PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Wednesday, October 29, 2014

MEMELIHARA KEHIDUPAN (Cerita Komunitas St. Agnes)


Komunitas St. Agnes membuat keputusan yang berani untuk memelihara kehidupan yaitu dengan menerima anak-anak asrama tinggal bersama dengan para Suster. Anak-anak menempati lantai 2 dan 3 Komunitas St. Agnes sedangkan para Suster di lantai 1. Hal ini disebabkan karena banyak anak perempuan yang berasal dari luar Surabaya maupun luar pulau yang ingin mendapat pendidikan yang baik. Mereka ada yang berasal dari Madura, Papua, Palangkaraya, Jember dan lain-lain.


Kehadiran anak asrama dengan kebiasaan-kebiasaannya: misalnya: saat anak-anak asrama menjemur handuk atau pakaian, tidak betul, miring-miring tidak karuan, menutup pintu dengan keras, berbicara dengan suara keras apalagi pada waktu istirahat,  tidak membersihkan rambut yang jatuh di kamar mandi dan lain-lain. Tidak kenal silentium! Keberanian untuk memulai suatu karya baru ternyata membutuhkan keberanian juga untuk belajar terus-menerus: mengenal diri, orang lain, menerima setiap pribadi, mengendalikan diri dan bersabar.

Memelihara kehidupan bukan saja urusan jasmani, pendidikan tetapi juga memelihara rohani mereka. Kegiatan doa ataupun Misa yang diadakan di asrama membuat beberapa anak merasa terkesan dan rindu berelasi dengan Tuhan.  Saat mereka belajar dan bermain mereka merasa sangat letih tetapi ketika diimbangi dengan berdoa, menjadi tenang saat belajar. Menurut salah seeorang yang sudah keluar dari asrama dan masih menjalin relasi, bahwa doa penting dan jauh dari Gereja menjadi kering.

Suatu hari pernah kebobolan, satu  anak asrama menjadi korban dari facebook, dan hamil dengan seorang pemuda, ia ingin menggugurkan kandungan  tetapi  karena berkomitmen pada kehidupan maka anak tersebut dinasihati agar tidak menggugurkan kandungannya dan berusaha mempertahankan kehidupan dengan segala resiko.

Memelihara kehidupan bukan hanya memperhatikan manusianya saja tetapi lingkungan sekitar dengan aksi ramah lingkungan, misalnya dengan program biopori dan pemilahan sampah. Suster-suster yunior komunitas St. Agnes dan distrik mengawali kegiatan pembuatan lubang biopori, yang kemudian disharingkan ke mana-mana baik di lingkungan komunitas SSpS maupun di luar komunitas SSpS misalnya: di KGN/KGP, Warga Pondok Wage.

1.        Pencerahan budi/pembelajaran:
berani membuat langkah awal, semakin mengenal diri dan memahami orang lain, bersabar.

2.        NILAI-NILAI KEHIDUPAN yang telah dihayati Komunitas untuk menjadi Saksi-saksi Kristus dalam misi-Nya demi Kehidupan dalam bidang:
Spiritualitas:
·           Semangat berbagi
·           Ketekunan  & kesetiaan berdoa

3.        Hidup Kaul sebagai murid-murid Kristus:
·           Kaul kemurnian: Keterbukaan menerima siapa saja (inklusif), persaudaraan
·           Kaul kemiskinan: menerima apa adanya
·           Kaul ketaatan: setia menerima menjalankan tugas

4.        Hidup Komunitas:
·           Saling mengampuni
·           Saling menerima dan memberi
·           Kebersamaan

5.        Pelayanan Misi/Kerasulan:
·           Siap sedia
·           Kepedulian kepada yang membutuhkan
·           Keperempuanan

6.    HARAPAN-HARAPAN DI MASA DEPAN UNTUK SEMAKIN DIDAYAI OLEH ROH KUDUS UNTUK BERBAGI KABAR GEMBIRA DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT
·           Kesaksian hidup yang menunjukkan SSpS yang bahagia dan gembira
·           Spiritualitas Kongregasi semakin berakar dalam karya kerasulan
·           SSpS semakin dikenal  dan banyak panggilan


Sr. Ruth SSpS
Pemimpin Komunitas St. Agnes, Surabaya

Infokom Edisi 42 - Januari 2015

No comments:

Post a Comment