PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Friday, November 4, 2011

MALANG : Hari Study STFT ke XXXVI Widya Sasana


DR. Laurentius Sutadi Pr (mengenakan kemeja berwarna biru) 
saat menyampaikan materi seputar Teologi dan ajaran Gereja seputar Lingkungan Hidup

Hari Study pada kesempatan ini dikemas secara menarik oleh panitia dengan mengundang beberapa nara sumber dan juga 3 presenter demo yang peduli terhadap Lingkungan Hidup yaitu dari pengolahan plastik oleh para suster PK (Puteri Kasih), Ibu Widya yang memperkenalkan pengolah sampah “keranjang takakura” serta JPIC SSpS Provinsi jawa yang diwakilkan oleh Sr Ruth, Sr Devina, Sr Rosari Dewi dan Sr Trie.
Sr Ruth dan Sr Devina saat menjelaskan
pembuatan composter kepada para peserta




Acara dimulai pada hari Sabtu 28 – Minggu, 29 Oktober 2011 di Aula Misiologi SVD- Malang, dengan tema “Etika lingkungan hidup dalam perspektif kearifan lokal. Dihadiri sekitar 300 peserta yang terdiri dari para pastor paroki, para penggerak kelompok-kelompok kerasulan dan para relawan paroki, biarawan-biarawati dari beberapa ordo dan kongregasi (Para Frater dan Bruder SVD, Projo, CM, CDD, Pasionis, MSF Jogyakarta, O.Carm dll sedangkan para susternya yaitu SSpS, PK, Alma, OSU, Sang Timur. MC dll).
Antusiasme peserta saat mengikuti Hari Study STFT XXXVI 
di Aula Misiologi SVD, Malang

Selain itu peserta lainnya terdiri dari para katekis, guru/dosen agama di sekolahan dan perguruan tinggi, mahasiswa/siswi filsafat-teologi, mahasiswa/siswi pastoral kateketik, para pemandu kelompok pendalaman iman dan Kita Suci, peminat masalah-masalah pengembangan jemaat serta para aktivis lingkungan hidup.
Adapun latar belakang diadakan kegiatan ini yaitu sebagai bentuk kepedulian terhadap bumi yang sedang sakit dan telah teracuni, air dan udara tercemari. Di sisi lain, penyangga hidup bumi yang berupa hutan sedang mengalami destruksi yang sistematis. Lapisan pelindung bumi, ozon berlubang makin besar, suhu bumi beranjak naik. Akibatnya cuaca menjadi tidak teratur dan ekosistem rusak. Kerusakan bertahap ini tak lain akibat ulah kita, manusia. Hal yang mendasari perbuatan manusia adalah visinya tentang alam. Keyakinan kuno manusia yang sering disebut dengan dinamisme dan animisme, sering dianggap basi bahkan kafir, padahal keyakinan ini amat hormat dan ramah terhadap lingkungan. Sebagai gantinya muncul visi falsafat yang meterialistis memandang alam sebatas materi sehingga memudahkan untuk diobservasi, diukur, dikuasai dan dieksploitasi. Visi filsafat ini kemudian bersinergi dengan kekuatan ideologi kapitalis dan didukung oleh keserakahan ekonomis yang telah menggurita sampai ke akar rumput. Demikian juga visi theistis (biblis) dipahami sebagai menganjurkan sikap dominatife manusia terhadap alam membuat manusia tidak lagi memandang alam semesta ini sebagai sesuatu yang dihidupi, melainkan sebagai sesuatu yang harus dieksploitasi dan dikuasai. Dilain pihak, Gereja yang bertugas sebagai suara hati nurani bagi manusia, belum banyak bersuara lantang.

Dengan kegiatan Hari Study STFT kali ini kita semua diajak dan diundang untuk menggeluti pertanyaan-pertanyaan: Benarkah teologi yang diwartakan dalam Kitab Kejadian adalah suatu teologi dominasi manusia terhadap alam? Bagaimanakah analisis kritis filsafat-teologis terhadap visi materialistis yang kemudian menjelma menjadi ideologi kapitalis? Apakah tanggapan kritis kita terhadap sikap diam Gereja? Apakah sumbangan kearifan-kearifan lokal tentang visinya terhadap lingkungan hidup yang dapat kita petik? Benarkah sikap menganggap basi dan mengkafirkan kearifan-kearifan tersebut? Bagaimanakah kearifan lokal itu dapat bergandengan tangan dengan teologi kristiani?
Sr Rosari Dewi (berdiri) dan Sr Sisilia Andri (berlutut)
saat mendemonstrasikan daur ulang kertas.

Sebuah pertanyaan yang begitu mendalam dan membutuhkan permenungan ini, dikupas tuntas oleh beberapa pembicara dalam kegiatan ini yang dimulai pada hari Sabtu, 28 Oktober 2011 Pk 08.00 WIB dengan sambutan selamat datang oleh MC dan ketua panitia yang dilanjutkan dengan penyampaian dari para pembicara dalam beberapa sessi yaitu Kosmologi kontemporer: Manusia dan Semesta Alam Oleh Robertus Wijanarko M Ph.D, Padangan kearifan Lokal Jawa tentang Lingkungan Hidup oleh Prof. DR. Armada Riyanto, CM. Setelah istirahat siang acara dilanjutkan dengan mendengarkan penjelasan tentang Kearifan Lokal pada masyarakat Dayak oleh Prof. DR. Y.C Thambun Anyang S.H kemudian syering dari para presenter kepedulian Lingkungan hidup dalam bentuk Power Point, dimulai oleh Ibu Widya, pengolahan sampah plastik oleh para Suster PK. Untuk pengolahan sampah, komposter, pembuatan Lobang Biopori dan daur ulang kertas disampaikan secara singkat oleh Sr Sisilia Andri SSpS wakil dari JPIC SSpS Provinsi Jawa. Yang dilanjutkan dengan demo dimasing-masing stand yang sudah disiapkan oleh panitia. Kegiatan ini semakin menarik karena para peserta selalu kreatif menggunakan waktu yang ada untuk datang ke 3 stand belajar mengolah sampah menjadi pupuk kompos, daur ulang kertas dll.
Rm Vincentius Kirjito Pr saat menyeringkan 
Sedulur Merapi kepada para peserta

Setelah makan malam syering bentuk kearifaan lokal dari sedulur Merapi oleh Rm Vincentius Kirjito Pr.Dalam sesi ini Rm Kirjito mengawalinya dengan menayangkan film singkat tentang air (toyo yekti) di Lereng Gunung Merapi, kemudian dilanjutkan dengan menampilkan beberapa foto tentang kegiatan Misa di alam bersama umat, yang dilakukan dalam moment-moment tertentu. Misa integrasi dengan alam ini merupakan langkah awal dan sarana Rm Kirjito dalam memperkenalkan Kristus melalui budaya Jawa dan mewartakan kepada kita iman yang berangkat dari kehidupan sehari-hari, bukan iman yang hanya ada dibalik meja. Iman itu mempengaruhi kebudayaan. Inilah etika lingkungan hidup: kita harus merubah pola pikir kita mengenai alam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Acara hari pertama ditutup dengan doa syukur dan Completorium Pk 21.30 WIB
Sr Trie saat menjelaskan cara pembuatan
Lubang Biopori dan daur ulang kertas kepada para peserta

Hari ke-2 dimulai Pk 08.30 WIB dengan doa pembukaan dan langsung mendengarkan penjelasan tentang Dominatifkah Visi Biblis tentang Alam? Yang disampaikan oleh Prof. DR. Berthold Anton Pareira O.Carm, kemudian teologi dan ajaran Gereja seputar Lingkungan Hidup oleh Dr. Laurentius Sutadi Pr. Setelah makan siang acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang membahas tentang: keterkaitan dengan ekologi yaitu setiap tindakan. Ekologi ada Tuhan didalam-Nya. Manusia yang terlibat dalam ekologi adalah pelayan-pelayan Allah, maka dalam relasinya dengan alam semesta tidak ada yang lebih tinggi-semua saling terkait, manusia perlu bertanya kepada Allah: apa kehendak Allah dalam semua yang ada ini/atas alam semesta ini? Sebenarnya tujuan Allah untuk alam semesta adalah Allah menghendaki agar alam semesta menjadi tempat hunian yang layak bagi ciptaan. Sikap etis moral Gereja nampak dari kebersamaan kita untuk bergerak membebaskan sesama dan alam semesta dari kejahatan. Acara selesai Pk 14.00 WIB ditutup dengan doa penutup oleh petugas dilanjutkan dengan pembagian sertifikat bagi semua peserta.


Sr. Th. Sitriati SSpS
Infokom edisi ke-44, November 2011

No comments:

Post a Comment