PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Saturday, February 5, 2011

Sr. Ewa: JPIC di Cebu - Filipina Selatan

Di ruang perpustakaan komunitas RKZ Surabaya, pada hari Jumat, 20 Januari 2011, dimulai pk. 17.05 wib, Sr.Ewa Lidia, SSpS mensyeringkan kegiatan JPIC di Filipina. Kegiatan ini di selenggarakan oleh Tim JPIC-SSpS Provinsi Jawa dihadiri oleh para suster komunitas di Provinsialat, komunitas RKZ dan komunitas St. Agnes - Surabaya.

Ucapan selamat datang dari Sr M.Francisca, SSpS selaku ketua JPIC SSpS-Jawa, kepada Sr. Ewa, SSpS kemudian dilanjutkan dengan doa pembukaan oleh Sr.Ruth, SSpS. Hadir pula Sr. Ines Setiono, SSpS selaku penterjemah.

Syering dimulai dengan penayangan film tentang situasi masyarakat di Cebu - Philipina, tempat dimana SVD dan para Suster SSpS berkarya, khususnya bagi orang miskin (Pemulung), Anak Jalanan dan para pelacur. Antusiasme nampak pada wajah para suster yang hadir yang selain memperhatikan penuh seksama juga berani untuk bertanya.



Sekitar 20 tahun yang lalu P.Heinz, SVD menemukan daerah kumuh karena adanya asap api dari tempat pembuangan sampah itu. Ternyata daerah itu dihuni oleh para pemulung yang berjumlah sekitar 3.000 orang berasal dari desa yang ingin ke kota untuk mencari pekerjaan namun tidak menemukannya, sehingga mereka memutuskan untuk mencari penghidupannya dari sampah, dan mereka hidup sampai berkeluarga di antara sampah-sampah itu. Selain itu, beliau juga dipertemukan dengan anak jalanan dan para pelacur yang semakin menguatkan dan menghidupkan kerinduannya yaitu “menemukan Allah dalam diri orang miskin”. Maka beliau memulai proyek ini dengan mensyeringkan pengalaman perjumpaan ini sewaktu berlibur di Polandia. Misi utamanya adalah menyekolahkan anak-anak yang belum bersekolah maupun yang putus sekolah karena tidak adanya biaya.

Pada suatu kesempatan P. Heinz, SVD memutuskan untuk menggunakan masa liburnya selama 6 minggu, hidup dan tinggal bersama para pemulung. Banyak hal baru yang beliau jumpai. Sebelum pembuatan film ini, beliau menjumpai 40 anak kecil yang meninggal karena tergilas oleh mesin yang digunakan untuk meratakan sampah-sampah. Memberikan makanan yang hangat untuk anak-anak setiap pagi menjadi proyek awal yang dilakukannya supaya anak-anak tidak mengais sampah. Selain membawa anak-anaknya ke sekolah, proyek ini juga membeli tanah dan mendirikan rumah di atasnya untuk mereka dengan kontrak tertentu.

Pada tahun 2008, SSpS – SVD bekerja sama dalam hal pembinaan terhadap anak-anak pemulung. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu melatih membaca, menulis, menggambar, dan menyanyi. Sekarang rumah pemulung ini juga sudah mempunyai Farmasi sendiri sehingga kalau berobat dekat, untuk para pengelolahnya, P.Heinz, SVD memberdayakan masyarakat di perumahan tersebut termasuk anak-anak yang sudah di sekolahkan.

Bentuk kerjasama JPIC SVD-SSpS lain yang diprakarsai oleh P.Heinz, SVD adalah mendirikan Balay Samaritano (House of the Good Samaritan) sebagai tempat singgah dan makan, dengan sarana/ prasarana dasar untuk belajar bagi anak jalanan dan pemulung. Balai ini diserahkan 100% oleh P.Heinz, SVD kepada para suster SSpS untuk dikelola.

Pengunjungnya, bagi anak-anak perempuan dan laki-laki dengan kategori untuk anak jalanan berusia dibawah 18 tahun mendapat program ketrampilan, seni dll; sedangkan bagi orang tua diatas usia 60 tahun mendapat program untuk rekonsiliasi dan pelayanan kesehatan.

Setiap hari sekitar 70 – 80 pemulung dan anak jalanan yang datang untuk makan, mandi dan belajar. Balai ini mendapat perhatian khusus dan tanggapan yang positif dari Seminari SVD di Philipina, para donatur yang dengan tulusnya memberikan sumbangan, tenaga dan bakatnya dalam hal memasak, mahasiswa/siswi Universitas St. Carlo Cebu-Philipina yang secara sukarela membantu melatih dalam hal Higienis Pribadi. Mereka juga mendapat pengobatan gratis dari seorang dokter asal Jerman.

Relasi yang baik dengan semua pihak dan termasuk para suster SSpS, membuat banyak anak jalanan maupun pelacur bisa hidup lebih baik yaitu menjadi karyawan di Balai Samaritano. “ Dan sungguh yang penting dalam karya kerasulan ini adalah kehadiran”, demikian yang ditegaskan oleh Sr. Ewa Lidia, SSpS.

Syering berakhir tepat pk. 19.00 dan ditutup dengan penyerahan bingkisan dari JPIC SSpS-Jawa kepada Sr. Ewa Lidia SSpS oleh Sr.Ruth, SSpS.

Sr. Th.Sitriati, SSpS
Infokom no. 5, Januari 2011

No comments:

Post a Comment