudah dipelihara.
Infokom Edisi 50, Desember 2015
Sr.
Emiliana Supriyanti, (Novis 2)
No comments:
Post a Comment