Minggu, 30 Agustus 2015 di Gua Maria Sendangrejo, Blitar
berlangsung Pertemuan Forum Pastoral Serumpun bersama antar umat beragama
dihadiri oleh 93 orang terdiri dari umat Katolik Stasi Resapombo, Wlingi,
Mojorejo, Paroki St Maria, Paroki St.
Yusuf, perwakilan dari umat Hindu, Kristen dan Islam.
Acara dimulai pada pk. 10.15 WIB yang diawali dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan pertama
dari Rm. Kusdy, Pr. selaku Romo Paroki St.Yusuf-Blitar yang menjabarkan struktur
organisasi Gereja Katolik dan wilayah Kevikepan Blitar. Sambutan kedua dari Kepala Kementerian Agama kota Blitar yakni
Drs. Ngudiono, MAG. Dalam sambutannya Bpk.
Ngudiono menyampaikan tentang pentingnya meningkatkan kualitas hidup beragama
agar dapat hidup guyub, rukun, demi tercapainya kesejahteraan bersama sehingga
semua umat beragama dapat beribadat dengan aman dan tenang serta pentingnya
meningkatkan kualitas taraf hidup bersama, menyadari kita hidup sebagai
saudara, maka perlu membangun hidup
bermasyarakat dengan baik dengan saling menghormati, menjaga kesejahteraan
dalam hidup bersama.
Acara dibuka dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Bpk. Antonius.
Kemudian Bpk Indro sebagai moderator memandu
proses acara sosialisasi ini. Pembicara utama dalam acara ini adalah KH. Nur
Hidayatulah sebagai ketua FKUB Kabupaten Blitar, KH. Baasyid sebagai ketua FKUB
kota Blitar, dan K.H Achmad Suhudi sebagai sekretaris FKUB. Pada awal sosialasisasi, K.H Nur menyampaikan rasa
syukur atas keragaman umat beragama yang ada di Indonesia dan menceritakan
secara singkat tentang kisah berdirinya FKUB yang berawal dari keprihatinan
saat era reformasi dengan munculnya banyak
gejolak tentang SARA, sehingga menggerakkan beberapa tokoh agama dari
KWI, PGI, MUI, Walubi untuk membuat aturan bersama.
Diungkapkan pula bahwa pemicu utama konflik yang terjadi
karena perbedaan dakwah/ajaran dan pendirian rumah iba-dat. K.H Nur mengajak semua untuk melihat
perbedaan tidak hanya pada sisi negatif, tetapi lebih fokus pada sisi positif,
terbuka mengikuti kearifan lokal, menyadari bahwa kita semua ciptaan Tuhan dan
diberi kepercayaan untuk mengelola dunia. K.H Basyid secara singkat menjelaskan
bahwa bangsa Indonesia terdiri dari
banyak suku bangsa, budaya dan bahasa, maka perlu menjalin hidup bermasyarakat
sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Sedangkan K.H Acmad Suhudi mengupas tentang
3 unsur umat beragama yaitu teoritis (ajaran-ajaran), praktis (cara menghayati dalam
melaksanakan ajaran tesebut) dan sosiologis (interaksi antar umat beragama).
Konflik terjadi karena rendahnya toleransi hidup beragama.
Poin penting yang
ditekankan sebagai kunci menjalin kerukunan hidup beragama adalah 3K: Komunikasi, Koordinasi dan Konsultasi antar
umat beragama. Setelah sosialisasi selesai, dilanjutkan dengan tanya jawab.
Beberapa peserta yang datang begitu antusias menanyakan permasalahan yang terjadi dalam hidup
beragama di masyarakat. Diindikasikan bahwa semua persoalan/permasalahan yang
terjadi dapat diselesaikan bila ada saling pengertian memahami dan menghormati
ajaran masing-masing agama yang berbeda–beda, taat mengikuti ketentuan yang
telah berlaku dalam hidup bersama. Acara ditutup dengan acara ramah tamah dan makan siang bersama.
Sr.
Yuliana, SSpS
Infokom Edisi 48, Oktober 2015
No comments:
Post a Comment