PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Tuesday, June 30, 2015

Orang Muda Paroki Gembala Baik Batu Ingin Mengenal Hidup Membiara Lebih Dekat


Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Paroki Gembala Baik, Batu yang ke-80 pada bulan September 2015 men-datang dan mensyukuri Tahun Hidup Bakti 2015 serta memperingati hari Minggu Panggilan 2015, Paroki Gembala Baik Batu mengadakan serangkaian kegiatan, diantaranya adalah live in bagi pemuda/ pemudi yang ingin mengenal kehidupan kaum biarawan/biarawati secara langsung dan lebih dekat pada tanggal 18–19 April 2015 dan Perayaan Ekaristi Minggu Pang-gilan dengan koor gabungan biarawan/ti sekota Batu serta pameran panggilan di halaman parkir Gereja pada hari Sabtu-Minggu, 25–26 April 2015.


 Berdasarkan hasil pertemuan antara panitia HUT paroki ke-80 dan tanggapan serta kesanggupan dari komunitas-komunitas biara di sekitar kota Batu mengenai jumlah orang muda yang diterima live in, maka dihimpun 57 peserta, yang terdiri dari 22 putri dan 35putra dengan usia antara 13–18 tahun (kelas I SLTP sampai dengan kelas II SLTA), diutamakan bagi mereka yang tertarik pada hidup membiara. Me-reka bersekolah di SMPK Widyatama, SMAK YOS SUDARSO, SMAN 1, Batu dan ada beberapa dari Malang. Peserta live in dihantar ke biara-biara oleh Panitia pada hari Sabtu, 18 April 2015 Pukul 15:30 WIB.



Komunitas St. Maria/Novisiat mendapat 10 peserta putri, tetapi yang datang sem-bilan orang dikarenakan satu orang ada kegiatan di sekolahnya. Mereka disambut oleh Sr. Mikaela dan Sr. Norbertilde di depan pintu masuk.Selama kegiatan live in ini mereka didampingi oleh Sr. Lidwina, SSpS dan Sr. Sisilia Andri, SSpS. Kegiatan live in ini diawali dengan “welcome drink” dan perkenalan antara para Suster SSpS dan para peserta live in di ruang makan Komunitas St. Maria. Dalam acara perkenalan ini secara spontan Sr. Elsa mensyeringkan bagaimana perjalanan awal beliau melamar menjadi Suster Misi SSpS di Jermandan bagaimana beliau menyampaikan cita-citanya kepada orang tua, terutama meluluhkan hati Ibunya. Semangat beliau yang berkobar-kobar membuat mata para peserta live in bersinar kagum, suasana begitu hening dan hikmat.
 
Setelah acara perkenalan dan syering, Sr. Lidwina mengajak para peserta live in untuk berkeliling Komunitas Sta. Maria dan rumah novisiat. Usai berkeliling, para peserta memilih dan menentukan kamar tidur yang telah disediakan. Tiga peserta bersedia tidur sendiri, namun enam orang yang lain mengajukan untuk tidur dengan temannya (berdua) karena mereka tidak terbiasa tidur sendiri, karena takut. 

Pada Pukul 17:30–19:00 WIB Adorasi dan Ibadat Sore Pertama di Kapela Sta. Maria. Upacara penyembahan Sakramen Mahakudus dalam diam/hening dan berlutut menjadi tantangan yang menarik bagi para peserta live in, sehingga saat melihat para suster berlutut dan mereka ditawari untuk duduk bila tidak kuat, mereka lebih memilih tetap berlutut bersama beberapa Suster. Usai makan malam mereka diperkenalkan tentang Kongregasi SSpS melalui power point yang disampaikan oleh Sr. Sisilia Andri SSpS di ruang perpustakaan dengan beberapa animasi oleh Sr. Lidwina SSpS.

Keesokan harinya, pada hari Minggu, 19 April 2015 dilanjutkan dengan kegiatan Ibadat Pagi, Perayaan Ekaristi, sarapan dan mencuci piring bersama. Dalam Perayaan Ekaristi dua orang peserta mengambil bagian dalam tugas lektor. Selesai mencuci piring, diadakan persiapan EMAUS. Peserta dibekali peta perjalanan, aqua, wafer dan roti. Dari Sta. Maria mereka menyeberang ke Klinik Margi Rahayu untuk kemudian masing-masing kelompok Emaus mengikuti rute yang diperolehnya. Mereka perlu singgah di tiga pos yang telah ditentukan untuk mengerjakan kuis tentang SSpS. Sesampai di Syalom mereka diterima dan ditemani oleh Sr. Emil Kewa Demon SSpS untuk berkeliling area  mengenal karya pelayanan SSpS di  rumah retret. Beberapa dari mereka terkejut dan bercerita baru sekarang mereka tahu bahwa Margi Rahayu dan Syalom itu milik SSpS, tempat dimana beberapa diantara mereka dilahirkan dan pernah mengikuti retret sekolah.   

 Usai Emaus dilanjutkan dengan syering di ruang rekreasi novisiat. Mereka merasa bahagia dan bersyukur bisa mengalami tinggal dua hari satu malam di biara; berdoa, cuci piring, bercerita dan makan bersama Para Suster. Kesan mereka: “Tinggal di biara rasanya nyaman, damai, disiplin, banyak berdoa dan persaudaraan terasa banget”. Sekitar pukul 14:00 WIB para peserta live in berpamitan untuk  kembali ke Paroki. Sr. Norbertilde mewakili komunitas membagikan Rosario kepada masing-masing peserta. Mereka senang sekali bertemu para Suster, dalam canda diungkapkan rasa berat kaki ini meninggalkan biara SSpS….doa kami semoga di antara mereka ada yang terpikat kepada SSpS. Pengalaman live in ini ditulis oleh tiap peserta dan dilombakan.

                                                                                                                                Sr. Sisil Andri, SSpS
                                                                                                                     Infokom Edisi 45. Juni 2015

No comments:

Post a Comment