Ini adalah libur pertama
bagi saya setelah 2 tahun 7 bulan berada dan mengalami misi Ethiopia
adalah Negara merdeka yang tertua di Africa, menurut Legenda Raja dan
Ratu Ethiopia adalah keturunan Raja Salomo dan Ratu Sheeba. Pada
awalnya Ethiopia merupakan kerajaan. Pada tahun 1975 menjadi Negara
Republik Demokrasi. Ethiopia sampai sampai saat ini mempunyai 80 juta
populasi, terdiri dari berbagai ethnic: Amhara, Tigre, Oromo, Somali,
Beni-Shagul, Afar, Sidamo, Guraghe dan Walayta. Ibu kota Negara
adalah Addis Ababa.
Amharic adalah bahasa
nasional. Ada banyak bahasa daerah atau dialek yang digunakan antara
lain: Tigrinya, Oromifaa, Guraginga, Somali, Arabic dan lebih dari 80
bahasa daerah lainnya.
Agama: Ada 4
agama yang dianut oleh orang Ethipia yaitu: Orthodox, muslim, Katolik
dan Protestan. Di samping keempat agama tersebut masih ada juga yang
menganut kepercayaan.
Orang-orang Ethiopia
adalah orang yang ramah. Sapaan mreka hangat. Mengapa saya katakana
hangat, karena kalau kita sudah kenal baik salam kita berbeda dengan
kalau kita baru kenal atau baru pertama kali bertemu. Jabat tangan
dan cium 3x atau menggunakan pundak.
Mengenai mata pencaharian
penduduk Ethiopia adalah peternak, petani, pedagang, guru, teknisi,
arsitek, ada juga electro dokter, dan lain-lain.
Mengenai karya kita di
sana yaitu sekolah (karaya pendidikan), kesehatan, perempuan dan
anak-anak. SSpS Ethiopia adalah regio dengan 5 komunitas dan
komunitas inter-nasional artinya gabungan dengan congregasi lain itu
yang di Ethiopia sendiri. Kita punya 1 komunitas I Sudan Selatan. Ada
23 suster (20 di Ethipia dan 3 di Sudan). Kita berkarya di bawah
bendera secretariat Gereja Katolik Ethipia.
Pengalaman saya dalam
waktu 2 tahun 7 bulan di Ethiopia cukup menarik. Setelah belajar
bahasa setempat yang disebut bahasa Amharic, saya ditugaskan di
sebuah komunitas yang jaraknya 2 jam perjalanan dari rumah region di
ibu kota Negara Addis Ababa.
Sampai hari ini saya
termasuk anggota komunitas ini. Ya sebagai seorang guru saya pun
ditugaskan di sekolah.
Pada suatu hari saya
mengajar anak-anak TK 1 yang berusia 4 tahun. Saya mengajar mereka
menyanyi (satu-satu aku sayang ibu) dalam bahasa Inggris dan bahasa
Amharic. Nah setiap hari dalam waktu luang saya dari pekerjaan di
administrasi saya ke kelas itu
dan mengajar mereka lagu
yang sama.
Anak-anak TK |
Singkat cerita sampailah
pada hari ke-4, maksud saya supaya mereka hafal dulu satu lagu baru
beralih ke lagu yang lain. Tak disangka dan dinyana dengan polos dan
expresi seorang anak nyeletuk “lela mazmur yelem?” artinya “tidak
ada lagu lain?” Saya sangat terkejut dengan ungkapan anak ini.
Sepertinya dia bosan setiap hari sr. Feli datang dan mengajar mereka
lagu yang sama. Tetapi waktu saya tanya apakah anak itu sudah tahu
lagunya dia geleng-geleng. Saya pun nasihati dia untuk belajar satu
lagu dulu sampai bias dan kalau sudah bias baru kita belajar lagu
yang lain supaya kamu tidak bingung yaaa….. itulah kepolosan anak.”
Allah sungguh Nampak pada
anak-anak ini dan dari sini sayapun belajar bahwa rutinitas itu
membuat anak-anak bosan method saya ganti 2 hari lagu yang pertama
dan 2 hari berikut lagu yang lain.
Sr. Felisitas SSpS |
Tentang bahasa, saya pun
banyak belajar dari anak-anak. Setiap pagi anak-anak dating ke
sekolah berlomba-lomba untuk dapat main ayunan sebelum kelas dimulai.
Ada yang lari mencari say minta tolong dinaikkan di ayunan dan
diayunkn karena ayunannya cukup tinggi. Tetapi kosakata yang mereka
pakai sama sekali baru untuk saya sehingga saya bertanya kepada
mereka, “kau ini mau apa sih dari saya.” Lalu mereka menggandeng
tangan saya dan membawa saya ke ayunan ini lhonya namanya (Zuazui)
pengucapan harus betul kalau tidak mereka tidak mengerti apa yang
kita katakana. Sulit untuk menulisnya dengan huruf latin. Untuk
pengucapan kata dan membuat kalimat yang benar saya juga banyak
belajar dari anak-anak. Saya senang belajar bersama anak-anak mereka
tidak malu mengoreksi saya dan saya pun tidak malu untuk dikoreksi
sama mereka, kalau saya malu berarti saya tidak mau belajar. Jadi
untuk belajar bahasa jangan malu dan jangan takut salah mereka pasti
dengan senang hati membantu kita.
Sr. Felisitas SSpS
Halo Sr. Felisitas SSpS, lama tidak berjumpa. Semoga tetap semangat dalam pelayanan.
ReplyDeletemisi ke Ethiopia adalah misi rohani sekaligus kemanusiaan
ReplyDelete