Saat penanaman 14 Oktober 2012
Hasil penanaman
26 Oktober 2014
Pagi itu sekitar Pk 09.30 WIB pada hari Minggu yang
cerah tanggal 26 Oktober 2014, kami menuju lokasi tempat penanaman
pohon Eukaliptus di DAS Brantas Coban Talun.
Setelah melewati kebun apel yang buahnya hanya tinggal sedikit dan
beberapa pohon lainnya kering karna musim kemarau,
motor kami parkir di Pos
satpam. Kemudian kami meminta ijin kepada bapak penjaga agar kami diperkenankan
untuk masuk lokasi hutan milik Perhutani untuk menengok tanaman kami. Setelah
mendapat
ijin kami segera menyusuri jalan menuju hutan Coban Talun.
Di tengah perjalanan kami melihat
banyak mahasiswa dari Universitas Negeri Malang yang sedang mengadakan out bond, bahkan mereka ada yang menyapa kami setelah kami kembali dari hutan. Lima belas menit kemudian kami sampai pada
lokasi dimana kami dulu pernah menanam pohon untuk keselamatan ibu pertiwi.
Lokasi itu sekarang
sudah berbeda dari yang sebelumnya, lokasi itu menjadi tampak gersang namun
pepohonan masih tetap ada mungkin karna musim kemarau. Tak terasa dua tahun telah
berlalu sejak kami menanam pohon-pohon eukaliptus pada tanggal 14 Oktober 2012, pohon-pohon itu telah tumbuh
semakin menjulang tinggi.

Setelah sejenak beristirahat di antara
bebatuan, kami segera menyusuri perbukitan di seberang
sungai Brantas. Dan sungguh mengejutkan bahwa pohon eukaliptus yang beberapa bulan
lalu pernah kami kunjungi dulu tingginya baru 3 atau 4 meter sekarang kira-kira
ada yang tingginya 5 sampai 10 meter dan diameter batangnya
juga sudah cukup besar. Dan yang tak kalah menariknya adalah pohon pinus yang
dulu tampak tidak berkembang sekarang justru malah semakin tinggi dan bagus
karna di samping
pinus ada sebuah kolam air yang pasti memberi kesejukan. Sungguh luar biasa di atas
bukit masih ada sebuah kolam kecil air yang jernih.
Setelah kami puas berkeliling naik turun bukit dan
melihat tanaman-tanaman itu kami memutuskan untuk melihat bendungan
atau tempat untuk mengatur keluar tidaknya aliran air. Dan alangkah ter-kejutnya
kami bahwa di bendungan itu ternyata air yang mengalir sangat sedikit
bahkan daerah itu ditumbuhi oleh lumut dan dasarnya bisa
kami lihat. Itulah mengapa aliran air di sepanjang DAS
Brantas tersebut nampak sedikit. Kemung-kinan dari
sumbernya juga sudah menipis jumlah airnya.
Pohon-pohon eukaliptus dan pinus tersebut sungguh
diberkati Tuhan karna mereka mampu untuk tetap tumbuh meski di musim
kemarau. Buah kasih dan cinta serta sentuhan lembut dari tangan-tangan anak-anak jalanan, anak-anak St. Agnes beserta
para pembina mereka, para frater SVD, frater novis O. Carm, novis SSpS, postulan
SSpS, mahasiswa/i Brawijaya dan Akbid, para suster yunior SSpS dan beberapa
suster medior SSpS (Sr. Ludovika, SSpS pendamping yunior distrik, Sr.
Hilary, SSpS pemimpin yunior, Sr. Odilia, SSpS pemimpin komunitas Trinitas dan
Sr. Rosa Damai, SSpS).
Sentuhan-sentuhan merekalah yang memberi
warna tersendiri sehingga pohon-pohon itu tumbuh dengan indah.
Sr. Maria
Indriana, SSpS & Sr. Anisia Kase, SSpS
Infokom Edisi 14 - Desember 2014
No comments:
Post a Comment