Nagoya, 10 Oktober 2012
Yang terkasih
Sr Ines SSpS
![]() |
Sr Francis SSpS |
dan para Suster sekalian,
Tak terasa waktu berjalan
begitu cepat, sudah satu tahun saya tinggal di Jepang dan telah
mengalami 4 musim satu putaran penuh. Benar-benar pengalaman yang
mengesankan di tempat yang sama udara bisa terasa
sejuk~dingin~hangat~panas berbeda dengan di Indonesia, di Surabaya
sepanjang tahun panas sedangkan di Batu sepanjang tahun sejuk.
Hari ini tanggal
10-10-2012 tepat saya berumur satu tahun di Jepang dan bersyukur pada
Tuhan karena selama ini saya dalam keadaan sehat wal’afiat tidak
pernah sakit, mungkin cuma perut sebentar ketika ‘sang tamu datang’
^-^.
Tak lupa saya juga
mengucapkan terima kasih pada Sr Ines dan TPP yang telah memberi
kesempatan CCME (Cross Cultural Mission Experience) di Jepang, serta
para Suster sekalian yang telah mendoakan dan mendukung saya.
Saya mohon maaf, lama tak
memberi kabar, karena sejak saya masuk kuliah bahasa Jepang mulai
tanggal 12 Januari 2012, saya benar-benar sibuk dengan kegiatan
belajar, hampir tiap malam saya lembur, tidur sampai jam 11 malam.
Selain itu, saya juga tidak pandai menulis surat, butuh waktu lama
untuk menyusun kalimat.
Saya kuliah di
Universitas Nanzan (yang dikelola oleh saudara kita SVD) selain
belajar bahasa Jepang, untuk semester musim semi ini saya juga
belajar Shodo (kelas seni Calligrafi tulisan Jepang), Ikebana (kelas
seni merangkai bunga ala Jepang) dan Sumie (kelas seni menggambar
tradisional Jepang), benar-benar menyenangkan. Guru-guru Jepang
benar-benar disiplin dan memberi PR (pekerjaan rumah) setiap hari dan
banyak. Setiap 1 minggu sekali ada test baik tata bahasa maupun kanji
(tulisan Jepang). Jadi saya setiap hari tidak ada waktu untuk santai
hanya belajar dan belajar. Meski sibuk, belajar bahasa Jepang
menyenangkan juga. Dan tak lupa saya juga mengikuti kegiatan rutin
sehari-hari di komunitas. Selama kuliah saya pindah dari komunitas
Provinsialat ke komunitas Novisiat, supaya saya bisa banyak
berkomunikasi dengan para Suster yang usianya sebaya dengan saya,
kami cuma ber-empat orang saja (3 orang Suster dan 1 orang Postulan)
tahun ini kami tidak ada Novis baru, 2 Novis lama, sudah mengikrarkan
kaul tanggal 5 Januari 2012 lalu, unik bukan? “ada Novisiat tapi
tidak ada Novisnya”. Rumah Novisiat kecil saja hanya ada 5 kamar
dan letaknya di seberang jalan dari Provinsialat.
Saya telah menyelesaikan
kuliah semester musim Semi sampai tanggal 19 Mei 2012, lalu libur
musim panas dan melanjutkan ke semester musim gugur yang telah
dimulai sejak tanggal 6 September 2012 yang lalu. Selama liburan
musim panas Sr. Lidwina SSpS (Provinsial Jepang) telah membuatkan
jadwal untuk saya, semacam Filial dan Live in, jadi selama “liburan
kuliah” sudah tersusun-terjadwal kegiatan yang padat, yaitu;
pertama-tama selama 1 bulanan saya filial di komunitas Suster-Suster
lansia “Betania” ada sekitar 20 orang di sini. Saya ikut membantu
para Suster lansia ganti pampers, memandikan (washlap), membantu
waktu buang air, menyiapkan makan, membasuh kaki, bersih-bersih kamar
dan lain-lain semua pekerjaan seperti di rumah jompo. Minggu pertama
saya mengalami kesulitan karena tidak punya skill merawat lansia,
maka kon-sentrasi mempelajari skill dan tampak kelelahan tersebut
hingga suatu saat Sr. Salvatora (salah satu Suster lansia) berkata
“Suster capek ya…selesai sekolah bantu di sini. Kalau belajar di
sekolah pakai pikiran tapi kalau di sini belajar pakai hati.”
Kata-kata ini membuat saya sadar bahwa di Betania saya bukan untuk
belajar menjadi ahli tapi memaknai kebersamaan kehadiran Yesus di
antara para Suster lansia. Serta merta semua beban kekhawatiran
menjadi ringan dan filial menjadi lancar, saya bisa melakukan tugas
sambil berkomunikasi dan mengenal Suster lansia. Tak terasa 1 bulan
berlalu dengan menyenangkan dan dukacita karena Sr. Fides meninggal
dunia tanggal 18 Juni 2012 dalam usia 86 tahun.
Selanjutnya keesokan
harinya saya siap-siap masuk retret untuk pembaharuan kaul selama 10
hari dan dibimbing secara pribadi oleh P Bruno SVD (dari Flores) dan
ditutup dengan misa di Komunitas Provinsialat pada tanggal 27 Juni
2012. Upacara pembaharuan kaulnya sedikit berbeda (pakai tata cara
Amerika) dimana saya mengucapkan janji kaul dengan berdiri sambil
menghadap umat. Dan saya diijinkan mengucapkan kaul dalam bahasa
Indonesia. Sungguh suatu pengalaman Allah yang sangat berkesan dan
mengharukan dalam hati saya berdoa untuk para Suster Yunior di
Indonesia yang juga pembaharuan kaul.
Lalu tanggal 1 Juli saya
terbang (naik pesawat) ke Akita untuk Taikensuru (mencari pengalaman)
selama 1 bulan di Komunitas Akita yang berkarya di bidang pendidikan
SMP dan SMA Seirei/Roh Kudus khusus untuk putri saja. Kegiatan saya
di sini sharing hidup dengan para Suster yang beranggotakan 8 orang
saja (6 Suster berkarya sebagai pendidik dan 2 orang di rumah tangga
komunitas). Biara dan sekolah jadi satu gedung, uniknya tidak ada
halaman terbuka, jadi para siswa sepanjang jam sekolah dan waktu
istirahat pun di dalam gedung saja tidak boleh keluar. Selain itu
juga ada TKK agak jauh dari biara tapi tidak Suster yang mengajar di
sana. Dan ada juga Universitas khusus putri (D1 dan D2) saja tapi
agak jauh, naik bis sekitar 20 menit dari biara.
Selain hidup komunitas
saya juga home stay (tinggal dalam keluarga Jepang) selama 1 minggu.
Sangat berkesan dan menyenangkan bisa saling sharing budaya. Lalu
saya juga diijinkan tinggal selama 3 hari di apartemen teman lama
(orang Jepang dan Katholik) yang saya kenal waktu pertama kali datang
ke Jepang tahun 1995 di Niigata. Namanya Yoshiko Kaga yang dari dulu
hingga saat ini masih bekerja sebagai Pengurus Rumah Tangga di
Keuskupan Niigata. Kami bernostalgia, mengenang masa muda dan sharing
pengalaman. Lalu bersama Sr. Amaria (dari Propinsi Flores) dan Sr.
Humilis (PIKO) ke suatu camping ground ikut mendampingi anak-anak
BIAK bersama orang tuanya dalam acara Bible Camp yang didampingi
beberapa Romo SVD, selama 4 hari. Dan tak terasa 1 bulan telah
berakhir karena begitu padatnya acara dan kegiatan yang saya alami di
Komunitas Akita. Sungguh pengalaman yang indah tak terlupakan.
Lalu saya kembali ke
Nagoya tanggal 27 Juli 2012, keesokan harinya saya diajak meng-hadiri
acara Natsu Matsuri (Perayaan Musim Panas) di Panti Jompo (umum) St.
Maria, yang dikelola oleh para Suster kita. Pagi-pagi tanggal 1
Agustus bersama Sr Lidwina (Provinsial) pergi ke Komunitas Tokyo, di
sini ada rumah retret. Dan sebelumnya kami pergi ke Matsumoto untuk
mengunjungi salah satu Shirojo (Castle) yang terkenal di Jepang,
sebab Castle ini satu-satunya bangunan asli. Karena sewaktu Perang
Dunia II banyak Caste di Jepang yang habis terbakar dan telah
dibangun kembali sesuai aslinya oleh Pemerintah Jepang saat ini.
Komunitas Tokyo hanya ada 5 orang Suster dan mereka sendiri yang
megerjakan semua perkerjaan rumah retret kecuali kebun dan memasak
(dapur), mulai dari bersih-bersih kamar, persiapan di kamar makan,
kapel, belanja dan administrasi. Karena pekerja sedikit saya turut
membantu bersih-bersih, pasang sprei dan potong rumput. Jumlah
kamarnya ada 27 kamar. Tanggal 4 Agustus pagi-pagi pk 7.30 setelah
misa saya dan Sr. Lidwina pergi dengan bus pariwisata keliling kota
Tokyo (lihat kebun dan rumah istirahat yang dibangun 400 tahun yang
lalu), Yokohama (China Town) dan Kamakura (lihat Otera/tempat ibadah
orang Shinto-Buddha, ini juga bangunan kuno 400 tahun lalu). Kami
kembali ke komunitas sekitar jam 9 malam. Selain itu ada kegiatan
Jalan Kaki bersama umat gereja dalam memperingati Hari Perdamaian
Dunia (Sekai no Heiwa) tanggal 15 Agustus di sini saya berkenalan
dengan P. Ardi SVD dari Indonesia-Flores.
Tanggal 27 Agustus
pagi-pagi jam 6 dengan Sr. Lidwina pergi ke Nagaii suatu kota kecil
di sini kami bermalam selama 4 hari bersama-sama dengan 6 orang
Suster dari berbagai Konggregasi untuk belajar mengelola limbah
organik menjadi kompos dan peduli lingkungan. Kegiatan ini didukung
oleh JPIC-Jepang.
Tanggal 1 September
kembali ke Nagoya dan kembali belajar bahasa Jepang lagi karena
tanggal 6 September ada ujian (Placement Test) untuk masuk semester
musim gugur. Dan saya bisa masuk IJ500 untuk Grammar dan IJ400
Writing and Reading dan selanjutnya kembali ke kegiatan semula
belajar dan buat PR bahasa Jepang setiap hari.
Demikian kegiatan saya
selama ini belajar bahasa yang melelah tapi menarik sungguh
pengalaman bersama Allah dalam perjumpaan serta mengenal para Suster
di komunitas lain beserta karya-karya misinya. Betapa para Suster
Jepang yang rata-rata sudah lanjut usia masih semangat berkarya dan
hidup doa yang hidup menantang arus jaman (Jepang adalah Negara maju
dimana logika dan keuntungan mendominasi gaya hidup mereka). Masih 2
tahun lagi, saya mohon doa dari para Suster semoga saya tetap
semangat menjalani perutusan misi Yesus di Negara Jepang ini.
Terima kasih sampai jumpa
lagi pada kisah pengalaman yang lain selanjutnya.
Salam kasih dalam Allah Roh
Kudus,
Sr.
Francis SSpS
No comments:
Post a Comment