PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Wednesday, March 28, 2012

SURABAYA : Seminar sehari ala BKRKS

Dalam rangka menyambut hari Bakti sedunia yang tepatnya jatuh pada tanggal 02 Februari 2012, Badan Kerjasama Religius Keuskupan Surabaya (BKRKS) mengadakan seminar sehari dengan tema: Panggilan Hidup Bakti dan Tantangannya di Era Globalisasi dan Teknologi. Sebagai nara sumbernya adalah Rm. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., MST dari Yogyakarta.

Seminar dipandu oleh P. Fritz Meko, SVD selaku moderator dan diawali dengan membawa peserta akan kesadaran bahwa perubahan–perubahan yang begitu cepat dalam segala bidang kehidupan kita saat ini. Situasi ini tidak bias dipungkiri sudah merambah masuk ke dalam biara, sehingga para religius dan imam perlu bertanya kembali, Yesus yang seperti apa yang diwartakan? Renungan ini menghantar peserta untuk masuk dalam sesi selanjutnya dimana Rm. Paul Suparno menjadi pembicara utama. Rm. Paul Suparno membuka sesinya dengan kembali mengingatkan peserta apa itu Panggilan Hidup Bakti.



Panggilan Hidup bakti adalah penyerahan diri total pada Tuhan untuk dapat digunakan dalam perutusanNya dan sebagai tanggapan terhadap kasih-Nya yang lebih dahulu memanggil kita. Wujudnya dalam kaul-kaul.
Seluruh rangkaian seminar dikemas cukup menarik oleh Rm. Paul Suparno. Isi dari seminar tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Yang pertama tentang globalisasi dan teknologi modern, kedua tentang tantangan dalam hidup karya dan yang ketiga cara menyikapi tantangan-tantangan tersebut. Dalam seminar itu juga ada sesi syering dalam kelompok. Peserta diminta untuk membagikan pengalaman mereka tentang hal-hal yang menantang mereka menyangkut tehnologi dan informasi saat ini yang menyangkut hidup kaul dan karya kongregasi, cara mengatasi dan menghadapi tantangan-tantangan tersebut dan sikap yang harus dikembangkan di jaman ini agar hidup bakti semakin kuat.

Seminar ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Rm. Paul. Dalam kotbahnya Rm Paul kembali mengingatkan peserta bahwa sebelum berkarya Yesus menyepi dan dalam proses itu mengalami pencobaan yang secara harafiah diungkapkan dalam”binatang liar’ maupun dalam ungkapan ‘iblis’. Yesus membutuhkan waktu untuk mempersiapkan karyanya, tidak instan, sehingga daya juang Yesus cukup kuat. Belajar dari Yesus sendiri, hendaknya para imam, biarawan-biarawati menyepi terlebih dahulu sebelum berkarya sehingga memiliki daya juang yang kuat. Seluruh sesi ditutup dengan foto bersama Romo Paul, P. Fietz Meko dan peserta yang berjumlah 92 peserta dari 15 konggregasi, dan 3 diantaranya wartawan.



Sr Maria Rosari Dewi SSpS
Infokom edisi ke-04, Maret 2012

No comments:

Post a Comment