PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Tuesday, June 30, 2015

Sr. Deodatis, SSpS di tengah-tengah Para Suster SSpS, dan Sesama yang Dilayaninya



 

Sr. Deodatis seorang misionaris yang mencintai Kongregasi dengan sepenuh hati, dan selalu mengatakan bahagia menjadi SSpS. Jika beliau diberi kesempatan untuk terlahir lagi di dunia ini maka beliau ingin hidup lagi sebagai seorang SSpS. Beliau mewariskan semangat sebagai seorang SSpS, berpikir positif, mendengarkan dengan baik. Dalam hidup komunitas Sr. Deodatis dikenal sebagai seorang suster yang rendah hati, disiplin, jujur, percaya, cinta kasih, selalu bergembira, ringan tangan serta peka. Setia dalam tugas dan perhatian dengan sesama, suka keindahan dan kebersihan. Cintanya kepada Kongregasi dibuktikan dengan mengambil bagian dalam Tim AJS untuk mendampingi dan mendoakannya. 




 
Semangat doa untuk panggilan bagi para imam, biarawan/ti. Salah satu kerinduan yang terdalam adalah keinginannya pergi ke Papua, yangmerupakan kerinduan misi pertamanya. Kerinduan itu baru terjawab dua tahun yang lalu ketika beliau mengunjungi Papua untuk pertama dan terakhir kalinya. Beliau adalah Suster Abdi Roh Kudus yang yakin dengan pilihan-pilihan yang dibuat dan tegas dalam melaksanakannya, memiliki relasi yang intim dengan Tuhan Yesus yang dianggap sebagai kekasihnya. Mau memberi diri seluruhnya, memberi yang terbaik dan tidak banyak bicara tetapi berbuat sesuatu.

Injil yang mengesan bagi Sr. Deodatis adalah “Roti Hidup”. Sebagai Abdi Roh Kudus, doa menjadi nafas hidup, setiap hari selalu ke ruang adorasi, bahkan ketika saat masa kritis dan tidak bisa berbicara lagi beliau meminta para suster yang berkun-jung untuk berdoa offisi bersama dan beliau hanya mendengarkan saja.

Sr. Deodatis adalah seorang Abdi Roh Kudus yang telah mengabdikan dirinya pada Kongregasi SSpS dalam karya pelayanan di bidang kesehatan. Selama 47 tahun berkarya di kamar bedah RSK St. Vincentius a Paulo. Menurut sesama mitra misi, beliau adalah seorang suster yang selalu menebar senyum, gembira, menyapa dan murah hati. Disiplin, memperhatikan kerapian, sangat mencintai yang lemah, tidak suka memaksakan kehendak, setia pada komitmen, dan tahan menderita. Setia mengunjungi dan memberi semangat kepa-da yang sakit terutama pasien pra operasi.Sr. Deodatis sebagai seorang suster perawat yang gembira, lincah, perhatian dan selalu bersemangat untuk berangkat ke kamar bedah. Beliau adalah seorang kakak atau seorang guru yang baik. Beliau selalu mengajarkan dengan sukacita, dan senang mendapatkan seorang adik yang adalah seorang SSpS untuk melanjutkan apa yang menjadi harapannya.Beliau berpesan bahwa: “Saya tidak menuntut untuk memiliki skill tinggi, yang paling terpenting adalah hadir dan menyapa, berproses, belajar banyak hal baru. Memang hal ini tidak mudah namun beliau percaya bahwa pasti bisa.

Sosok seorang ibu, sahabat dan guru yang mengajarkan tentang kebersihan, kepedulian dan perawatan alat maupun instrumen untuk operasi. Setiap kali Suster Deodatis menasihati agar ”merawat alat-alat seperti merawat biji mata sendiri”. Kedisiplinannya dalam bekerja, yaitu dengan membenahi setiap alat yang digunakan, serta sikap suka menghibur dan periang tertanam dalam hati setiap sahabat yang bekerjasama dengannya. Beliau juga ada-lah seorang motivator, pembimbing dan pemberi inspirasi yang baik. Kebiasaan sederhana yang mungkin kadang menjadi pertanyaan yang dianggap biasa saja bagi yang mendengar adalah ”Apakah sudah makan? sudah berapa kilokah berat badan-mu? Apakah kalian kerasan di OK RKZ? Dan selalu menawarkan minum dan makanan yang disediakan. Pribadinya yang tegas, konsisten dan berwibawa ini menjadikan kamar bedah RKZ menjadi kamar bedah pilihan.Senyum, kegembiraan, keramahan dan kehangatan yang suster berikan memberi ketenangan bagi siapa saja yang mengenalnya.
 
Kebiasaannya yang suka sharing tentang hidup terbawa terus sehingga beliau mena-sihati agar selalu berbagi dalam segala perkara. Beliau suka berbagi dengan orang miskin walaupun tidak punya uang sama sekali, masih tetap berusaha untuk membantu tanpa pandang bulu. Salah satu pesan terakhirnya “Janganpernah merasa rugi jika memberi kepada orang lain”. Beliau kadang hadir sebagai pembimbing jasmani maupun rohani. Kehadirannya apa adanya, ikhlas dan total dalam segala hal. Terima kasih Sr. DeodatisSSpS untuk kesetiaan Suster menyerahkan hidup dalam Kongregasi, Provinsi, Komunitas, karya dan sesama. Terima kasih untuk teladan pelayanan dan senyum Suster sehingga kami dapat bertemu dengan Bapa, merasakan hadir-Nya melalui kehadiran Suster. Selamat jalan dan selamat berjumpa dengan Dia, Allah Tritunggal Maha Kudus, yang me-manggil dan mencintai Suster. Selamat jalan Sr. Deodatis doakanlah kami yang masih berziarah di dunia ini. Semoga kita berjumpa kembali di rumah Bapa tercinta. Amin

Sr. Detha, Sr. Yuliana dan Sr. Silvia
Infokom Edisi 44, Mei 2015



No comments:

Post a Comment