PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Monday, February 21, 2011

Berita dari G. Merapi

Saat ini curah hujan di kawanan Merapi sangat tinggi selama puncak musim hujan seperti saat ini sehingga potensi banjir lahar di lereng barat dan Barat Daya Merapi tetap mengancam seluruh daerah aliran Kali Krasak, Kali Putih, Kali Blongkeng, Kali Pabelan, Kali Senowo dan, Kali Apu.

Aliran banjir lahar dingin di Kali Putih kembali terjadi pada tanggal 24 Januari 2011 pada pukul 14.00 WIB. Potensi ancaman bahaya masih dapat mengancam kapan saja mengingat curah hujan pada musim hujan kali ini diperkirakan berlangsung hingga bulan Februari-Maret. Dari data pantauan oleh BPPTK (Balai Pengembangan dan Penelitian Kegunungapian). Banjir lahar mampu mengalir lebih deras dan lebih cepat jika dibandingkan dengan aliran air biasa. Data hasil pantauan visual dan istrumental menunjukkan bahwa kecepatan aliran lahar bisa mencapai lebih dari 65 kilometer per jam dan dapat mengalir deras hingga jarak lebih dari 80 kilometer.

Data per 24 Januari 2011: Jumlah pengungsi korban lahar dingin Gunung Merapi mencapai 4.187 jiwa. Sebagian besar pengungsi tersebut berasal dari Desa Sirahan dan Desa Jumoyo, Kecamatan Salam. Dua desa tersebut merupakan lokasi yang paling parah diterjang lahar dingin. Jumlah pengungsi asal Desa Sirahan, Kecamatan Salam, mencapai 1.900 orang. Mereka ditampung di tiga titik pengungsian. Sebanyak 920 jiwa mengungsi ke Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung, Muntilan, kemudian 700 orang di balai desa Sriwedari, dan 145 orang di balai desa Tersan Gede, yang lainnya mengungsi ke rumah keluarga dan famili.

Masih banyak kelompok warga yang mendirikan posko-posko mandiri dan dapur umum untuk memberikan bantuan bagi mereka-mereka yang tidak tertangani oleh pemerintah. Saat ini kebutuhan yang paling mendesak bagi korban aliran banjir lahar hujan adalah Ketersediaan Nutrisi Pangan, khusus bagi mereka yang tidak berada di barak pengungsian.

Infokom no. 8, Februari 2011

No comments:

Post a Comment