PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Tuesday, June 30, 2015

CERITA KOMUNITAS PROVINSIALAT: BerjalanBersama Roh





Di sebuah biara yang tenang, dengan fasilitas yang sederhana namun nyaman, membuat para penghuni merasakan adanya kesejukan dan kedamaian. Rumah Provinsialat ini sudah ada atau berdiri sejak 54 tahun yang lalu namun tetap memberikan suasana yang nyaman bagi para suster yang tinggal di dalamnya.




Beberapa bagian dari bangunan ini memang sudah tidak layak lagi untuk dihuni, seperti lantai yang sudah mulai turun sebagian sehingga tidak level lagi, kayu atau dinding banyak yang mulai keropos karena rayap dan usia, dan atap bocor dimana-mana. Situasi tersebut membuat bangunan ini tak layak lagi dihuni lebih lama lagi, dan para suster harus berpindah ke rumah baru yang telah disediakan.

Ketika pengumuman pindah digaungkan,banyak perasaan yang muncul, ada yang menerima dengan senang hati, ada yang menerima dengan datar-datar saja, dan ada pula yang merasa berat untuk berpindah. Sehingga perpindahan pun membutuhkan waktu yang cukup panjang karena para suster saling menunggu, dan tidak ada yang bergerak.

Setelah beberapa bulan akhirnya perpindahanpun terjadi, namun permasalahan belumlah usai. Kerikil-kerikil kegelisahan timbul kembali. Ketika menempati rumah yang baru, masih ada banyak lagi keluhan, seperti: rumah yang panas, ramai, kon-struksi yang tidak seperti biara, banyak barang yang rusak dan masih banyak lagi….kering, gersang…dll.

Namun Roh Tuhan berhembus perlahan, menyapa dan menyentuh hati setiap insan yang ada di komunitas ini. Kesadaran baru pun mulai muncul. Para suster mulai me-nyadari bahwa setiap orang perlu bersyukur atas apa yang diterimanya, banyak orang miskin dan orang yang lebih menderita dari kita. Apa yang kita miliki saat ini sebagai seorang biarawati lebih dari cukup.

Setiap suster menyadari bahwa perubahan ini penting, dan baik untuk dialami sehingga rencana lain pun dapat berjalan. Kesadaran baru ini membuat para suster menemukan ide-ide baru untuk membuat rumah yang kurang nyaman menjadi nya-man, yang kering menjadi hijau kembali. Penghijauan dimulai dengan semangat baru, penanaman bunga, rumput, lombok, terong, bayam, membuat bioporidan lain-lain.

Masing-masing pribadi ikut ambil bagian untuk menciptakan kesejukan dalam ko-munitas. Ruang rekreasi dibuat menjadi lebih nyaman sehingga semua dapat bergabung saat rekreasi bersama. Kebersamaanpun dirayakan dengan pesta family yang sederhana namun sangat mengesankan di rumah baru. Rumah ini akhirnya memberi-kan kesegaran dan kenyamanan bagi penghuninya. Pengalaman ini seperti goncangan yang membawa berkat, para suster juga merasa seperti dibangunkan dari mimpi.

Nilai-nilai yang bisa diambil dari cerita-cerita tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Spiritualitas
-       Pengosongan diri, transformasi.
-       Bersyukur
-       Disermensebagai cara hidup
2.    Menjadi Murid-murid Kristus
-       Hidup dalam iman
-       Semangat beribadah dengan kreatif dan reflektif
-       Menerima semua orang (terbuka)
3.    Hidup Komunitas
-       Terbuka “saling memahami”
-       Kesetaraan
-       Semangat kebersamaan
4.    Misi
-       Ramah lingkungan (sesama dan alam ciptaan)
-       Memperhatikan orang kecil (yang sakit dan menderita)
-       Animasi spiritual
-       Memberi tempat para suster studi (khususnya yang dari luar pulau)
5.    Pembelajaran
-       Tantangan untuk menjadi kreatif
-       Keperempuanan semakin berkembang
-       Belajar sabar
6.    Harapan
-       Meningkatkan kelemahlembutan
-       Semakin memaknai setiap peris-tiwa
-       Meningkatkan keterlibatan dalam lingkungan/wilayah Gereja lokal

Surabaya, 31 September 2013
Sr. Lusia, SSpS, PemimpinKomunitas
Infokom Edisi 44, Juni 2915

No comments:

Post a Comment