PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Wednesday, January 30, 2013

Sharing Misi: ETHIOPIA

Ini adalah libur pertama bagi saya setelah 2 tahun 7 bulan berada dan mengalami misi Ethiopia adalah Negara merdeka yang tertua di Africa, menurut Legenda Raja dan Ratu Ethiopia adalah keturunan Raja Salomo dan Ratu Sheeba. Pada awalnya Ethiopia merupakan kerajaan. Pada tahun 1975 menjadi Negara Republik Demokrasi. Ethiopia sampai sampai saat ini mempunyai 80 juta populasi, terdiri dari berbagai ethnic: Amhara, Tigre, Oromo, Somali, Beni-Shagul, Afar, Sidamo, Guraghe dan Walayta. Ibu kota Negara adalah Addis Ababa.

Amharic adalah bahasa nasional. Ada banyak bahasa daerah atau dialek yang digunakan antara lain: Tigrinya, Oromifaa, Guraginga, Somali, Arabic dan lebih dari 80 bahasa daerah lainnya.

Agama: Ada 4 agama yang dianut oleh orang Ethipia yaitu: Orthodox, muslim, Katolik dan Protestan. Di samping keempat agama tersebut masih ada juga yang menganut kepercayaan.

Orang-orang Ethiopia adalah orang yang ramah. Sapaan mreka hangat. Mengapa saya katakana hangat, karena kalau kita sudah kenal baik salam kita berbeda dengan kalau kita baru kenal atau baru pertama kali bertemu. Jabat tangan dan cium 3x atau menggunakan pundak.

Mengenai mata pencaharian penduduk Ethiopia adalah peternak, petani, pedagang, guru, teknisi, arsitek, ada juga electro dokter, dan lain-lain.

Mengenai karya kita di sana yaitu sekolah (karaya pendidikan), kesehatan, perempuan dan anak-anak. SSpS Ethiopia adalah regio dengan 5 komunitas dan komunitas inter-nasional artinya gabungan dengan congregasi lain itu yang di Ethiopia sendiri. Kita punya 1 komunitas I Sudan Selatan. Ada 23 suster (20 di Ethipia dan 3 di Sudan). Kita berkarya di bawah bendera secretariat Gereja Katolik Ethipia.

Pengalaman saya dalam waktu 2 tahun 7 bulan di Ethiopia cukup menarik. Setelah belajar bahasa setempat yang disebut bahasa Amharic, saya ditugaskan di sebuah komunitas yang jaraknya 2 jam perjalanan dari rumah region di ibu kota Negara Addis Ababa.

Sampai hari ini saya termasuk anggota komunitas ini. Ya sebagai seorang guru saya pun ditugaskan di sekolah.

Pada suatu hari saya mengajar anak-anak TK 1 yang berusia 4 tahun. Saya mengajar mereka menyanyi (satu-satu aku sayang ibu) dalam bahasa Inggris dan bahasa Amharic. Nah setiap hari dalam waktu luang saya dari pekerjaan di administrasi saya ke kelas itu
dan mengajar mereka lagu yang sama.
Anak-anak TK
Singkat cerita sampailah pada hari ke-4, maksud saya supaya mereka hafal dulu satu lagu baru beralih ke lagu yang lain. Tak disangka dan dinyana dengan polos dan expresi seorang anak nyeletuk “lela mazmur yelem?” artinya “tidak ada lagu lain?” Saya sangat terkejut dengan ungkapan anak ini. Sepertinya dia bosan setiap hari sr. Feli datang dan mengajar mereka lagu yang sama. Tetapi waktu saya tanya apakah anak itu sudah tahu lagunya dia geleng-geleng. Saya pun nasihati dia untuk belajar satu lagu dulu sampai bias dan kalau sudah bias baru kita belajar lagu yang lain supaya kamu tidak bingung yaaa….. itulah kepolosan anak.”
Allah sungguh Nampak pada anak-anak ini dan dari sini sayapun belajar bahwa rutinitas itu membuat anak-anak bosan method saya ganti 2 hari lagu yang pertama dan 2 hari berikut lagu yang lain.

Sr. Felisitas SSpS
Tentang bahasa, saya pun banyak belajar dari anak-anak. Setiap pagi anak-anak dating ke sekolah berlomba-lomba untuk dapat main ayunan sebelum kelas dimulai. Ada yang lari mencari say minta tolong dinaikkan di ayunan dan diayunkn karena ayunannya cukup tinggi. Tetapi kosakata yang mereka pakai sama sekali baru untuk saya sehingga saya bertanya kepada mereka, “kau ini mau apa sih dari saya.” Lalu mereka menggandeng tangan saya dan membawa saya ke ayunan ini lhonya namanya (Zuazui) pengucapan harus betul kalau tidak mereka tidak mengerti apa yang kita katakana. Sulit untuk menulisnya dengan huruf latin. Untuk pengucapan kata dan membuat kalimat yang benar saya juga banyak belajar dari anak-anak. Saya senang belajar bersama anak-anak mereka tidak malu mengoreksi saya dan saya pun tidak malu untuk dikoreksi sama mereka, kalau saya malu berarti saya tidak mau belajar. Jadi untuk belajar bahasa jangan malu dan jangan takut salah mereka pasti dengan senang hati membantu kita.


Sr. Felisitas SSpS

2 comments:

  1. Halo Sr. Felisitas SSpS, lama tidak berjumpa. Semoga tetap semangat dalam pelayanan.

    ReplyDelete
  2. misi ke Ethiopia adalah misi rohani sekaligus kemanusiaan

    ReplyDelete