PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Friday, February 11, 2011

Surabaya: Pesta St. Yosef Freinademetz


Dalam rangka memperingati wafatnya St. Joseph Freinademetz, Misionaris SVD yang pertama diutus ke Cina, pada tanggal 29 Januari 2011 keluarga besar SSpS dan SVD Surabaya mengadakan perayaan Syukur bersama umat di Gereja Gembala Yang Baik. Hadir pula perwakilan para Imam dan Frater Novis SVD dari Batu dan Malang, keluarga besar Seminarium Pr Surabaya, SOVERDIAN dan PARK serta para suster dari kongregasi lainnya yang tinggal di Surabaya.

Misa dipersembahkan oleh 5 imam; P. Felik Kadek, SVD, P. Raymundus, SVD, P.Goris Kaha, SVD, P. Lucius Sari Uran, SVD dan P. Stanislaw Pikor, SVD sebagai Selebran utama. Misa dimeriahkan oleh kelompok paduan suara dari Gereja Gembala Yang Baik, Lektor oleh Fr. Joni, SVD dan Sr. Tri, SSpS, persembahan dari SVD, SSpS, Soverdian dan PARK.

Misa dimulai pada pk 15.30 wib, diawali dengan pembacaan riwayat singkat tentang St. Joseph Freinademetz. Lagu pembukaan Haeck Dies mengiringi prosesi perarakan yang diawali oleh misdinar, petugas lektor dan pemazmur serta 25 imam SVD. Dalam kotbahnya P. Raymundus, SVD mengajak kita semua untuk meneladan St Joseph Freinademetz sebagai saksi-Nya yang begitu setia, total dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas perutusan misinya, berani meninggalkan tanah air dan orang-orang yang dicintai dll. Sebuah pertanyaan di sampaikan sebagai bahan refleksi, bagaimanakah dengan diri kita”Apa yang akan aku tinggalkan ketika aku meninggal?”.

Di Shantung Selatan perjuangan St. Joseph Freinademetz sebagai seorang Misionaris dimulai. Setiap hari beliau berjalan kaki dengan medan yang berat; naik turun gunung melintasi hutan dan sungai. Semua ini beliau lakukan semata-mata untuk mewartakan kabar gembira dari Tuhan. Salah satu sikap yang menampilkan dirinya sebagai seorang misionaris sejati adalah sikap mau mengenal dan mencintai umat dan kehidupan mereka ditanah misinya. Sikap yang dibuktikannya ini seakan-akan menembus segala batas keberadaan/latar belakang dirinya. Beliau sepertinya telah membuat ”mukjizat” dengan berani mengatakan ” Saya sekarang menjadi lebih sebagai orang Cina dan seandainya di surgapun saya tetap ingin sebagai orang Cina”.

Dalam menjalankan tugas misi ini ia tidak terlepas dari tantangan. Hal ini beliau alami ketika berkarya di Puoli. Ia pernah dituduh sebagai ”setan asing” yang mengajarkan ajaran sesat bahkan diseret menuju sebuah kota dan dijadikan sebagai tontonan sambil dihina. Cintanya yang besar terhadap tugas misi inilah yang membuat St. Joseph Freinademetz menganggap bahwa penganiayaan tersebut sebagai perbuatan anak-anak yang kadang nakal terhadap ayahnya. Dari hal ini jugalah kita mengenal spiritualitas passing over yaitu semangat misioner untuk siap sedia beralih ke tanah misi dimanapun dan kapanpun. Relasi dan bahasa cinta yang dibangunnya melalui doa pada Allah Tritunggal dan perwujudannya dalam memberi waktu dan perhatian serta pemeliharaan yang diperlukan umat. Semangat Salib jugalah yang membuatnya tidak kenal lelah melayani umat dan menanggung segala penderitaan.
P.Raymundus, SVD menutup homilinya dengan pertanyaan refleksi: "sebagai saksi-saksi-Nya apa yang akan kita tinggalkan ketika meninggal?".

Sebelum berkat penutup ada beberapa sambutan yaitu dari P.Felik Kadek, SVD selaku Provinsial SVD-Jawa, P. Lucius Sari Uran, SVD selaku romo paroki GYB, Ketua Panitia perayaan Syukur ini dan ucapan syukur dan terimakasih dari P. Stanis Picord, SVD yang pada hari ini pula merayakan pesta emas imamatnya.



Pesta syukur dilanjutkan dengan ramah tamah dan rekreasi bersama di aula gereja GYB di lantai 2. Setelah itu acara pemotongan kue tart oleh P.Stanislaw Pikor, SVD didampingi oleh P.Felik Kadek dan P.Lucius Sari Uran, SVD. Tak ketinggalan penampilan beberapa lagu dari panitia, para Romo, Suster, Frater, Bruder dan umat yang berpartisipasi aktif kegiatan ini.



Sr. Th. Sitriati, SSpS
Infokom no. 7, Januari 2011

No comments:

Post a Comment