PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Saturday, October 24, 2015

Pembukaan Orientasi Misi Bersama “Aku dipanggil dan Diutus”



                
 (Dari kiri ke kanan: Sr.Norbertilde, Sr.Ima Naif, Sr.Yelina, Sr.Priscilla, Sr.Esterlina dan Sr. Florentina)

Anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula” sabda Yesus inilah yang menjadi permenungan dan menghantar kami untuk memulai langkah baru memasuki OMB, Masa Orientasi Misi Bersama di Komunitas St. Maria, Batu. Kami yang mengikuti OMB adalah  Sr. Imakulata Naif, SSpS dari  Provinsi Timor dengan perutusan misi ke Chille, Sr. Esterlina Semu, SSpS dari Provinsi Flores Barat dengan perutusan Misi ke Timor Leste  dengan terlebih dahulu mengikuti CCME ke Portugal selama 6 tahun, dan Sr. Maria Yelina, SSpS dengan perutusan Misi ke Ecuador.


Kami bertiga bersama Sr. Ines, Sr. Norbertilde, Sr. Maria Columba dan Sr. Vita (keduanya dari Kalimantan) berangkat dari Komunitas Provinsialat sekitar pk. 08.00 WIB. Kami terlebih dahulu mengantar Sr. Maria Columba dan Sr. Vita ke Bandara Juanda menuju ke Kalimantan. Allah Roh Kudus sungguh mendayai mereka berdua yang nampak dari wajah yang gembira dan semangat sehingga semakin meneguhkan langkah kami untuk mengikuti kegiatan OMB dengan semangat dan gembira pula. Kami mengalami perjalanan yang lancar dan menyenangkan sehingga kami tiba di Komunitas St. Maria, Batu dengan selamat dan disambut hangat oleh para Suster di Komunitas. Perjumpaan yang meng-hidupkan ini dilanjutkan dengan makan siang bersama. Pada kesempatan itu kami peserta OMB memperkenalkan diri sekaligus mengungkapkan maksud kedatangan kami ke komunitas ini.

Masa OMB  2015 yang bertemakan Aku dipanggil dan diutus  dibuka dengan Ibadat bersama yang dilaksanakan pada hari Jumat, 4 September  pk. 18.00 WIB dipimpin oleh Sr. Stefani, SSpS dan Sr. Odilia, SSpS. Ibadat  dilaksanakan di Kapel Komunitas  St. Maria  dihadiri oleh Para suster  dari komunitas St. Maria, Syalom, dan Novisiat yang diwakili oleh Sr. Norbertilde. Dekorasi lima benua di depan altar menggunakan kain lima warna, gambar generasi pendiri dan menempatkan lilin di tengah sebagai lambang Terang Kristus ditata indah oleh Sr. Odilia dan Sr. Stefani.

Ibadat pembuka OMB diawali dengan lagu Kau Dipanggil Tuhan mengiringi kami peserta OMB masuk sambil membawa atau mengenakan simbol yang merupakan kekhasan daerah masing masing yang mengesan secara pribadi. Meskipun kami masing-masing berefleksi secara pribadi, namun simbol yang kami temukan sama yaitu selendang yang mempunyai banyak fungsi untuk mengikat, membawa atau menggendong se-suatu, untuk mengusap keringat atau air mata. Namun dalam pemaknaan, kami menemukan selendang sebagai simbol pemersatu, menyatukan perbedaan untuk menghantar pada satu tujuan yang sama dan untuk kebaikan bersama.

Pembacaan Konstitusi Artikel 119 yang dibacakan oleh Sr. Emiliana Kewa Demon, SSpS semakin menyadarkan kami bahwa sangat penting bagi kami untuk bertumbuh dan menjadi matang dalam cinta kasih agar dapat melayani dengan lebih baik. Setelah pembacaan Konstitusi dilanjutkan dengan pembacaan Injil Yohanes 1:37-42 oleh Sr. Odilia kemudian renungan singkat namun mendalam oleh Sr. Stefani. Dalam renungannya Sr. Stefani mengungkapkan bahwa  mungkin lebih tepat kalau OMB adalah singkatan dari Orientasi Misionaris Baru karena masa ini adalah masa dimana misionaris baru yang akan keluar negeri belajar untuk mengenal negara misinya dengan lebih dahulu mempersiapkan diri melalui kegiatan-kegiatan selama OMB ini. Salah satu cara adalah menggunakan waktu satu bulan ini mengisi diri dengan doa yang intensif, membuka diri untuk setiap Sabda Allah. Secara khusus pertanyaan Yesus yang secara pribadi bertanya kepada kami dalam sabdaNya Siapakah yang kamu cari?

Acara dilanjutkan dengan doa penyerahan para Misionaris dan meletakkan simbol diri/selendang di depan altar. Setelah itu Sr. Odilia sebagai Wakil TPP secara resmi menerima kami memasuki masa OMB dan menyerahkan peta negara misi masing-masing agar selama sebulan ini kami diberi kesempatan untuk  mengenal lebih dalam, mendoakan dengan sungguh-sungguh dan mencintai dengan tulus sebelum memasuki negara idaman misi kami. Oleh karena itu kami diharapkan untuk bekerja sama dan saling men-dukung, membangun komunitas ideal Allah Tritunggal dengan misi yang bercirikan sama/sederajat, unik/utuh, satu/komunio, dialog dan misioner yakni terbuka untuk orang lain dengan me-nyerahkan simbol berupa patung kayu Allah Tritunggal dari Ghana.

Dalam peziarahan ini kami dibimbing oleh Sr. Stefani dan Sr. Odilia serta para Suster dari komunitas St. Maria, Novisiat dan Syalom  yang mendukung kami dengan doa-doa mereka. Setelah itu kami menyanyikan lagu syukur, dilanjutkan dengan mohon berkat dan doa Bunda Maria dengan menyanyikan Magnifikat.

Setelah doa penutup Sr. Florentina, SSpS mewakili para suster mengucapkan selamat datang dan se-lamat memasuki masa OMB didampingi Sr. Priscila, SSpS yang mewakili Komunitas Syalom dan Sr. Norbertilde mewakili Komunitas Novisiat. Sesudah itu masing masing suster mengalungkan selendang kepada para Suster OMB sebagai tanda memasuki komunitas. Ibadat ini ditutup dengan lagu Terpujilah Tritunggal dan dilanjutkan dengan ma-kan malam bersama sebagai ungkapan syukur.

Perasaan gembira dan penuh syukur terus berkobar dalam hati kami, karena berkat dukungan doa dari para suster terutama suster senior maka seluruh rangkaian ibadat pembuka OMB ini dapat berjalan dengan lancar, hikmad dan sakral. 

Hari pertama masa OMB bersama dengan Sr. Stefani kami bertemu untuk mensharingkan perasaan dan pengalaman perjumpaan dengan Allah dan sesama sepanjang hari kemarin sampai dengan hari ini.  Secara pribadi Sr. Stefani mengungkapkan perasaan syukur dan kekagumannya akan karya Allah, terutama saat ibadat pembuka OMB semua berjalan dengan lancar dan sungguh-sungguh merasakan aura doa yang luar biasa, merasakan  Allah sungguh-sungguh hadir,  sehingga ibadat pembuka OMB terasa seperti  upacara kaul kekal. Para suster OMB merasakan hal yang sama.  Sr. Ester merasa bersyukur dan bahagia karena kami bertiga menemukan simbol yang sama dan disatukan oleh simbol penerimaaan dari komunitas yang juga berupa selendang.

Perasaan kagum juga hadir karena kami bertiga seperti simbol Allah Tritunggal. Sr. Ima Naif juga merasa bersyukur dan berbahagia karena kebaikan Allah dalam diri orang-orang yang menolong dirinya yang baru pertama kali ke Surabaya mulai dari persiapan keberangkatan sampai tiba di tempat ini. Ia menemukan Allah yang luar biasa dalam peristiwa yang dialami, orang-orang yang dijumpai, serta kehe-ningan dan keindahan alam di tempat ini. Rasa syukur dan terharu juga dirasakan oleh Sr. Yelina yang mengalami kasih setia Allah yang senantiasa menyertai. Harapan-harapan, mimpi dan doa-doa yang diwujudkan oleh Allah sampai bisa memasuki masa OMB dengan seruan penuh syukur, Siapakah Aku ini Tuhan sehingga saya Layak Memperoleh Rah-mat Allah yang Sebesar Ini”?

Selain mengungkapkan perasaan, kami juga mensharingkan harapan yang ingin kami capai setelah satu bulan mengikuti OMB. Kira-kira kami ingin menjadi suster yang bagaimana nanti setelah satu bulan di tempat misi. Sr. Ima Naif mengungkapkan harapannya semakin menjadi pribadi yang kuat dalam doa karena baginya doa adalah tongkat dalam melangkah dan menjadikan doa sebagai makanannya setiap hari. Sementara itu  Sr. Ester berharap menjadi Suster yang memiliki semangat yang berkobar-kobar dan penuh penyerahan diri seperti Bunda Maria dalam fiatnya Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendakMu. Sr. Yelina ingin menjadi pribadi yang HIDUP. Tetap semangat, gembira dalam situasi dan tantangan apapun dan dengan siapapun dalam ber-bagi hidup.

Kami sungguh bersyukur kepada Allah Tritunggal Mahakudus yang telah memanggil dan mengutus kami. Kini saatnya bagi kami untuk mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh sebelum memasuki tanah misi kami masing-masing dengan terus membuka diri untuk diisi selama masa OMB ini. Kami juga ber-terima kasih untuk segala bentuk dukungan dari para Suster dan rekan misi di komunitas. Kami percaya bahwa Roh Kuduslah yang membuat hati kami berkobar-kobar untuk belajar menjadi pribadi yang siap berbagi hidup sebagai pernyataan kasih dan penyerahan diri kami seutuhnya kepada Allah yang telah memanggil dan mengutus kami dengan satu tujuan yang satu dan sama, yaitu agar nama Allah semakin hidup, dikenal, dicintai dan dimuliakan dalam hati setiap manusia.

Infokom Edisi 48, Oktober 2015
Sr. Ima Naif, Sr, Yelina, dan Sr. Ester

No comments:

Post a Comment