PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Sunday, March 13, 2011

Satu Hati Menabur Kasih di Lereng Merapi


Sabtu, 05 Maret, para suster Yunior SSpS distrik Yogyakarta dan Bruder Yunior SVD melakukan kegiatan bersama dengan para Waria dari KEBAYA (Keluarga Besar Waria Yogyakarta) dan Pondok Pesantren Waria, PALAWA (Pencinta Alam Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Mahasiswa Atma Jaya, Mahasiswa Sanata Dharma, Banser, Kelompok Tani Kaliurang, Warga desa Gancak dan Relawan dari Palm bersatu padu melakukan gerakan penanaman 1000 pohon di Plawangan, Kaliurang.

Penanaman dimulai Pk 08.00 WIB berangkat dari komunitas Pk 06.30 WIB kemudian berkumpul untuk briefing dan ucapan selamat datang dari PALM. Selanjutnya tim PALM memberikan penjelasan tentang bagaimana cara menanam bibit dengan benar, sehingga bibit yang akan ditanam tidak mati sia-sia dan justru tidak dapat membantu warga sekitar. Penjelasan tentang berapa sentimeter tanah harus digali, jarak antara tanaman yang satu dengan yang lain agar tidak saling berdekatan. Setelah briefing acara dilanjutkan dengan melakukan penanaman pohon secara simbolis oleh Rm. Paul Rahmat, SVD yang dilanjutkan dengan melakukan tanam pohon bersama-sama.

Wilayah penanaman dibagi menjadi 2 tempat yaitu hutan yang dikelola pemerintah dan tanah warga. Karena sampai saat ini pemerintah belum melakukan tindakan apapun untuk membantu warga, maka atas inisiatif PALM bersama warga setempat, hutan tersebut mereka tanami dengan tanaman yang cepat tumbuh sehingga mampu menjadi penahan sumber air, karena air merupakan kebutuhan yang penting bagi warga sekitar, karena kawasan tersebut merupakan kawasan sumber air yang dikenal dengan nama “umbul wadon”. Dengan bencana alam yang terjadi ini “umbul wadon” rusak parah.

Jenis tanaman itu antara lain Akasia, Beringin, Sengon dan Jambu biji, khusus untuk tanaman sengon dan jambu biji ditanam ditanah warga, sedangkan Akasia dan Beringin di tanam di hutan yang dikelola pemerintah. Antusiasme dan semangat dari peserta nampak sekali, hal ini terbukti Pk 11.00 WIB, sudah mampu menyelesaikan penanaman bibit pohon. Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan siang, meskipun kami sempat menunggu cukup lama, tetapi disela waktu itu kami gunakan untuk semakin mengenal satu sama lain bagi relawan yang hadir waktu itu, khususnya dengan para waria, sehingga tidak ada kecanggungan di antara kami untuk berkumpul dan menyapa.

Kegiatan ini terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak, khususnya bagi penyedia bibit tanaman yaitu dari Konsorsium PALM (Penghijauan Area Lereng Merapi) yang merupakan kelompok gabungan lintas agama, yang selain menyediakan bibit juga melakukan pendampingan masyarakat dalam penanaman dan perawatan bibit sampai pohon yang ditanam benar-benar tumbuh. JPIC SVD dan JPIC SSpS juga turut memberikan bantuan berupa dana dan juga dengan kehadiran Romo Paul Rahmat, SVD serta Sr. Maria Ursula, SSpS mewakili Sr. Maria Fransiska, SSpS (ketua JPIC SSpS Propinsi Jawa sekaligus pendamping para suster Yunior distrik Yogyakarta) sangat mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Selain itu juga para donatur yang memberikan sumbangan antara lain Rm. Tata, Pr (Paroki Kalasan), Rm. Yos Bintoro, Pr (Paroki Pangkalan), Mgr. Emeretus FX. Prajasuta, MSF (Keuskupan Banjarmasin), Sr. M. Christina, SSpS (Komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta), serta para donatur lainnya yang tidak tersebut disini, yang sangat memberikan dukungan tidak hanya dalam bentuk materi tapi berupa moril dan doa, sehingga semua kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.


Kegiatan ini merupakan program bersama antara para Suster Yunior SSpS distrik Yogyakarta dan Bruder SVD Yunior Yogyakarta. Khususnya bagi para suster SSpS, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun lalu bersama dengan teman-teman waria, dimana sudah mengenal mereka, kegiatan mereka serta kegelisahan mereka sebagai kaum waria ditengah-tengah lingkungan sosial yang sebagian besar masih menolak kehadiran mereka dan menganggap mereka tidak ada. Sebagai bentuk penghargaan dan cinta kepada mereka, kami mengadakan kegiatan yang mampu merangkul mereka agar mereka juga mampu menghargai diri sendiri bahwa mereka mampu melakukan tindakan yang mulia untuk sesama yang sangat membutuhkan uluran tangan dari kita khususnya warga di sekitar Lereng Merapi.

Diharapkan lingkungan sosial dimana mereka tinggal mampu memandang mereka secara positif, bahwa waria bukanlah orang yang menakutkan dan harus dijauhi atau bahkan disebut haram. Menurut ibu Mariyani pemimpin pondok pesantren waria Yogyakarta, bentuk solidaritas yang telah mereka lakukan adalah memotong rambut bagi pengungsi Merapi, sebanyak 250 orang. Ini sungguh perbuatan yang mulia dan bersumber dari ketulusan hati mereka, sehingga ketika kami mengajak mereka untuk terlibat dalam penanaman pohon mereka juga antusias dalam menanggapinya. Harapan kami selanjutnya adalah semoga dengan keberagaman yang ada, kami dapat tetap bekerjasama untuk menyebarkan kasih pada semua orang.


Sr.M.Sanctisima, SSpS
Infokom no.12, Maret 2011

No comments:

Post a Comment