Hiduplah Allah Esa dan Tritunggal dalam hati kita
Dan dalam hati umat manusia
Yang terkasih :
Sr.Ines dan para suster
Di Propinsi
Banyak salam dari sydney-Australia yang sedang musim panas (Summer). Pada kesempatan ini dari tanah misi seberang saya mengirimkan salam :
SELAMAT HARI NATAL 2010
DAN
TAHUN BARU 2011
Semoga berkat-berkat Natal yang adalah damai, sukacita, kasih dan pengharapan sungguh-sungguh hidup dalam diri kita dan semakin banyak orang ikut merasakan lewat sentuhan dan kehadiran kita dimanapun kita diutus dalam melayani dan mencintai sesama.
Para suster, saya juga mau mengabarkan bahwa saya dalam keadaan baik dan sehat. Terima kasih banyak atas doa-doa dan dukungan yang boleh saya alami pada tahun ini, khususnya selama ibu saya terserang stroke sejak tahun lalu. Terima kasih juga untuk Infokom yang dikirim secara rutin mengenai perkembangan propinsi. Banyak berita-beritanya yang menggembirakan dan menyentuh. Dari artikelnya saya melihat bahwa ada ruang gerak di propinsi untuk Roh Kudus berkarya secara bebas dan leluasa melaluai kehadiran dan pelayanan para suster.
Saat ini saya hidup dengan dua novis: yang satu dari Negara Kepulauan Fiji (English is the second language, part from their own vows) dan satunya lagi dari Vanuatu (Perancis, bahasa utamanya). Ada lagi dua senior suster tinggal dengan kami di lantai dua-mereka berkarya di bidang pastoral di paroki seperti mengirim komuni bagi orang tua dan hidup sendiri di rumah-rumah mereka di sekitar paroki di sini. Dua novis yang tinggal dengan saya umurnya sekitar 30-an dan mereka semua sudah tamat high school (SMA) lama sebelum mereka bergabung dengan kita.
Ada dua komunitas lagi yang berdekatan satu sama lain di Sydney. Jaraknya kira-kira 20 menit bila ditempuh dengan mobil dari tempat kami. Komunitas di Croydon adalah komunitas para suster yang mempersiapkan diri untuk kaul kekal (Tertians) yang didampingi oleh Sr. Sarita dari Provinsi India. Saat ini ada 6 Suster tertians (2 Philipines, 2 Afrika: Togo, Gana, 1 PNG, dan 1 Korea). Novis kita sering bergabung dengan mereka dalam acara-acara dan program tertentu dan merka sangat senang kalau mereka bersama-sama.
Komunitas yang lain ada di Criydon Park (dulu saya tinggal di komunitas ini sebelum saya pindah ke Ermington). Ada dua suster yang tinggal disitu dan komunitas ini disediakan untuk para suster dari Brisbane atau Melbourne yang mau transit selama mereka mengikuti program di Sydney. Sr. Martina, SSpS sebentar lagi akan datang dan menginap di komunitas ini sementara sebelum mengikuti program Cross Culture di Baulkam Hills (30 menit dengan mobil dari komunitas) bulan Januari nanti.
Setiap waktu saya semakin bangga sebagai SSpS yang begitu kaya dengan spiritualitasnya terutama One Heart Many Faces kesatuan dan keragaman Allah Tritunggal Maha Kudus yang semakin terpancar dan nampak dalam komunitas kita yang terdiri dari berbagai ragam budaya dan Nasionalnya. Perbedaan tidak terlalu terasa waktu saya masih di Indonesia, tetapi semkain terasa di sini (Australia) yang hanya terdiri dari 40 suster tetapi ada sekitar 20 Nationalities. Hal ini nampak lebih jelas lagi disemua tempat di Australia. Rupanya dunia mengarah pada hal yang sama yaitu keragaman. Penduduk dunia di satu negara semakin beragam budaya dan asalnya. Pedoman kita di Indonesia berbeda-beda tetapi tetap satu, semakin jelas untuk saya sebagai SSpS, bukan hanya sebagai slogan saja tetapi bayak pelajaran yang saya dapat. Karena benar-benar nyata saya alami dan mencoba untuk menghidupinya.
Keanekaragaman ini sungguh memperkaya satu sama lain kalau kita masing-masing mengerti letak perbedaannya lalu mengerti dan memahami tanpa memperdebatkan siapa dan orang dari mana yang lebih unggul dan inilah tantangan bagi saya untuk hidup di tengah-tengah dunia yang beraneka ragam budaya dan asalnya namun tetap memelihara Spiritualitas Komunitas Allah Tritunggal hidup dalam diri saya dan di komunitas. Hal ini besar pengaruhnya bagi saya dalam memainkan peran sebagai formator di tanah orang lain lain dengan formandi dari tempat lain yang kaya dengan nilai masing-masing.
Berkat doa-doa para suster di sini, tanpa terasa saya sudah menjalani tahun keempat dalam formasi di novisiat. Formasi awal setelah 25 tahun tidak ada formandi di Australia. Panggilan untuk orang-orang Australia sendiri sulit didapat tetapi Roh Kudus bergerak melampaui batas Australia sehingga ada panggilan dari Fiji dan Vanuatu. Sampai sekarang ada tiga suster yunior tahun pertama dan kedua di provinsi dan mereka harus melanjutkan studi akademik (perawat dan guru). Tahun depan ada dua postulant kita disini dan yang lain lagi dari Samoa, Pacific) dan dua lagi calon postulant dari Vanuatu yang harus belajar English dulu di Australia.
Dalam diskusi dengan kongregasi lain banyak yang berpendapat bahwa lebih baik membiarkan kongregasi mati perlahan-lahan kalai memang tidak ada panggilan lalu biar pekerjaan misi ditangani oleh orang-orang awam. Tetapi saya bilang kongregasi kita adalah internasional, kalau di satu tempat tidak ada penggilan kita akan pergi ke tempat lain dimana ada panggilan atau mengutus anggota dari negara yang banyak panggilannya ke tempat tertentu agar spiritualitas kongregasi dan pendiri kita tetap hidup dan bisa diteruskan di negara tertentu seperti Australia.
Begitu dulu para suster berita dari saya dan kita tetap satu dalam doa. Tuhan memberkati.
Salam dan doa saya,
Elisabeth Hariyanti SSpS
Provinsi Australia.
Infokom edisi no. 3 Januari 2011
No comments:
Post a Comment