PROVINSI MARIA BUNDA ALLAH

di Jawa-Bali-Lombok-Sumatra-Papua, INDONESIA

Saturday, August 29, 2015

Retret Tahunan Para Suster Yunior Syalom, 15 – 22 Juli 2015

Pada tanggal 15–22 Juli 2015 tepatnya selama satu minggu para suster yunior mengikuti retret bersama yang diadakan di Rumah Khalwat Syalom Batusebanyak 32 suster yang terdiri dari 28 suster yunior SSpS dan 1 suster yunior dari Kongregasi Keluarga Suci (KKS) yang sedang menimba ilmu di STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya dan 3 suster medior.


Retret tahun ini mengambil tema “Hidup Religius”yang dibawakan oleh P. Kristo Bala, SVD. Retret ini dibuka pada hari Rabu Sore (15/7/2015) dengan misa yang diintegrasikan dengan ibadat sore pada pukul 18.00.WIB. Sebelumnya kami mendengarkan sharing pengalaman akan Allah dari Sr. Veronika Lili, SSpS  yang bermisi di Belanda dan saat itu sedang berlibur di Indonesia.

Setelah makan malam, retret dibuka dengan konferensi pertama oleh P. Kristo pada pukul 20.00 WIB. Pada sesi ini P. Kristo menjelaskan tentang bagaimana kehidupan religius? Analogi yang cukup indah disampaikan oleh Pater dengan mengungkapkan bahwa hidup religius itu seperti berdansa dengan Tuhan”. Bagaimana Tuhan menghampiri dan mengulurkan tangan kepada kita dan mengundang kita untuk mengikuti-Nya. Namun kita juga dituntut untuk peka terhadap ritme Tuhan untuk kita.

Keesokan harinya kami diajak untuk lebih mendalami makna terdalam dalam ke-hidupan religius itu. Bahwa hidup religius adalah sebuah hadiah spesial yang Tuhan berikan kepada kita masing-masing dan merupakan bentuk ungkapan cinta Tuhan kepada kita, dan kami diajak untuk semakin merefleksikan hidup religius kami masing-masing selama ini.

Pada hari berikutnya kami diajak untuk merenungkan ketiga kaul yang merupakan ikatan kasih Tuhan. Kaul pertama yang disampaikan adalah kaul kemurnian dengan mengutip dari Konstitusi SSpS tentang kaul kemurnian, kami dihantar untuk melihat dan merenungkan kaul kemurnian sebagai Suster SSpS dalam terang sabda Allah dan Konstitusi SSpS. Setelah itu, kami diajak pula untuk merenungkan kaul ketaatan dan yang terakhir adalah kaul kemiskinan dan kami diberi kesempatan untuk pengakuan dosa.

Pada sesi terakhir kami diajak untuk merenungkan bahwa mengikuti Yesus ibarat kita mengalami Cross Culture, Cross Boundaries (Lintas Budaya, lintas Batas), yang menantang kita untuk keluar dari zona nyaman kita dan melihat serta memahami diri kita, orang lain dan dunia lain yang ditawarkan Yesus kepada kita. Namun juga tahu batas serta tidak melanggar batas moral, etika dan sopan santun. Sebagaimana Yesus juga berjalan melampaui batas sosial kehidupan antara lain dalam kisah perjumpaan-Nya dengan wanita Samaria, orang kusta, orang buta dan juga para pendosa. Para murid Yesuspun melintasi atau keluar dari batas wilayah mereka, kebudayaan dan memasuki wilayah atau kota lain bersama Yesus. Kita yang saat ini juga mengikuti Yesus secara radikal juga keluar dari wilayah dan budaya lingkungan kita masing-masing.

Secara psikologis, lintas batas itu membawa kita dari yang semula tidak percaya menjadi percaya akan rencana Tuhan, dari rasa marah menjadi belas kasihan, dari kesombongan menjadi kerendahan hati, dari ketakutan menjadi keberanian dari kecenderungan untuk mengontrol sesama menjadi berserah diri kepada Tuhan. Namun Lintas batas itu juga mengandung banyak tantangan seperti kecenderungan untuk menghakimi, membandingkan, bahasa baru, kebiasaaan atau budaya baru. “setiap tantangan juga mengandung rah-mat atau berkat yang luar biasa”.  Lintas budaya atau batas ini juga mengajak kita pribadi untuk melihat bahwa kita mem-punyai kerapuhan, keterbatasan dan ke-lemahan. Kita diajak juga untuk beradaptasi bahkan menjadi inkulturasi serta menghargai diri sendiri dan sesama. Lintas budaya lintas batas ini juga mengubah diri kita untuk bertobat, membaharui diri dan dengan penuh kesadaran sebagai manusia yang tidak sempurna dan rapuh dalam mengikuti Yesus setiap saat hingga kita mati.

Dalam misa penutupan retret, ketiga suster medior bersyukur dan membaharui kaul mereka, sedangkan para suster yunior secara bergantian mengungkapkan buah-buah retret yang dibungkus dalam komit-men-komitmen pribadi. Setelah itu, pater Kristo memerciki kami dengan air suci.  Komitmen-komitmen yang telah kami buat ikut dipersembahkan di atas altar sebagai persembahan dan juga sebagai permohonan untuk berkat Tuhan agar masing-masing pribadi dimampukan untuk mewujudkan komitmen ini.

Setelah misa diadakan acara makan bersama dan juga beberapa ucapan terima kasih dan kata sambutan dari Sr. Veronika Samosir yang mewakili para Suster yunior, Pater Kristo, SVD, dan juga Sr. Odilia,SSpS serta Sr. Silvi yang merayakan ulang tahunnya dalam keheningan retret tahun ini. Kami sungguh bersyukur atas kesempatan boleh hening bersama dengan Yesus sendiri dan menemukan buah-buah kasih-Nya yang men-jadi bekal perjalanan rohani kami selanjutnya.

            Sr. M. Christiani, SSpS
Infokom Edisi 46, Juli 2015


No comments:

Post a Comment